Thursday, May 31, 2018

Sikatan Mugimaki, Si Burung Ocehan Migrasi yang Bersuara Merdu

Jenis burung Sikatan yang sering dipanggil dengan nama Tledekan ini tergolong jenis burung ocehan yang lazim dipelihara orang-orang dan diikutkan dalam berbagai ajang perlombaan. Hanya saja, jenis burung Sikatan yang dipelihara biasanya berhabitat asli di wilayah hutan kita. Padahal ada juga jenis burung Sikatan rutin bermigrasi ke wilayah hutan kita tapi mempunyai suara kicauan yang tak kalah merdu dan nyaring. Karenanya, penulis pun coba mengenalkan salah satu di antaranya agar kita semua bisa lebih mengetahuinya. Dan nama burung Sikatan tersebut adalah burung Sikatan Mugimaki.

Burung Sikatan Mugimaki merupakan salah satu jenis burung migrasi yang berasal dari keluarga Muscicapidae. Area persebaran yang menjadi habitat aslinya untuk berkembangbiak berada di kawasan Siberia, Tiongkok, Mongolia, Rusia, Korea. Selain itu, saat habitat aslinya sedang akan memasuki musim dingin biasanya kawanan burung Sikatan Mugimaki pergi bermigrasi sementara waktu menuju ke negara-negara yang beriklim tropis ataupun sedang tidak dilanda hujan salju seperti bagian tenggara Tiongkok, Filipina, Indonesia, dan beberapa negera lainnya di Asia Tenggara. Selain itu juga, daerah di Indonesia yang dijadikan rumah sementara bagi burung Sikatan Mugimaki banyak terdapat di kawasan Sunda Besar hingga Sulawesi.
Burung Sikatan Mugimaki 
Disamping itu, biasanya saat berada di alam liar burung Ficedula Mugimaki yang dipanggil dalam bahasa latin ini bergerak secara sendirian atau dalam kelompok kecil. Biasanya jenis makanan yang disantapnya cukup bervariasi baik itu jangkrik, ulat, kroto, buah-buahan, dan juga hewan invetebrata selain serangga. Hanya saja, mengingat kawasan hutan Indonesia bukanlah menjadi habitat aslinya sehingga tidak diketahui pasti terkait waktu berkembangbiak dan jumlah telur yang dieraminya.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Sikatan Mugimaki terlihat tidak jauh beda dari jenis burung Sikatan lainnya yang berukuran sekitar 13 cm saja. Selain itu, terdapat perbedaan corak warna yang cukup mencolok antara jantan dan betinanya yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Burung Sikatan Mugimaki jantan:
  • Berwarna hitam agak kusam yang menutupi bagian atas tubuhnya seperti mahkota kepala, sisi wajah, punggung, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna putih yang terlihat dibagian atas matanya berupa garis panjang, pangkal dan tengah sayap, area belakang perut, hingga ke tunggirnya.
  • Berwarna jingga tua yang tampak dibagian tenggorokan, dada, dan pangkal perutnya.
  • Matanya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam.
  • Paruhnya berwarna hitam yang berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  • Kakinya berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

2. Burung Sikatan Mugimaki betina:
  • Berwarna cokelat kusam yang tampak dibagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna jingga tua yang terdapat dibagian tenggorokan, dada, dan perutnya.
  • Berwarna putih polos yang hanya tampak dibagian perut dan tunggirnya saja.
Nah, setelah membicarakan karakter fisik burung Sikatan Mugimaki maka kita pun perlu mengenal ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Sikatan Mugimaki lumayan nyaring dengan adanya getaran yang cukup lembut terdengar di telinga. Volume kicauannya tidak terlalu tinggi dengan tempo yang agak cepat. Nada kicauannya berupa: “trrrr...trrrr” yang diselingi dengan suara: “tii....tiii” secara terus-menerus dalam durasi sekitar setengah menitan.

Yup, walaupun burung Sikatan Mugimaki bukan burung penetap di wilayah hutan Indonesia tapi suara kicauannya juga terdengar lumayan merdu dan nyaring. Akan tetapi bagi yang tertarik untuk memeliharanya tentu cukup kesulitan memperolehnya dikarenakan keberadaannya cukup jarang terlihat di pasar burung ocehan. Karenanya Anda pun bisa mengunduh audio suaranya yang tersedia di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2013/03/12/sikatan-mugimaki/
https://www.hbw.com/species/mugimaki-flycatcher-ficedula-mugimaki
https://omkicau.com/2014/06/22/sikatan-mugimaki-si-mungil-yang-membuat-penasaran-kicaumania/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ficedula_mugimaki_2_-_Khao_Yai.jpg

Wednesday, May 30, 2018

Mengulik Lebih Jauh Tentang Burung Philentoma Sayap-merah

Berbicara tentang burung Philentoma Sayap-merah mungkin hanya sedikit dari pembaca yang pernah melihatnya secara langsung di alam liar. Ya, hal ini pun wajar karena memang hampir tidak ada yang memelihara atau melihatnya di pasar burung ocehan. Walaupun demikian, suara kicauannya terdengar mengalun merdu yang tak kalah bagus dibandingkan jenis burung ocehan yang sudah umum kita kenal. Begitu juga, dengan area persebarannya yang diketahui hanya terbatas di wilayah Asia Tenggara saja. Karenanya penulis pun tertarik untuk menguliknya lebih jauh lagi agar kita semakin mengenal burung Philentoma Sayap-merah.
Ilustrasi Burung Philentoma Sayap-merah
Burung Philentoma Sayap-merah merupakan salah satu jenis burung ocehan yang hanya memiliki dua jenis dan berasal dari keluarga Platysteiridae. Telah dikatakan bahwa area persebarannya hanya terpusat di kawasan Asia Tenggara yang meliputi negara Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesa saja. Selain itu, daerah di kawasan hutan Indonesia yang terdapat populasi burung Philentoma Sayap-merah tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, dan Kepulauan Natuna. Dan juga, jumlah sub-spesiesnya tergolong sangatlah sedikit yang hanya dua jenis yakni pyrhoptera dan dubia.

Sedangkan kehidupan burung Philentoma Pyrhoptera yang dipanggil dalam bahasa latin ini berada di perbukitan dan pegunungan dengan rentang ketinggian bisa mencapai 1600 meter dpl. Area alam liar yang dihuninya pun berupa hutan primer, hutan sekunder, hutan kerangas, dan hutan rawa-gambut yang letaknya cukup jauh dari pemukiman masyarakat. Saat mencari makanan seringnya bergerak aktif dibagian lapisan tengah ataupun bawah hutan dengan menyantap hewan invetebrata termasuk serangga. Selain itu, waktu berkembangbiak yang biasanya dijalani burung Philentoma Sayap-merah dilakukan sekitar bulan Februari hingga September.
Baca juga:
Disamping itu, ciri fisik burung Philentoma Sayap-merah ini tergolong sedang dengan panjang sekitar 16 cm. Selain itu, terdapat keunikan tentang perbedaan corak warna yang mencolok sesama jenis jantan yang berbeda sub-spesies yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Burung Philentoma Sayap-merah jantan biasa:
  • Berwarna biru tua yang menutupi bagian mahkota kepala, sisi wajah, pangkal punggung, pangkal dan sisi pinggir sayap, tenggorokan, dan pangkal dada.
  • Berwarna cokelat tua terlihat dibagian belakang punggung, sayap, dan atas ekornya.
  • Berwarna abu-abu kecokelatan yang terlihat dibagian perut sampai tunggirnya.
  • Paruhnya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  • Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang agak tajam.
  • Ekornya berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.

2. Burung Philentoma Sayap-merah jantan biru:
  • Berwarna biru tua yang tampak dihampir seluruh bagian tubuhnya mulai dari mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, tenggorokan, dada, pangkal perut, dan sayapnya.
  • Berwarna biru tua kehitaman yang hanya terlihat dibagian sisi pinggir sayapnya saja.
  • Lalu berwarna putih yang berupa bercak diarea perut hingga tunggirnya.

3. Burung Philentoma Sayap-merah betina:
  • Berwarna biru muda yang tampak dibagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, dan area pangkal dadanya.
  • Berwarna cokelat tua yang terdapat dibagian punggung, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna putih bercampur cokelat yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
Nah, setelah membicarakan tentang ciri fisik burung Philentoma Sayap-merah maka kita pun juga perlu mengenali karakter suara kicauannya. Ya, suara burung Philentoma Sayap-merah lumayan nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya tidak terlalu tinggi dengan tempo yang lumayan lambat dan terdengar mengalun lembut. Nada kicauan yang berupa: “tiu....hiiuuu” dibunyikan secara terus-menerus dengan karakter mirip siulan berirama panjang yang dimulai dari volume rendah hingga terus meninggi.

Yup, itulah kiranya yang bisa penulis sampaikan seputar burung Philentoma Sayap-merah yang habiatnya hanya tersebar di kawasan Asia Tenggara saja. Selain itu, mengngat masih sedikitnya yang mencoba memeliharanya maka ada baiknya memang kita tidak perlu memaksakan untuk merawatnya. Dan bagi Anda yang tertarik dengan suara kicauannya maka bisa mengunduhnya dari internet yang nantinya bisa dipergunakan untuk memaster atau memancing agar burung ocehan di rumah lebih aktif berkicau.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2013/03/06/philentoma-sayap-merah/
https://www.hbw.com/species/rufous-winged-philentoma-philentoma-pyrhoptera#Descriptive_notes

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Philentoma_pyrhoptera_1838.jpg

Tuesday, May 29, 2018

Cinenen Pisang, Si Burung Ocehan Mungil yang Bersuara Merdu

Jenis burung Cinenen yang tergolong ke dalam keluarga Sylviidae dikenal sebagai burung ocehan yang lumayan merdu dan nyaring. Hal ini diketahui dari mulai adanya yang berminat memelihara jenis burung Cinenen yang juga dimanfaatkan untuk memaster atau memancing agar burung ocehan lain lebih rajin berkicau. Selain itu, jenis burung Cinenen yang tersebar di wilayah hutan Indonesia tergolong lumayan banyak yang mencapai enam jenis dengan ukuran rata-rata cukup kecil atau mungil. Dan pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu di antaranya agar kita semakin mengetahuinya. Adapun nama burung Cinenen tersebut adalah burung Cinenen Pisang.

Burung Cinenen Pisang merupakan salah satu jenis burung Cinenen yang area persebarannya lumayan luas yang terdapat diberbagai kawasan Asia. Negara-negara yang menjadi habitat bagi burung Cinenen Pisang terdiri dari negara Pakistan, India, Sri Lanka, Nepal, Myanmar, Bhutan, Bangladesh, Tiongkok, Laos, Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia. Walaupun area persebarannya cukup luas tapi keberadaannya di wilayah hutan Indonesia hanya terdapat di Pulau Jawa saja. Mungkin karena itulah masih banyak di antara kita yang belum mengenal ataupun pernah melihatnya secara langsung di alam liar.
Burung Cinenen Pisang
Sedangkan keberadaan burung Cinenen Pisang yang terdapat di Indonesia banyak tersebar di area dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 1500 meter dpl. Area alam liar yang menjadi rumahnya tergolong cukup luas yang meliputi hutan sekunder, hutan terbuka, dan pekarangan yang tidak jauh dari tempat tinggal masyarakat. Karakternya dikenal cukup aktif bergerak diantara semak belukar dan rimbunnya pepohonan. Biasanya jenis makanan yang rutin disantapnya berupa kroto serangga, ulat, jangkrik, kumbang, dan tempayak. Selain itu, burung Cinenen Pisang melakukan perkawinan berlangsung sekitar bulan April, September, dan Januari dengan jumlah telur sekitar tiga butir.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Orthotomus sutorius yang dipanggil dalam bahasa latin ini lumayan kecil dengan panjang hanya mencapai 10 cm saja. Selain itu, ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya dibawah ini:

  1. Berwarna merah karat tua yang hanya terdapat dibagian mahkota kepalanya. Pada bagian mahkota kepalanya ditumbuhi bulu-bulu tebal yang berukuran agak panjang.
  2. Berwarna hijau zaitun kecokelatan yang tampak dibagian punggung, sayap, dan ekornya.
  3. Berwarna abu-abu kusam yang terlihat mendominasi bagian tubuhnya seperti sisi wajah, tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  4. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang agak tajam.
  5. Paruhnya yang berwarna merah muda berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  6. Ekornya yang berwarna hijau zaitun berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
  7. Lalu kakinya yang berwarna merah muda berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah membahas tentang karakter fisik burung Cinenen Pisang maka kita juga perlu mengenal terkait ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Cinenen Pisang tergolong nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya juga lumayan tinggi dengan tempo yang cukup rapat atau terdengar seperti suara crecetan. Nada kicauannya berupa “te...ciii..tee...ciii” “ciuu....ciiuuu...ciuu” dan “tekk....tekkk” yang dibunyikan secara berulang-ulang dengan durasi di atas satu menitan.

Okey, begitulah penjelasan tentang burung Cinenen Pisang yang habitatnya hanya terdapat di wilayah Pulau Jawa saja. Untuk itu, agar kelestariannya tidak tertanggu di alam liar maka ada baiknya kita memang tidak perlu memaksakan untuk memeliharanya dengan menangkap dari hutan. Dan bagi Anda yang tertarik dengan ciri kicaunnya maka dapat mengunduh audio suaranya yang ada di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2012/02/06/cinenen-pisang/
2. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_cinenen_pisang.htm
3. https://www.hbw.com/species/common-tailorbird-orthotomus-sutorius

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Common_Tailorbird_(Orthotomus_sutorius)_in_Hyderabad,_AP_W_IMG_7561.jpg

Perenjak Rawa, Si Burung Ocehan Mungil yang Bersuara Merdu

Jenis burung Perenjak atau yang akrab dipanggil Ciblek tergolong bagian jenis burung ocehan yang sudah umum dikenal orang-orang. Hal ini dikarenakan suara kicauannya terdengar tak kalah merdu dan nyaring dibandingkan jenis burung ocehan yang biasanya dipelihara dan diikutkan dalam perlombaan. Selain itu, keberadaan jenis burung Perenjak yang ada di wilayah hutan Indonesia terdiri dari lima jenis dan hanya dua di antaranya yang lazim dikenal orang-orang seperti burung Perenjak Jawa dan Perenjak Gunung. Akan tetapi pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu jenis burung Perenjak yang tidak terlalu banyak dikenali. Dan nama burung tersebut adalah burung Perenjak Rawa.

Burung Perenjak Rawa merupakan salah jenis burung Perenjak yang berasal dari keluarga Sylviidae. Area persebarannya tidak hanya terdapat di wilayah hutan Indonesia tapi juga tersebar dibanyak negara Asia lainnya seperti Pakistan, India, Tiongkok, Myanmar, Vietnam Taiwan, Laos, Kamboja, dan Malaysia. Selain itu, daerah di Indonesia yang dihuni kawanan burung Perenjak Rawa tersebar di Sumatera, Pulau Nias, Jawa, dan Kalimantan. Luasnya area persebarannya juga terkait dengan banyaknya jumlah sub-spesies yang mencapai tujuh jenis dan terdiri dari sindiana, flaviventris, delacouri, sonitans, rafflesi, halistona, dan latrunculus.
Burung Perenjak Rawa
Sedangkan area alam liar yang biasanya ditempati burung Perenjak Rawa tersebar merata baik di dataran rendah hingga perbukitan dengan ketinggian mencapai 900 meter dpl. Kawasan alam bebas yang banyak terdapat populasi burung Perenjak Rawa biasanya di rawa gelagah, padang rumput tinggi, dan semak belukar yang tidak terlalu banyak pepohonannya. Selain itu, karakternya dikenal cukup pemalu dengan lebih sering mengeluarkan bunyi suara dibandingkan menampakkan dirinya. Begitu juga dengan waktu berkembangbiaknya yang berlangsung dibulan Maret, Mei, November, dan Desember dengan jumlah telur maksimal sebanyak empat butir.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Prinia Flaviventris yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong lumayan kecil dengan panjang hanya sekitar 13 cm saja. Dan untuk ciri fisiknya lain bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna abu-abu kehitaman yang hanya tampak dibagian mahkota kepala dan belakang matanya.
  2. Berwarna kuning zaitun kehijauan yang terlihat dibagian tengkuk, punggung, sayap, pangkal ekor, perut, dan tunggirnya.
  3. Berwarna hitam zaitun tua yang yang hanya menutupi bagian ekornya saja.
  4. Berwarna abu-abu agak kusam dibagian tenggorokan, sisi wajah, dan pangkal dadanya saja.
  5. Paruhnya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang yang terlihat agak tebal.
  6. Matanya yang memiliki iris dengan corak warna cokelat tua berukuran sedang yang sorot tatapannya cukup tajam.
  7. Ekornya yang berwarna hitam zaitun berukuran lumayan panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
  8. Lalu kakinya yang berwarna kuning kecokelatan berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah mengulik tentang karakter fisik burung Perenjak Rawa maka kita juga perlu mengetahui terkait ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Perenjak Rawa lumayan nyaring dan terdengar agak melengking di telinga. Volume kicauannya juga tergolong sedang dengan tempo yang lumayan rapat dan cenderung agak tergesa-gesa. Nada kicauannya berupa: “scink...scinkk...scinkkk” yang dibunyikan dengan irama cukup teratur. Hanya saja, secara umum suara kicauannya tergolong monoton yang walaupun terdengar lumayan lantang dan tajam.

Yup, begitulah penjelasan seputar burung Perenjak Rawa yang kualitas suaranya tidak kalah nyaring dibanding burung Perenjak lainnya yang umum kita kenal. Untuk itu, bagi Anda yang tertarik dengan burung Perenjak Rawa maka tak ada salahnya mencarinya di pasar burung ocehan untuk dipelihara. Akan tetapi bila cukup sulit menemukannya di pasar burung maka bisa mengunduh audio suara yang banyak terdapat di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_perenjak_rawa.htm
2. https://www.hbw.com/species/yellow-bellied-prinia-prinia-flaviventris
3. http://www.kutilang.or.id/2012/02/07/perenjak-rawa/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Yellow-bellied_Prinia_-_Taiwan_S4E9702_(17133168450).jpg

Monday, May 28, 2018

Mengenal Lebih Dekat Burung Tukik Tikus

Berbicara tentang jenis burung Pelatuk mungkin sebagian besar dari para pembaca sekalian sudah mengenal ataupun pernah melihatnya. Ya, jenis burung Pelatuk yang dikenal akrab dalam film kartun Woody Woodpecker diketahui memiliki jambul panjang berwarna merah dengan paruh panjang yang dipergunakan untuk mematuki batang pohon sebagai sarangnya. Selain itu, jenis burung Pelatuk yang terdapat di wilayah hutan Indonesia tergolong lumayan banyak dengan ukuran mulai kecil sampai besar. Hanya saja, pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu jenis burung Pelatuk yang ukuran tubuhnya sangat kecil. Dan nama burung tersebut adalah burung Tukik Tikus.

Burung Tukik Tikus merupakan salah satu jenis burung Pelatuk yang berasal dari keluarga Picidae. Area persebaran burung Tukik Tikus diketahui hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara yang meliputi negara Myanmar, Thailand, dan Indonesia saja. Selain itu, daerah di Indonesia yang terdapat populasi burung pelatuk mungil ini tersebar di Sumatera, Belitung, Pulau Nias, Kalimantan, dan Jawa. Terbatasnya area persebaran burung Tukik Tikus mungkin dipengaruhi oleh jumlah sub-spesiesnya yang hanya sebanyak dua jenis yakni Abnormis dan Magnirostris.
Burung Tukik Tikus
Perlu diketahui bahwa di alam liar biasanya burung Tukik Tikus terdapat di dataran rendah hingga perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian mencapai 800 meter dpl. Area alam lias yang menjadi habitatnya berupa hutan primer, hutan sekunder, dan rumpun bambu yang letaknya cukup jauh dari pemukiman masyarakat. Kebiasaannya saat mencari makanan dilakukan dengan mematuki batang dan cabang pohon sambil mengeluarkan suara. Santapan makanan yang biasa dicarinya berupa tempayak, ulat, jangkrik, dan larva semut. Selain itu, saat memasuki masa berkembangbiak yang terjadi sekitar bulan Mei hingga Agustus biasanya sang indukan akan membangun sarang di batang pohon yang sudah mati dengan mematuki sehingga berbentuk lubang yang berukuran sedang.
Baca juga:
Seperti disinggung pada akhir paragraf pertama bahwa ukuran tubuh burung Sasia Abnormis yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong cukup kecil dengan panjang hanya sekitar 10 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna hijau tua zaitun yang tampak menutupi bagian atas tubuhnya seperti mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna kuning tua kemerahan yang menutupi sebagian besar bagian tubuhnya mulai dari kening kepala, sisi wajah, tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  3. Paruhnya yang berukuran agak panjang tampak berwarna hitam dibagian atas dan hijau muda di area bawahnya yang terlihat cukup tebal.
  4. Matanya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam
  5. Ekornya yang berwarna hijau terlihat berukuran sangat pendek dan seperti tidak memiliki ekor.
  6. Lalu kakinya berwarna kuning oranye yang berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah membahas terkait ciri-ciri fisik burung Tukik Tikus maka kita pun juga perlu mengulik tentang karakter suara kicauannya. Ya, suara burung Tukik Tikus tergolong nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya tidak terlalu tinggi dengan tempo yang cukup rapat. Nada kicauannya pun berupa: “tsitttt” dan “kihhh....kihhh....kihhh” yang berbunyi secara berulang-ulang dengan durasi hampir setengah menit.

Yup, begitulah kiranya penjelasan seputar burung Tukik Tikus yang satu-satunya jenis burung Pelatuk dengan ukuran tubuh paling mungil. Selain itu suara kicauannya pun terdengar lumayan merdu dan nyaring. Hanya saja, mengingat masih sangat jarangnya yang memelihara burung Tukik Tikus maka ada baiknya kita tidak perlu memaksakan untuk merawatnya karena bisa jadi berujung pada matinya burung pelatuk tersebut. Untuk itu, bagi Anda yang tertarik dengan suara kicauannya maka bisa mengunduhnya dari internet. Okey.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/04/05/tukik-tikus/
2. https://omkicau.com/2014/06/27/tukik-tikus-burung-pelatuk-terkecil-di-dunia-itu-ada-di-indonesia/
3. https://www.hbw.com/species/rufous-piculet-sasia-abnormis

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sasia_abnormis.jpg

Sunday, May 27, 2018

Kecici Belalang, Si Burung Ocehan Migrasi yang Bersuara Merdu

Berbicara tentang jenis burung ocehan yang suara kicauannya cukup merdu dan nyaring biasanya kita akan tertuju pada burung-burung yang berhabitat asli di Indonesia. Hal ini pun wajar sebab jenis burung ocehan yang banyak dipelihara dan sering diperlombakan memang rata berhabitat dan berkembangbiak di wilayah hutan kita. Walaupun demikian, ternyata ada juga jenis burung ocehan migrasi yang rutin mendatangi wilayah hutan kita setiap tahunnya yang memiliki suara kicauan lumayan merdu dan nyaring. Karenanya pada tulisan ini coba mengulik salah satu di antara agar kita dapat semakin mengenalnya. Dan nama burung ocehan migrasi tersebut adalah burung Kecici Belalang.

Burung Kecici Belalang merupakan salah satu jenis burung migrasi yang berasal dari keluarga Sylviidae. Area persebaran negara yang menjadi tujuannya bermigrasi tergolong lumayan luas yang meliputi bagian Asia Selatan, India, Asia Tenggara, dan termasuk juga ke Indonesia. Begitu juga area persebarannya di Indonesia diketahui terdapat di kawasan Sunda Besar dan Sulawesi. Selain itu, negara yang menjadi habitat aslinya untuk berkembangbiak berada di Siberia, Tiongkok, Mongolia, Transbaikalia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Walaupun area persebarannya lumayan luas tapi jumlah sub-spesiesnya tidak terlalu banyak hanya sekitar empat jenis yakni rubescens, sparsimstriata, certhiola, dan centralasiae.
Ilustrasi Burung Kecici Belalang
Sedangkan sewaktu berada di Indonesia biasanya burung Kecici Belalang berada di kawasan dataran rendah hingga dataran tinggi. Area alam bebas yang menjadi habitatnya berupa kawasan terbuka yang tidak terlalu jauh dari pemukiman masyarakat seperti hutan buluh, area persawahan, rawa-rawa, hutan dekat air payau, pinggiran hutan, dan semak belukar. Karakternya dikenal cukup pemalu dengan lebih suka bersembunyi dan bergerak mengendap-endap di antara rimbunnya pohon dan hutan. Santapan makanan yang rutin dicarinya setiap hari berupa serangga dan buah-buahan kecil. Hanya saja, mengingat habitat aslinya tidak berada di Indonesia maka sulit diketahui secara jelas terkait waktu berkembangbiak dan jumlah telur yang dierami indukannya.
Baca juga:
Adapun ukuran tubuh burung Locustella certhiola yang dipanggil dalam bahasa latin ini lumayan sedang dengan panjang sekitar 15 cm. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat tua yang terdapat dibagian mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, sisi bawah sayap dekat, perut, dan ekornya.
  2. Berwarna hitam berupa garis-garis tebal yang tampak dibagian mahkota kepala, punggung, sayap, hingga ekornya.
  3. Berwarna abu-abu kecokelatan yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  4. Paruhnya berwarna hitam dibagian atas dan kuning dibagian bawah yang berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  5. Matanya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam.
  6. Ekornya yang berwarna cokelat bercampur hitam berukuran sedang dengan bulu-bulu yang berukuran agak lebar.
  7. Lalu kakinya yang berwarna kuning kecokelatan berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah mengulik tentang ciri-ciri fisik burung Kecici Belalang maka kita juga perlu membahas terkait dengan karakter suara kicauannya. Ya, suara burung Kecici Belalang lumayan nyaring dan tidak terlalu melengking di telinga. Volume kicauannya juga tergolong sedang dengan tempo yang cukup rapat sehingga terdengar seperti suara crecetan. Nada kicauannya berupa: “Cirrr...ciirrrr” dan “tikkk...tikkk...tikkk” yang dibunyikan secara berulang-ulang dengan durasi hingga satu menitan.

Yup, walaupun burung Kecici Belalang bukanlah burung penetap yang bersarang di Indonesia tapi sudah banyak juga di antara para penghobies yang telah mengenal ataupun sedang memeliharanya. Hal ini pun tentu terkait dengan suara kicauannya yang cukup aktif berbunyi dan sering dipergunakan untuk memaster ataupun memancing burung ocehan agar lebih rajin berkicau. Hanya saja, keberadaannya di pasar burung pun tergolong masih sangat jarang maka bagi Anda yang tertarik dengan burung Kecici Belalang dapat mengunduh audio suaranya yang ada di internet. Okey.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2012/03/29/kecici-belalang/
2. https://omkicau.com/2013/12/31/paduan-cerecetan-siulan-dan-tembakan-kecici-belalang/
3. https://www.hbw.com/species/pallass-grasshopper-warbler-locustella-certhiola

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Locustella_certhiola_1876.jpg

Mengenal Lebih Dekat Burung Anis Kuning

Berbicara tentang burung Anis Kuning mungkin sangat sedikit di antara kita yang pernah melihatnya secara langsung. Ya, hal ini pun wajar sebab burung Anis Kuning tergolong jenis burung migrasi yang hanya berada di wilayah hutan Indonesia saat waktu tertentu saja. Selain itu, ciri fisiknya pun berukuran tidak kalah jauh berbeda dari jenis burung Anis lainnya yang sudah umum kita kenal. Begitu juga dengan kualitas suaranya pun tergolong merdu dan nyaring yang bisa dimanfaatkan untuk memaster burung ocehan lainnya. Untuk itu, penulis pun tertarik mengulasnya lebih dekat lagi agar kita semakin mengenalnya.

Burung Anis Kuning merupakan salah satu jenis burung Anis yang berasal dari keluarga Turdidae. Area persebaran yang menjadi negara tujuan migrasinya terdapat di negara India, Taiwan, Filipina, dan Indonesia. Begitu juga dengan daerah di Indonesia yang menjadi rumahnya sementara tergolong merata yang tersebar di kawasan Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Flores. Terkait negara yang menjadi habitat aslinya berada di Siberia, Kamchatka, Mongolia, dan Amurland yang memiliki musim dingin. Hanya saja tidak diketahui secara jelas terkait jumlah sub-spesiesnya baik yang bermigrasi ke Indonesia ataupun dinegara lainnya.
Burung Anis Kuning
Sedangkan area alam liar yang biasanya ditempati kawanan burung Anis Kuning tersebar cukup merata baik dataran rendah hingga perbukitan dan pegunungan. Area hutan itu pun berupa hutan sekunder, hutan mangrove, hutan casuarina, hutan primer, hutan terbuka, hutan dekat pantai, dan vegetasi sekunder. Biasanya santapan yang rutin dicari burung Anis Kuning berupa hewan invetebrata seperti serangga dan siput. Selain itu, karakternya juga dikenal tidak terlalu takut saat didekati oleh manusia dan memiliki sifat yang ingin tahu dengan mendatangi objek yang membuatnya penasaran. Akan tetapi mengingat statusnya sebagai burung migrasi tentunya tidak diketahui pasti terkait waktu berkembangbiak dan jumlah telur yang dierami indukannya.
Baca juga:
Adapun ukuran fisik burung Turdus Obscurus yang dipanggil dalam bahasa latin ini tidak terlalu besar dengan panjang sekitar 23 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat zaitun tua yang tampak dibagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, punggung, sayap, dada, dan ekornya.
  2. Berwarna hitam keabu-abuan yang hanya terlihat dibagian tengah punggung dan ujung sayapnya.
  3. Berwarna oranye tua yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, dan sisi samping perutnya.
  4. Berwarna putih terang yang terdapat dibagian alis mata, perut, hingga tunggirnya.
  5. Matanya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam
  6. Paruhnya berwarna hitam dibagian atas dan kuning tua area bawahnya yang berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  7. Ekornya yang berwarna kecokelatan berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  8. Lalu kakinya yang berwarna kuning tua kehitaman berukuran agak panjang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah mengulik tentang ciri-ciri fisik burung Anis Kuning maka selanjutnya kita pun perlu juga membahas terkait kualitas suara kicauannya. Ya, suara burung Anis Kuning terdengar cukup nyaring dan merdu. Volume kicauannya lumayan sedang dengan tempo yang tidak terlalu rapat. Nada kicauannya berupa: “zip....zippp” yang dibunyikan dengan irama mengalun merdu.

Yup, sampai sini kiranya penjelasan seputar burung Anis Kuning yang tergolong burung migrasi dengan suara kicauan nyaring dan merdu. Mungkin setelah membaca artikel ini tidak hanya menambah wawasan kita seputar ragam jenis burung ocehan tapi juga membuat Anda tertarik dengan burung Anis Kuning. Hanya saja, mengingat burung Anis Kuning tidak setiap waktu berada di Indonesia tentu akan sulit menemukannya. Untuk itu ada baiknya bisa mencari rekaman audio suaranya yang ada di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2011/08/02/anis-kuning/
2. https://www.hbw.com/species/eyebrowed-thrush-turdus-obscurus

Rerefensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Eyebrowed_Thrush.jpg

Saturday, May 26, 2018

Mengulik Lebih Jauh Tentang Burung Merbah Cerukcuk

Jenis burung Merbah yang masih satu keluarga dengan jenis burung Cucak-cucakan tergolong bagian jenis burung ocehan yang sudah umum dikenal orang-orang. Hal ini pun sebenarnya tak terlepas dari suara kicauannya yang tidak hanya nyaring tapi juga bertempo lumayan rapat sehingga sangat bagus dipergunakan untuk memaster dan memancing burung ocehan peliharaan di rumah. Selain itu, keberadaannya di alam liar seringkali tidak jauh dari pemukiman masyarakat baik yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan yang masih ada pepohonannya. Dan juga, jenisnya pun yang ada di wilayah hutan Indonesia tergolong agak banyak yang terdiri dari enam jenis. Untuk itu pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu di antaranya agar kita dapat semakin mengetahuinya. Dan nama burung tersebut adalah burung Merbah Cerukcuk.

Burung Merbah Cerukcuk merupakan salah satu jenis burung ocehan yang berasal dari keluarga Pycnonotidae. Area persebarannya diketahui hanya terfokus di kawasan Asia Tenggara yang meliputi negara: Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Selain itu, daerah di negara kita yang terdapat populasi burung Merbah Cerukcuk juga lumayan luas yang mencakup wilayah Sumatera, Kepulau Riau, Lingga, Bangka, Belitung, Jawa, Kepulauan Kangean, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Kalimantan. Luasnya area persebarannnya sebenarnya tak terlepas dari jumlah sub-spesiesnya yang mencapai enam jenis yang terdiri dari: jambu. Analis, gourdini, goiavier, samarensis, dan suluensis. Dan juga, penyebutan namanya cukup bervariasi diberbagai daerah seperti burung Trocokan, Merbah Kampung, Biribba, dan Empuru Lelang.
Burung Merbah Cerukcuk
Sedangkan area alam bebas yang menjadi habitat burung Merbah Cerukcuk tersebar mulai dari dataran rendah hingga perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 1500 meter dpl. Area alam liar yang ditinggalinya berupa hutan sekunder yang tidak terlalu banyak pepohonannya dan juga terdapat disekitaran pinggir jalan serta kebun yang tak jauh dari pemukiman masyarakat. Selain itu, kebiasaannya saat mencari makanan seringnya bergerak secara berkelompok ataupun terkadang bergabung bersama jenis burung Cucak-cucakan. Santapan makanan yang biasa dicarinya berupa cacing, jangkrik, kumbang, ulat, dan buah-buahan yang berukuran kecil. Biasanya, burung Cucak Cerukcuk menjalani musim kawin hampir sepanjang tahun dengan jumlah telur berkisar tiga butir.
Baca juga:
Nah, berbicara tentang ukuran fisik burung Pycnonotus Goiavier yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong sedang dengan panjang sekitar 20 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya dibawah ini:

  1. Berwarna cokelat tua yang tampak dibagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya. Mahkota kepalanya juga memiliki jambul yang bisa tegak dengan ukuran sedang.
  2. Berwarna putih keabu-abuan yang terlihat dibagian sisi wajah, tenggorokan, dada, dan perutnya.
  3. Terlihat juga warna kuning muda yang hanya menutupi bagian tunggirnya saja.
  4. Matanya berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang cukup tajam.
  5. Paruhnya berwarna hitam pekat berukuran sedang yang terlihat agak tebal.
  6. Ekornya yang berwarna cokelat berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar. 
  7. Lalu kakinya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Yup, setelah mengulas tentang cri fisik burung Merbah Cerukcuk maka selanjutnya kita perlu membahas terkait ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Merbah Cerukcuk lumayan nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya tidak terlalu tinggi dengan tempo yang cukup rapat dan terdengar seperti ropel. Nada kicauannya berupa: “jok....jookkkk....jookk” yang dibunyikan secara berulang-ulang dengan durasi dapat mencapai satu menitan.

Okey, tidak banyak lagi yang bisa dijelaskan seputar burung Merbah Cerukcuk yang habitatnya cukup banyak terdapat di Indonesia dan memiliki suara kicauan yang nyaring. Tentunya, dengan membaca artikel ini hingga akhir mungkin membuat Anda tertarik untuk memeliharanya agar nantinya bisa dijadikan burung masteran bagi burung ocehan di rumah. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2011/11/25/merbah-cerukcuk/
2. https://omkicau.com/2013/07/17/perawatan-trucukan-dari-ropel-hingga-garuda/
3. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_merbah_cerukcuk.htm

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Yellow-vented_Bulbul_(Pycnonotus_goiavier)_-_Flickr_-_Lip_Kee_(8).jpg

Friday, May 25, 2018

Mengenal Lebih Dekat Burung Cucak Rumbai-tungging

Berbicara tentang burung Cucak Rumbai-tungging mungkin belum familiar di telinga para pembaca sekalian. Hal ini pun wajar sebab burung Cucak Rumbai-tungging memang belum tergolong sebagai burung ocehan yang lazim dipelihara dan diikutkan dalam perlombaan. Walaupun demikian, suara kicauan yang dimilikinya tergolong lumayan merdu dan cukup nyaring terdengar di telinga. Selain itu, habitatnya pun hanya terdapat di dua negara saja dan populasinya di alam liar sedang menurun yang membuat statusnya menjadi Hampir Terancam. Untuk itu penulis pun coba menguliknya lebih jauh lagi agar semakin banyak yang mengenalinya.

Burung Cucak Rumbai-tungging merupakan salah satu jenis burung Cucak-cucakan yang habitat hidupnya hanya tersebar di kawasan Asia Tenggara yang meliputi negara Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Indonesia.. Daerah di Indonesia yang menjadi habitatnya juga hanya terfokus di Pulau Sumatera dan Kalimantan saja. Hanya saja, tidak diketahui secara pasti terkait jumlah sub-spesiesnya sehingga memang sangat sedikit yang pernah melihat melihat spesies burung Cucak Rumbai-tungging.
Burung Cucak Rumbai-tungging
From: @Wong Tsu Shi
Sedangkan kehidupan burung Puff-backed Bulbul yang dipanggil dalam bahasa Inggris ini di liar tersebar merata mulai dataran rendah hingga perbukitan dengan ketinggian berkisar 400 meter dpl. Area alam liar yang menjadi habitatnya berada di kawasan hutan sekunder yang tidak terlalu banyak pepohonannya, pinggiran hutan, dan semak belukar. Sewaktu mencari makanan seringnya menyantap buah-buahan kecil sampai sedang dan serangga yang berukuran tidak terlalu besar. Selain itu, burung Cucak Rumbai-tungging biasanya menjalani masa berkembangbiak berlangsung sekitar bulan Maret hingga Juni tapi tidak diketahui secara jelas terkait bentuk sarang dan jumlah telurnya.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Cucak Rumbai-tungging memiliki ukuran fisik yang tidak terlalu jauh dari jenis burung Cucak-cucakan lainnya dengan panjang sekitar 20 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya dibawah ini:
  1. Berwarna abu-abu kehitaman yang hanya terlihat dibagian mahkota kepala, tengkuk, dan sisi wajahnya. Mahkota kepalanya berukuran agak panjang dengan bulu-bulu lebat dan dapat ditegakkan.
  2. Berwarna cokelat tua kekuningan terdapat dibagian atas tubuhnya mulai dari punggung, sayap, dan ekornya.
  3. Berwarna abu-abu yang agak kusam tampak dibagian bawah tubuhnya yang meliputi tenggorokan, dada, perut, hngga tunggirnya.
  4. Matanya yang berwarna merah saga terlihat cukup tajam dengan ukuran sedang.
  5. Paruhnya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang dan terlihat cukup tebal.
  6. Ekornya yang berwarna cokelat kekuningan berukuran sedang dan terdiri dari beberapa helai bulu yang lumayan lebar.
  7. Lalu kakinya berwarna cokelat kehitaman berukuran sedang dengan cakar yang tajam.
Nah, setelah membahas ciri fisik burung Cucak Rumbai-tungging yang corak warnanya lumayan indah maka kita juga perlu membahas terkait ciri kicauannya. Ya, suara burung Pycnonotus Eutilotus yang dipanggil dalam bahasa latin ini terdengar lumayan merdu dan nyaring. Volume kicauan tidak terlalu tinggi dengan tempo yang agak rapat dan berdurasi tidak terlalu lama. Nada kicauannya berupa siulan melengking yang berbunyi secara berulang-ulang dan ritme yang agak cepat.

Yup, tidak banyak lagi yang bisa ditulisan terkait burung Cucak Rumbai-tungging yang juga memiliki suara kicauan cukup merdu dan nyaring. Hanya saja, dengan mengetahui bahwa keberadaan populasinya di alam liar yang kian menyusut dengan status Hampir Terancam maka ada baiknya memang kita perlu menjaga kelestariannya dengan tidak menangkap atau memeliharanya. Dan bagi Anda yang tertarik dengan suara kicauannya maka bisa mencarinya di internet yang nantinya bisa dipergunakan untuk memaster burung ocehan peliharan di rumah. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. https://www.hbw.com/species/puff-backed-bulbul-euptilotus-eutilotus
2. http://www.kutilang.or.id/2012/07/04/cucak-rumbai-tungging/
3. https://omkicau.com/2015/11/26/cucak-rumbai-tungging-duplikat-kapas-tembak-yang-bersuara-nyaring-dan-ramai/

Referensi Gambar:
http://www.orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=1719&Bird_Image_ID=28893

Thursday, May 24, 2018

Anis Menden, Si Burung Ocehan Endemik Yang Hampir Terancam

Kenalkah dengan burung Anis Menden? Jawabnya mungkin banyak di antara para pembaca sekalian yang belum mengenal ataupun melihatnya. Hal ini pun dirasa wajar sebab burung Anis Menden memang tidak umum dikenal sebagai burung ocehan seperti jenis burung Anis Merah dan Anis Kembang yang lazim dipelihara orang-orang. Selain itu, area persebarannya pun dikenal hanya terbatas di wilayah Indonesia atau dikenal sebagai burung endemik. Hanya saja, populasi burung Anis Menden kian waktu semakin menyusut yang membuat statusnya menjadi Hampir Terancam. Untuk itu pada tulisan ini  penulis coba menguliknya lebih jauh lagi agar kita semakin mengenalnya.

Burung Anis Menden merupakan salah satu dari sembilan belas jenis burung Anis yang berasal dari keluarga Turdidae. Area persebarannya di Indonesia diketahui hanya terbatas di bagian Sulawesi Tengah saja. Area di Sulawesi Tengah yang menjadi habitatnya tersebar dibagian Pulau Peleng, Pulau Talibu, Kepulauan Banggai, dan Talibu. Terbatasnya area persebaran burung Anis Menden tentunya membuat banyak orang terutama bagi para penghobies tidak mengenalinya.
Burung Anis Menden
From: @James Eaton/Birdtour Asia
Di alam liar biasanya burung Anis Menden banyak terdapat di kawasan dataran rendah dengan ketinggian maksimal 300 meter dpl. Kawasan hutan yang ditinggali kawanan burung Anis Menden banyak terdapat di hutan dataran rendah, hutan produksi, dan hutan terdegradasi. Kebiasaannya saat mencari makanan seringnya bergerak sendirian atau berpasangan dengan lebih sering berada di area permukaan tanah. Waktu berkembangbiak yang dijalani burung Anis menden berlangsung sekitar bulan Juli hingga mendekat Agustus. Hanya saja, mengingat minimnya informasi seputar kehidupannya di alam liar sehingga tidak diketahui secara pasti terkait bentuk sarang dan jumlah telur yang dierami indukannya.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Zoothera Mendeni yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong sedang dengan panjang hanya sekitar 21 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya dibawah ini:
  1. Berwarna cokelat berangan yang mirip kayu manis tampak menutupi bagian tengkuk dan keseluruhan punggungnya.
  2. Berwarna hitam kusam yang terlihat mendominasi dibagian mahkota kepala, sisi wajah, sayap, tenggorokan, sisi samping perut, dan ekornya.
  3. Berwarna putih terang yang terdapat dibagian sisi wajah, dada perut, hingga tunggirnya.
  4. Paruhnya berukuran sedang dengan warna kehitaman dan terlihat agak tebal.
  5. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam.
  6. Ekornya juga berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
  7. Lalu kakinya yang berwarna merah muda berukuran agak panjang dan terlihat ramping dengan cakar yang tajam.
Nah, setelah membahas ciri fisik burung Anis Menden yang cenderung mirip burung Anis Kembang maka kita juga perlu mengetahui ciri suara kicauannya. Suara burung Anis Menden tergolong nyaring dan agak melengking. Volume kicauannya juga lumayan tinggi dengan tempo yang tidak terlalu rapat. Hanya saja, secara umum suara kicauannya tidak semerdu seperti jenis burung Anis Merah dan Anis Kembang.

Yup. Sampai sinilah kiranya ulasan seputar burung Anis Menden yang habitatnya hanya terdepat di wilayah Sulawesi Tengah saja Dan juga, mengingat populasinya kian menyusut dengan status Hampir Terancam maka ada baiknya memang kita perlu menjaga kelestariannya dengan tdak memelihara maupun menangkapnya di alam liar. Okey.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2011/08/03/anis-menden/
2. https://www.hbw.com/species/chestnut-backed-thrush-geokichla-dohertyi

Referensi Gambar:
http://orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=2778&Bird_Image_ID=40619

Sikatan Sunda, Si Burung Ocehan Endemik yang Mulai Langka

Berbicara tentang burung Sikatan Sunda mungkin akan terdengar sedikit asing di telinga para pembaca sekalian. Ya, hal ini pun wajar sebab biasanya orang-orang lebih mengenal jenis burung Sikatan Bakau dan Cacing yang banyak terdapat di pasar burung dan cukup sering diikutkan dalam perlombaan. Walaupun demikian kita tetap perlu juga mengenal lebih dalam lagi tentang burung Sikatan Sunda yang area persebarannya hanya terdapat di Indonesia. Selain itu, keberadaan populasinya di alam liar pun kian waktu terus menyusut yang membuat statusnya menjadi rentan. Untuk itu, pada tulisan ini coba menguliknya lebih jauh lagi supaya kita semakin mengenal burung Sikatan Sunda.

Burung Sikatan Sunda merupakan salah satu dari jenis burung Sikatan yang berasal dari keluarga Muscicapidae. Hanya mengingat dibelakang namanya terdapat nama Sunda tapi area persebarannya tidak terdapat di Pulau Jawa melainkan tersebar di wilayah Sumatera dan Kalimantan saja. Selain itu juga, jumlah sub-spesiesnya pun tidak terlalu banyak yang hanya terdiri dari tiga jenis yang meliputi: Albiventer, Rufifrons, dan Caerulatus. Tentunya mengingat terbatas area persebarannya membuat banyak orang pun tidak terlalu mengenal burung Sikatan Sunda.
Burung Sikatan Sunda Jantan
From: @Michelle and Peter Wong
Sedangkan habitat burung Sikatan Sunda di alam liar diketahui banyak di area dataran rendah dan mengengah. Area dataran rendah yang di tempatinya pun biasanya berupa pesisir pantai, pinggiran sungai, dan hutan bakau. Sewaktu mencari makanan kadang terlihat tidak jauh dari tenggeran ranting pohon rendah yang bekas hutan tebangan. Jenis makanannya berupa hewan invertebrata yang termasuk di dalamnya adalah serangga yang berukuran kecil. Untuk terkait waktu berkembangbiaknya biasanya terjadi antara bulan Februari hingga Juli tapi tidak diketahui secara jelas terkait bentuk sarang dan jumlah telurnya.
Baca juga:
Nah, ciri-ciri fisik burung Cyornis Caerulatus yang dipanggil dalam bahasa latin ini memiliki ukuran yang tidak kalah jauh berbeda dari jenis Sikatan lainnya dengan panjang tubuh sekitar 14 cm saja. Dan untuk corak warnanya terdapat perbedaan yang lumayan mencolok antara jantang dan betinanya.
1. Burung Sikatan Sunda jantan:
  • Berwarna biru muda yang agak gelap tampak dibagian depan mahkota kepala, sisi pangkal sayap, dan belakang punggungnya.
  • Berwarna biru tua gelap menutupi bagian belakang mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, punggung depan, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna oranye yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  • Paruhnya berwarna hitam berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  • Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang cukup tajam.
  • Lalu ekornya juga berukuran yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
2. Burung Sikatan Sunda betina:
  • Berwarna cokelat tua yang menutupi bagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, dan sayapnya.
  • Berwarna biru tua agak gelap yang terlihat dibagan punggung dan ekornya.
  • Berwarna oranye yang tampak dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  • Bagian lingkaran matanya terdapat warna putih keabu-abuan yang cukup mencolok.
Yup, setelah membicarakan ciri fisik burung Sikatan Sunda maka kita juga perlu mengetahui terkait karakter suara kicauannya. Ya, suara burung Sikatan Sunda tergolong nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya juga lumayan tinggi yang temponya tidak terlalu rapat dan terdengar seperti suara seruling atau siulan. Nada kicauannya yang berupa: “siii...siii. tiiuwww” berirama cukup rapi tapi terkesan agak monoton yang lebih sering melakukan pengulangan suara kicauan. Walaupun demikian, suara kicauan yang dibunyikannya tidak hanya nyaring tapi juga lumayan lantang dan tajam.

Tidak banyak lagi yang bisa dituliskan seputar burung Sikatan Sunda yang tergolong burung endemik dengan suara kicauan yang nyaring. Hanya saja, mengingat populasinya di alam liar yang terus menyusut maka ada baiknya memang kita tidak perlu menangkap maupun memeliharanya. Hal ini tentu dimaksudkan agar kelestariannya di alam liar dapat kembali stabil yang membuatnya terhindar dari potensi kepunahan.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/03/07/sikatan-sunda-sikatan-biru-langit/
2. https://omkicau.com/2013/11/28/sikatan-sunda-kerabat-tledekan-yang-makin-langka/
3. https://www.hbw.com/species/large-billed-blue-flycatcher-cyornis-caerulatus

Referensi Gambar:
http://orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=2638&Bird_Image_ID=121684

Wednesday, May 23, 2018

Lebih Dekat Mengenal Burung Perling Kumbang

Berbicara tentang jenis burung Perling mungkin belum banyak di antara kita yang mengenal ataupun pernah melihatnya. Ya, jenis burung Perling masih tergolong ke dalam jenis burung jalak-jalakan yang berasal dari keluarga Sturnidae. Selain itu, jenisnya pun lumayan banyak yang mencapai 12 jenis yang tersebar merata diberbagai daerah. Hanya saja, orang-orang yang menggemarinya masih sangat sedikit dikarenakan memang belum umum menjadi burung ocehan peliharaan. Untuk itu pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu jenis burung Perling agar semakin banyak yang mengetahuinya. Dan nama burung tersebut adalah burung Perling Kumbang.

Burung Perling Kumbang merupakan salah satu jenis burung ocehan yang area perseberannya tersebar merata tidak hanya di Indonesa tapi juga terdapat dibanyak negara kawasan Asia. Negara-negara yang menjadi habitatnya terdapat di negara Bangladesh, India, Myanmar Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Selain itu, daerah di Indonesia yang terdapat populasi burung Perling Kumbang tersebar di Pulau Sumatera, Kepulauan Banyak, Pulau Nias, Pulau Pini, Kepulauan Batu, Mentawai, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Luasnya area persebarannya sebenarnya tak bisa dilepaskan dari jumlah sub-spesiesnya yang mencapai 14 jenis yang 11 diantaranya terdapat di Indonesia. Dan juga penyebutan nama burung Perling Kumbang cukup bervariasi yang berbeda-beda dibeberapa daerah seperti: Camperling, Keling, Brling, Kembang, Geuri, Kalolojang, Lilin, dan Perling.
Burung Perling Kumbang
Begitu juga dengan habitatnya di alam liar biasanya tersebar merata mulai dari dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian 1200 meter dpl. Area alam liar yang ditinggalinya berupa kawasan terbuka yang tidak hanya hutan sekunder tapi juga lahan budidaya, perkebunan, dan taman di perkotaan. Kebiasaannya saat beraktivitas untuk mencari makanan seringnya bergerak secara berkelompok sambil mengeluarkan suara yang riuh atau ribut. Santapan makanan yang rutin dicarinya cukup bervariasi seperti buah-buahan, nektar, laba-laba, jangkrik, dan siput. Selain itu, saat memasuki masa berkembangbiak yang terjadi sekitar bulan Maret hingga Juni biasanya sang indukan akan mengerami telurnya sebanyak tiga butir.
Baca juga:
Adapun ukuran fisik burung Aplonis Panayensis tidak terlalu besar dengan panjang hanya sekitar 20 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya dibawah ini:

  1. Berwarna hitam pekat yang menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, sisi wajah, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna hijau tua bergaris hitam yang tampak dibagian bawah tubuhnya seperti tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  3. Matanya yang berukuran agak besar berwarna merah saga yang cukup mencolok yang terlihat agak menyeramkan.
  4. Paruhnya berwarna hitam yang beerukuran sedang dan terliat agak tebal.
  5. Ekornya yang berwarna kehitaman juga berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  6. Lalu kakinya berwarna hitam pekat yang berukuran tidak terlalu panjang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah membicarakan ciri fisiknya yang didominasi dengan warna hitam maka kita juga perlu mengulas ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Perling Kumbang tergolong cukup nyaring dan terdengar lumayan melengking di telinga. Volume kicauannya juga lumayan tinggi atau kencang yang akan terus semakin meninggi saat menutup kicauannya. Tempo kicauannya tidak terlalu rapat dengan suara yang cukup lantang. Dan nada kicauannya tidak terlalu bervariasi dengan bunyi: “ciuwwww.... ciuuuwww” dan “tcirrr.... tcirrr”.

Okey, begitulah kiranya penjelasan seputar burung Perling Kumbang yang keberadaannya ternyata berada di sekitar kita. Tentunya dengan mengenali ciri fisik dan kehidupannya di alam liar dapat menambah wawasan kita tentang ragam jenis burung ocehan yang masih belum kita ketahui. Selamat membaca.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2012/04/28/perling-kumbang/
2. https://omkicau.com/2012/06/16/suara-burung-cucak-keling-atau-perling-kumbang-tajam-menyakitkan-telinga/
3. https://www.hbw.com/species/asian-glossy-starling-aplonis-panayensis

Referensi Gambar:
https://en.wikipedia.org/wiki/File:ImmatureAsianGlossyStarling.jpg

Tuesday, May 22, 2018

Mengenal Keindahan Burung Sikatan Emas

Kenalkah dengan burung Sikatan Emas? Mungkin belum banyak yang mengenal ataupun pernah melihatnya secara langsung. Hal ini pun wajar sebab burung Sikatan Emas memang bukan tergolong jenis burung ocehan yang umum dipelihara orang-orang. Selain itu, burung yang berasal dari keluarga Muscicapidae ini termasuk burung migrasi yang hanya datang ke wilayah hutan kita setiap setahun sekali. Walaupun demikian, suara kicauan yang dimilikinya terdengar lumayan merdu dan nyaring yang tak kalah dibandingkan jenis burung Sikatan yang sudah umum kita kenal. Untuk itulah penulis pun coba menguliknya lebih jauh lagi agar kita semuanya dapat semakin mengenali burung Sikatan Emas.

Burung Sikatan Emas merupakan salah satu dari ragam jenis burung Sikatan yang rutin bermigrasi ke wilayah hutan Indonesia setiap tahunnya. Daerah di Indonesia yang menjadi rumah sementaranya banyak terdapat di kawasan Sunda Besar yang meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Selain ke Indonesia terdapat juga negera lainnya yang dituju burung Sikatan Emas seperti negara-negara di Asia Tenggara dan selatan Tiongkok. Sedangkan negara yang menjadi tempatnya berkembangbiak tersebar di negara Tsanbaikalia, Mongolia, Rusia, Tiongkok, Korea, dan Jepang.

Disamping itu, area alam liar yang menjadi habitatnya umumnya berupa dataran tinggi dengan rentang sekitar 900 meter dpl. Area alam liar yang ditinggalinya berupa hutan sekunder dan semak belukar yang masih banyak terdapat pepohonannya. Kebiasaannya saat mencari makanan seringnya bergerak sendirian dengan menangkap serangga kecil. Karakter atau sifatnya dikenal cukup pemalu yang lebih bersembunyi dibalik tajuk pohon tinggi yang rindang sambil mengeluarkan suara kicauannya. Hanya saja mengingat tempat berkembangbiaknya tidak berada di wilayah hutan Indonesia sehingga tidak diketahui terkait waktu reproduksi dan jumlah telur yang dierami indukannya.
Baca juga:
Nah, ukuran tubuh burung Ficedula zanthopygia yang dipanggil dalam bahasa latin ini lumayan kecil yang panjangnya hanya sekitar 13 cm saja. Akan tetapi untuk ciri corak warnanya terdapat perbedaan yang lumayan mencolok antara jantan dan betinanya. Untuk penjelasannya dapat dibaca di bawah ini:
Burung Sikatan Emas Jantan
1. Burung Sikatan Emas jantan:

  • Berwarna hitam pekat yang menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna putih terang terdapat dibagian atas matanya berupa garis panjang yang cukup tebal dan diarea sayapnya.
  • Berwarna kuning muda cerah yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  • Matanya berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot agak tajam.
  • Paruhnya yang berwarna hitam berukuran sedang dan terlihat tipis
  • Lalu kakinya berwarna hitam dengan ukuran sedang.

Burung Sikatan Emas Betina
2. Burung Sikatan Emas betina:

  • Berwarna hijau zaitun tua keabu-abuan yang menutupi bagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, dan punggungnya.
  • Berwarna hitam keabu-abuan yang tampak dibagian sayap, punggung belakang, dan ekornya.
  • Berwarna abu-abu kusam yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga ke tunggirnya.
  • Paruhnya berwarna hitam yang berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  • Ekornya berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.

Setelah selesai membicarakan ciri fisiknya maka selanjutnya perlu mengetahui terkait ciri kicauannya. Suara kicauannya tergolong lumayang nyaring dan agak melengking dengan volume yang tidak terlalu tinggi. Tempo kicauannya terdengar lumayan rapat yang seperti bunyi crecetan yang berirama merdu. Nada kicauannya berupa: “pirip....pirippp” dan “tiitttt” yang dibunyikan secara terus-menerus dengan durasi hampi 40 detik lamanya.

Yup, begitulah ulasan seputar burung Sikatan Emas yang tergolong burung migrasi dengan suara kicauan merdu dan nyaring. Selain itu, burung yang berwarna keemasan ini tidak hanya cocok dipelihara tapi juga bisa dipergunakan untuk memaster burung ocehan yang nantinya akan diperlombakan. Hanya saja, keberadaannya di pasar burung ocehan sangat sulit dijumpai sehingga ada baiknya memang mencari rekaman suaranya yang ada di internet. Okey.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/03/16/sikatan-emas/
2. https://www.hbw.com/species/yellow-rumped-flycatcher-ficedula-zanthopygia
3. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_sikatan_emas.htm

Referensi Gambar:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Male_Yellow-rumped_Flycatcher_(Ficedula_zanthopygia)_Korea_May_2012.jpg
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Ficedula_zanthopygia_1.jpg

Monday, May 21, 2018

Sikatan Bubik, Si Burung Ocehan Migran yang Bersuara Merdu

Berbicara tentang jenis burung Sikatan mungkin sudah banyak di antara kita yang mengenal ataupun sedang memeliharanya. Ya, jenis burung Sikatan tergolong jenis burung ocehan yang cukup banyak diminati dikarenakan suara kiauannya yang merdu dan bervariasi. Hanya saja, yang biasanya dipelihara untuk dijadikan burung rumahan ataupun diikutkan dalam perlombaan kebanyakan burung penetap yang berkembangbiaknya di wilayah hutan kita. Padahal ada juga jenis burung Sikatan yang terdapat di Indonesia tergolong burung migrasi yang habitat aslinya memiliki musim dingin. Untuk itu pada tulisan ini coba mengulik salah satu jenis burung Sikatan yang rutin bermigrasi ke wilayah hutan Indonesia. Dan nama burung tersebut adalah burung Sikatan Bubik.

Mendengar nama burung Sikatan Bubik mungkin agak terasa asing di telinga kita. Hal tersebut wajar sebab burung Sikatan Bubik tergolong jenis burung ocehan migrasi yang rutin mengunjungi beberapa daerah di wilayah hutan Indonesia. Daerah di Indonesia yang menjadi habitat sementaranya terdiri dari daerah Kalimantan, Sumbawa, Sumatera, dan Sulawesi. Selain Indonesia terdapat juga beberapa negara lainnya yang menjadi tujuan bermigrasi seperti India, Filipina, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Sedangkan negara yang menjadi habitat asli burung Sikatan Bubik terdiri dari Siberia, Rusia, Mongolia, Tiongkok, Jepang, Pakistan, India, dan Nepal.
Burung Sikatan Bubik
Sewaktu bermigrasi mengunjungi wilayah hutan Indonesia biasanya terdapat di kawasan hutan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian mencapai 1500 meter dpl. Area hutan yang ditempatinya berupa hutan sekunder, pinggir hutan, hutan terbuka, dan perkebunan. Kebiasaannya saat mencari makanan seringkali bergerak sendiri-sendiri ataupun terkadang bergabung bersama jenis burung ocehan lainnya. Selain itu, menu makanan yang dicarinya di hutan berupa serangga yang berukuran kecil. Hanya saja, mengingat burung Sikatan Bubik tergolong burung migrasi maka tidak diketahui terkait waktu berkembangbiak dan jumlah telurnya mengingat hal tersebut dilangsungkan di habitat aslinya.
Baca juga:
Nah, ukuran tubuh burung Muscicapa Dauurica yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong lumayan kecil dengan panjang maksimal hanya sekitar 12 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat keabu-abuan yang menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, tengkuk, sisi wajah, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna putih keabu-abuan kusam tampak dibagian bawah tubuhnya seperti tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya. 
  3. Paruhnya berwarna hitam dengan ada corak kuning dibagian bawahnya yang berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  4. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran agak besar dengan sorot yang tidak terlalu tajam.
  5. Ekornya berukuran cukup pendek yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  6. Lalu kakinya berwarna hitam keabu-abuan yang berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Adapun corak warna kicauan burung Sikatan Bubik tergolong lumayan nyaring yang terdengar agak melengking. Selain nyaring terdapat juga getaran yang cukup halus dibagian awal hingga penutup kicauannya. Volume kicauannya tergolong lumayan tinggi dengan tempo yang agak rapat sehingga terdengar mirip suara crecetan. Nada kicauannya berupa “crrrr... ccrrr” yang dibunyikan dengan irama yang teratur dengan durasi hingga 30 detik.

Yup, begitulah kiranya ulasan terkait burung Sikatan Bubik yang termasuk burung migrasi dengan suara kicauan merdu dan nyaring. Tentunya, dari membaca artikel ini dapat menambah wawasan tentang ragam jenis burung Sikatan yang masih belum umum kita kenal. Hanya saja, sangat jarang ada yang menjual burung Sikatan Bubik di pasar burung untuk itu Anda pun bisa dapat mengunduh rekaman suaranya yang ada di internet.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/03/17/sikatan-bubik/
2. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_sikatan_bubik.htm
3. https://www.hbw.com/species/asian-brown-flycatcher-muscicapa-dauurica#Descriptive_notes

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Asian_Brown_Flycatcher_(Muscicapa_dauurica)_-_Flickr_-_Lip_Kee_(2).jpg

Sunday, May 20, 2018

Mengenal Kemerduan Suara Kicauan Burung Cinenen Belukar

Jenis burung ocehan yang berasal dari keluarga Sylviidae termasuk memiliki ukuran tubuh yang mungil dengan panjang rata-rata kurang dari 15 cm. Hanya saja, walaupun kecil suara kicauan yang dibunyikannya pun terdengar tak kalah merdu dibandingkan jenis burung ocehan biasanya kita kenal. Selain itu, keberadaannya di wilayah hutan Indonesia tergolong cukup banyak yang terdiri dari 45 jenis dan hanya sebagian kecil saja yang dikenal ataupun dipelihara orang-orang. Untuk itu pada tulisan ini coba mengenalkan salah satu di antaranya agar kita semakin mengetahuinya. Dan nama burung tersebut adalah burung Cinenen Belukar.

Burung Cinenen Belukar merupakan salah satu jenis burung ocehan dar keluarga Sylviidae yang tidak terlalu dikenal banyak orang. Area persebaran burung Cinenen Belukar cukup merata yang terdapat dibanyak negara Asia seperti India, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok, Thailand, Kamboja Laos, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Selain itu, daerah di Indonesia yang terdapat populasinya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Kepulauan Anambas, dan Kepulauan Natuna bagian utara. Walaupun area persebarannya cukup luas tapi jumlah sub-spesiesnya hanya terdiri dari empat jenis yang meliputi Nitidus, Anambensis, Atrogularis, dan Humphreysi.
Burung Cinenen Belukar
Kehidupan burung Cinenen Belukar di alam terbuka tersebar merata mulai dari dataran rendah hngga perbukitan dan pegunungan dengan rentang ketinggian 1200 meter dpl. Begitu juga area hutan yang menjadi tempatnya untuk bersarang terdapat di kawasan hutan terbuka, hutan pinggir sungai, hutan sekunder, dan pekarangan yang tidak jauh dari pemukiman masyarakat. Biasanya jenis makanan yang dicari burung Cinenen Belukar setiap harinya berupa hewan invetebrata yang termasuk serangga salah satunya. Hanya saja, tidak diketahui secara pasti terkait masa berkembangbiaknya di Indonesia sehingga sulit mengetahui bentuk sarang dan jumlah telur yang dieraminya.
Baca juga:
Nah, pada paragraf awal telah disinggung bahwa ukuran tubuh burung dari keluarga Sylviidae tergolong kecil dan begitu juga dengan panjang tubuh burung Cinenen Belukar yang hanya sekitar 10 cm saja. Ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:
  1. Berwarna merah karat yang tampak dibagian mahkota kepala dan sisi wajahnya.
  2. Putih abu-abu agak kehitaman yang menutupi bagian bawah tubuhnya yang meliputi tenggorokan, sisi bawah wajah, dada, perut, hingga ke tunggirnya.
  3. Berwarna kuning hijau zaitun yang terlihat dibagian tengkuk, punggung, sayap, ekornya.
  4. Paruhnya yang berwarna hitam kemerahan berukuran sedang dan terlihat tipis.
  5. Matanya yang berwarna hitam kekuningan berukuran sedang dengan sorot yang tidak terlalu tajam.
  6. Ekornya yang berwarna kuning zaitun berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  7. Lalu kakinya berukuran agak panjang dengan warna hitam kecokelatan.
Berbicara tentang ciri kicauannya telah dikatakan bahwa suara burung Orthotomus Atrogularis yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong merdu dan nyaring. Volume kicauan yang dibunyikannya lumayan tinggi yang terdengar agak melengking. Begitu juga dengan temponya yang tidak terlalu rapat tapi terdapat getaran yang cukup nyaring. Nada kicauannya berupa: “krii...riii..riii” yang berbunyi secara terus-menerus dengan durasi sekitar tiga puluh detikan. Walaupun demikian, suara kicauannya cukup lantang dan tajam yang menandakan mentalnya cukup kuat.

Okey, menarik bukan penjelasan seputar burung Cinenen Belukar yang berukuran mungil dengan suara kicauan yang nyaring. Tentunya, mungkin ada di antara para pembaca sekalian yang merasa tertarik dengan burung Cinenen Belukar maka tak ada salahnya mencarinya di pasar burung ataupun mengunduh audio suaranya yang ada di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
https://www.hbw.com/species/dark-necked-tailorbird-orthotomus-atrogularis
http://www.kutilang.or.id/2012/07/04/cinenen-belukar/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Dark-necked_Tailorbird.jpg

Saturday, May 19, 2018

Lebih Dekat Mengenal Burung Meninting Besar

Jenis burung ocehan yang berasal dari keluarga Turdidae telah umum dikenal orang-orang tidak hanya di Indonesia tapi juga diberbagai negara lainnya memiliki suara kicauan merdu dan bervariasi. Kicauan merdu nya tidak hanya membuatnya banyak dipelihara tapi juga sangat sering diikutkan dalam berbagai ajang perlombaan. Selain itu jenis burung ocehan dari keluarga Tudidae yang banyak dikenal hanya terbatas pada jenis burung Murai Batu, Anis Merah, Kacer, dan Anis Kembang. Karenanya, penulis pun coba mengulik yang belum terlalu dikenal orang-orang. Dan nama burung ocehan tersebut adalah burung Meninting Besar.

Burung Meninting Besar merupakan salah satu dari tiga jenis burung Meninting yang berasal dari keluarga Turdidae. Keberadaan burung Meninting Besar tersebar merata kebarbagai negara di kawasan Asia mulai dari Nepal, Tiongkok, Thailand, Myanmar, Malaysia dan Indonesia. Selain itu, daerah di Indonesia yang banyak terdapat populasi burung Meninting Besar berada di kawasan Sunda Besar yang meliputi Pulau Sumatera, Nias, Pulau Batu, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Walaupun area persebarannya cukup luas tapi jumlah sub-spesiesnya tidak terlalu banyak hanya sekitar enam jenis yang terdiri dari Indicus, Sinensis, Frontalis, Borneensis, Chaseni, dan Leschenaulti.
Burung Meninting Besar
Sedangkan keberadaan burung Meninting Besar di alam liar juga tersebar cukup merata mulai dari dataran rendah hingga perbukitan yang rentang ketinggian mencapai 1400 meter dpl. Area tempat hidupnya di alam liar tak jauh dari sumber air ataupun aliran air sungai yang banyak terdapat pepohonan rindang. Dipilihnya area dekat yang menjadi habitatnya sebenarnya tak bisa dilepaskan dari kebiasaannya yang sering membasahi bulu-bulu di kepala dan sayapnya agar tidak mudah kusam saat terlalu lama terpapar sinar matahari. Untuk itu, burung Meninting Besar sangat sering terlihat meloncat dari satu batu ke batu lain yang ada di dekat aliran sungai.

Sewaktu mencari makanan biasanya burung Meninting Besar terbang secara sendirian atau berpasangan. Tempat nya mencari makanan tentu tak jauh dari aliran sungai dengan mematuk tanah untuk memakan jangkrik, ulat, larva, dan siput. Selain itu, masa berkembangbiak yang dijalaninya berlangsung sekitar bulan April hingga Juni dengan membangun sarang yang diletakkan di antara akar-akar pohon dekat aliran sungai. Jumlah telur yang biasanya dierami sang indukan tidak terlalu banyak yang hanya sekitar empat butir saja.
Baca juga:
Nah, ukuran tubuh burung Enicurus Leschenaulti yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong sedang dengan panjang sekitar 25 sentimeter. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna hitam pekat yang menutupi sebagian besar anggota tubuhnya mulai dari belakang kepala, tengkuk, punggung, wajah, tenggorokan, dada, pangkal perut, dan bagian atas ekornya.
  2. Berwarna putih cerah yang tampak dibagian depan mahkota kepala, sisi tengah punggung sayap berupa garis panjang vertikal, punggung belakang, ekor berupa bercak bergaris, perut, hingga tunggirnya. 
  3. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang memiliki sorot yang agak tajam.
  4. Paruhnya yang berwarna hitam berukuran agak panjang dan terlihat agak tebal.
  5. Ekornya yang berwarna hitam dan putih ini berukuran lumayan panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang lebar.
  6. Kakinya yang berwarna merah muda berukuran sedang dengan cakar yang tidak terlalu tajam.

Berbicara tentang suara kicauan burung Meninting Besar terdengar tak kalah merdu dibandingkan jenis burung lainnya dari keluarga Turdidae. Suara kicauannya tergolong nyaring dengan adanya siulan ganda yang bergetar. Volume kicauannya juga tidak terlalu tinggi yang terdengar tidak sampai melengking di telinga. Hanya saja, irama kicauanya cenderung kurang stabil dengan suara yang agak monoton atau diulang-ulang. Walaupun demikian, secara umum suara kicauannya tetap terdengar cukup lantang dan tajam.

Yup, menarik bukan penjalasan tentang burung Meninting Besar yang dimuat dalam artikel ini. Tentunya dengan membaca artikel ini semakin dapat menambah wawasan kita wawasan kita tentang ragam jenis burung ocehan yang belum banyak dikenal dan terutama yang berasal dari keluarga Turdidae.

Referensi Tulisan:
https://www.hbw.com/species/white-crowned-forktail-enicurus-leschenaulti#Descriptive_notes
http://www.kutilang.or.id/2012/06/26/meninting-besar/
https://omkicau.com/2014/07/10/meninting-besar-burung-pesolek-yang-tak-mau-jauh-dari-air/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Enicurus_leschenaulti.jpg

Friday, May 18, 2018

Mengulik Lebih Jauh Tentang Burung Pelatuk Besi

Kenalkah dengan burung Pelatuk Besi? Mungkin belum banyak di antara kita yang mengenal ataupun pernah menatapnya secara langsung. Hal ini pun wajar sebab jenis burung Pelatuk Besi memang belum umum dikenal sebagai burung ocehan seperti Murai Batu, Kacer, ataupun Pleci. Hanya saja, sedikit informasi di awal bahwa burung Pelatuk Besi tidak hanya dikenal piawai membangun sarang pada tengah batang pohon dengan cara mematuk tapi juga suara kicauannya terdengar lumayan nyaring. Karenanya penulis pun coba menguliknya lebih jauh lagi agar kita semuanya semakin mengetahuinya.

Burung Pelatuk Besi tergolong salah satu  jenis burung Pelatuk yang berasal dari keluarga Picidae. Keberadaan burung Pelatuk Besi di wilayah hutan Indonesia banyak tersebar di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Begitu juga dengan keberadaannya di negara lain tidak hanya terdapat dibeberapa negara tetangga kita tapi juga tersebar keberbagai negara Asia lainnya seperti Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam, Bangladesh, dan Tiongkok. Walaupun area persebaran burung Pelatuk Besi lumayan luas tapi jumlah sub-spesiesnya tak kalah banyak yang hanya terdiri dari enam jenis yakni Malabaricum, Intermedium, Everetti, Javanense, Raveni, dan Exsul.
Burung Pelatuk Besi
Kebiasaan burung Pelatuk Besi yang terdapat di alam liar biasanya mendiami area dataran rendah hingga perbukitan dengan rentang ketinggian hanya mencapai 1000 meter dpl. Area hutan yang menjadi habitatnya terdiri dari hutan mangrove, hutan sekunder, hutan terbuka yang tidak terlalu banyak pepohonan, dan lahan terbuka berupa perkebunan dan pekarangan. Begitu juga dengan kebiasaannya saat mencari makanan seringnya bergerak secara berpasangan dengan mencari serangga kecil termasuk kalajengking dan larva serangga. Waktu berkembangbiak yang dijalaninya tergolong cukup panjang mulai dari April sampai Juli dan November hingga Desember dengan jumlah telur sekitar tiga butir.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Dinopium Javanense yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong cukup besar dengan panjang sekitar 30 cm. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna merah yang hanya terlihat dibagian mahkota kepalanya saja. Mahkota kepalanya berbentuk memanjang dan agak ramping serta meninggi.
  2. Warna hitam terlihat dibagian wajah berupa garis panjang, tenggorokan, sisi bawah sayap, perut, dan tunggirnya.
  3. Warna putih cerah tampak mendominasi dibagian wajah, tenggorokan, dada, hingga perutnya yang bercampur dengan bercak hitam.
  4. Warna kuning tua keemasan juga hanya tampak dibagian punggung, keseluruhan area sayap, dan ekornya.
  5. Paruhnya yang berwarna hitam berukuran lumayan panjang dan terlihat tebal yang berguna untuk melubangi batang pohon yang nantinya dipakai sebagai sarangnya.
  6. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan juga berukuran sedang dan tidak terlalu memiliki sorot yang tajam.
  7. Ekornya berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
  8. Lalu kakinya yang berwarna hitam keabu-abuan berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, suara kicauan burung Pelatuk Besi tergolong lumayan merdu dan nyaring yang tak kalah dibandingkan jenis burung ocehan lainnya. Kicauan nyaring yang dimilikinya bervolume cukup kencang atau agak tinggi dengan tempo yang cukup rapat. Irama kicauannya juga cukup teratur baik saat menaikkan ataupun menurunkan nada suaranya. Selain itu, nada kicauannya berupa “carrrr... carrr” dibunyikan secara terus-menerus dengan adanya getaran yang agak samar terdengar. Walaupun demikian, suara kicauan burung Pelatuk Besi lumayan lantang sehingga bisa dipakai untuk memaster burung ocehan dan mampu mendorongnya supaya lebih aktif berkicau.

Okey, mungkin begitulah penjelasan seputar burung Pelatuk Besi yang suara kicauannya tidak kalah nyaring dibandingkan suara kicauan burung ocehan lainnya. Hanya saja, mengingat sangat sedikitnya yang memelihara burung Pelatuk Besi maka ada baiknya kita tidak perlu memaksakan untuk merawatnya karena tidak banyak juga informasi khusus tentang perawatan burung Pelatuk Besi. Dan bagi Anda yang tertarik dengan suara kicauannya maka bisa melirik ke internet untuk mengunduhnya agar nantinya bisa dipergunakan untuk memaster burung ocehan Anda di rumah. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
https://omkicau.com/2013/10/25/tips-penangkaran-burung-pelatuk-bawang/
http://www.kutilang.or.id/2013/04/11/pelatuk-besi/
https://www.hbw.com/species/common-flameback-dinopium-javanense

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Common_Flameback_(Dinopium_javanense_javanense)_-_Flickr_-_Lip_Kee_(2).jpg