Wednesday, April 5, 2017

Mengenal Belalang Sebagai Pakan Burung Ocehan

Pakan yang diberikan kepada burung ocehan pemakan serangga jenisnnya tergolong beragam mulai dari jangkrik, voer, kroto, ulat hongkong, ulat jerman, ikan kecil, sampai dengan belalang. Masing-masing dari jenis pakan tersebut ada yang diberikan rutin setiap hari tapi ada juga yang hanya diberi beberapa kali dalam seminggu. Burung ocehan yang boleh diberikan pakan serangga setiap hari jenisnya adalah jangkrik, kroto, ulat, dan ikan. Adapun untuk belalang pemberiannya hanya dianjurkan sekitar dua atau tiga kali saja dalam seminggu. Untuk itu dalam artikel ini coba mengulik lebih jauh lagi terkait belalang yang dikenal sebagai pakan bagi burung ocehan.

Dissosteira Carolina yang merupakan nama ilmiah belalang tergolong sebagai serangga yang persebarannya terdapat dihampir seluruh negara termasuk Indonesia. Biasanya tempat yang dijadikan habitat bagi belalang adalah ladang pertanian, padang rumput, semak belukar, dan hutan. Selain itu, di mata orang-orang kadang belalang dianggap sebagai hama yang suka memakan tanaman yang ditanam petani. Disisi lain, banyak juga yang memanfaatkan belalang sebagai pakan bagi burung, ayam, maupun ikan. Dan juga, banyak pula diantara masyarakat yang mengkonsumsi belalang dengan terlebih dahulu mengolahnya menjadi kripik.

Jenis belalang yang hidup di alam liar cukup beragam mulai dari belalang kayu, belalang setan, belalang merah, dan hitam. Hanya saja jenis yang cocok dan aman untuk dimakan burung ocehan adalah belalang kayu dan belalang setan. Ciri belalang kayu memiliki warna yang didominasi warna hijau dan belalang cokelat mempunyai warna agak kecokelatan. Alasan kedua jenis belalang yang hanya boleh diberikan kepada burung ocehan tak lebih karena kebiasaan yang sering dilakukan orang-orang. Sebab jenis belalang lainnya tergolong jarang ataupun tidak pernah diberikan kepada burung ocehan. Sehingga tidak diketahui secara pasti tingkat keamanannya bagi kesehatan burung ocehan.
Gambar: Belalang
Dikatakan bahwa kandungan nutrisi yang ada pada belalang jauh lebih besar dibandingkan dengan jangkrik. Adapun susunan nutrisinya terdiri dari Protein sekitar 62 gram, Serat sekitar 12 gram, Lemak sekitar 15 gram, Vitamin (A, B, B1, B2, B6, C, dan E), Kalsium, Fosfor, dan Kalium. Burung ocehan yang memakan belalang dampak positifnya mampu menjaga tumbuhnya bulu dan memperkuat tulang agar tidak mudah keropos. Manfaat lainnya dapat mendorong birahi burung meningkat yang membuatnya mudah terpancing berkicau saat diadu dengan burung lain. Selain itu, burung ocehan yang boleh memakan belalang bisa dilakukan sejak masih trotolan atau muda dan disaat mabung.
Baca juga:
Sedangkan belalang yang dimakan oleh burung ocehan tidak boleh diberikan setiap hari. Alasannya, mampu membuat burung menjadi alergi yang menimbulkan rasa gatal di kulitnya. Alhasil, burung yang mengalami alergi itu pun akan mematuki bulu-bulunya sampai gatalnya hilang. Dampak lainnya bisa membuat burung ocehan menjadi ketagihan untuk terus mengkonsumsi belalang dan tidak ingin menyantap jenis pakan lainnya. Karenanya burung ocehan hanya boleh memakan belalang sebanyak satu sampai dua ekor dalam sekali pemberian dan diberikan dua kali dalam seminggu.

Nah, begitulah ulasan tentang belalang yang dikenal sebagai pakan tambahan bagi burung ocehan pemakan serangga. Yang terpenting bagi Anda yang hendak memberikan belalang kepada burung ocehan kesayangan Anda dipastikan dulu jenisnya dan jangan diberikan setiap hari. Okey.

Sumber Tulisan:
1. https://omkicau.com/2013/07/19/manfaat-belalang-sebagai-pakan-burung/
2. http://www.tipsburung.com/2016/08/burung-diberikan-belalang-baguskah.html

Sumber Gambar:
https://cdn.pixabay.com/photo/2014/11/20/00/47/grasshopper-538482_960_720.jpg

Ragam Manfaat Jangkrik bagi Burung Murai Batu

Pakan yang diberikan kepada burung Murai Batu jenisnya cukup banyak mulai dari voer, kroto, belalang, ikan guppy, sampai dengan jangkrik. Kesemua jenis pakan tersebut memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh burung Murai Batu agar kesehatannya terjaga dan mampu menambah ingatannya dalam menguasai ragam jenis kicauan. Hanya saja, dari jenis pakan yang disebutkan tersebut terdapat satu jenis pakan yang paling terkenal dan cukup sering diberikan kepada burung Murai Batu maupun jenis burung lainnya. Dan nama pakan tersebut adalah Jangkrik.

Bila ditanya tentang Jangkrik mungkin semua telah mengenalnya sebagai serangga yang mirip belalang dan suka melompat-lombat. Jangkrik telah lama dikenal sebagai pakan burung pemakan serangga tanpa terkecuali Murai Batu yang dianggap memiliki kandungan nutrisi tinggi yang bermanfaat bagi tubuhnya. Selain itu, Jangkrik pun kadang diberikan kepada hewan peliharaan lainnya seperti ikan karena mampu mempercepat pertumbuhan. Dikatakan bahwa pada tiap ekor Jangkrik mengandung ragam nutrisi yang bernilai gizi tinggi seperti lemak, protein, asam amino, hormon steroid, dan karbohidrat.
Gambar: Jangkrik
Adapun Jangkrik yang rupanya mirip seperti belalang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Berukuran kecil dengan panjang sekitar 4 cm saja.
  2. Berwarna hitam dibagian kepala, punggung, dan ekornya.
  3. Berwarna cokelat gelap dibagian seluruh kaki, dan badannya.
  4. Terdapat dua antena berukuran lumayan panjang dibagian depan kepalanya.
  5. Dibagian belakang tubuhnya terdapat juga dua antena yang ukurannya sedikit lebih pendek dibandingkan dengan depan kepalanya.
  6. Terdapat empat kaki berukuran pendek dibagian depan tubuhnya dan dua kaki yang berukuran panjang yang fungisnya untuk melompat.
  7. Bila dilihat lebih jeli dibagian tubuh atasnya terdapat dua sayap yang warnanya agak kecokelatan.
  8. Dan ciri suaranya terdengar bunyi seperti “krik...krik...krik” yang diulangi secara terus menerus dan biasanya berbunyi pada malam hari.
Sebelum mengulik lebih dalam lagi terkait ragam manfaat yang dimiliki Jangkrik bagi burung Murai Batu terlebih dahulu dijelaskan terkait cara pemberiannya. Burung Murai Batu yang diberikan pakan jangkrik biasanya berlangsung sejak masih trotolan atau kecil. Tujuannya agar saat besar nanti sudah terbiasa dan tidak asing lagi memakannya. Jangkrik yang diberikan kepada burung Murai Batu bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti memotong dua kaki panjang dibelakang tubuhnya. Selain itu, bisa pula diberikan utuh kepada burung Murai Batu yang ada disangkar dan mengubahnya terlebih dahulu menjadi tepung jangkrik. Pemberian jangkrik ini pun bisa pula memanfaatkan disaat kulitnya lagi berwarna putih atau saat baru melewati fase ganti kulit.
Baca juga:
Nah, berbicara tentang ragam manfaat yang ada pada jangkrik untuk burung Murai Batu bisa dikatakan mampu mengoptimalkan kicauan agar terdengar lantang, merdu, dan nyaring. Burung Murai Batu yang diberikan pakan jangkrik pun mampu terjaga staminanya agar tidak mudah lelah saat berlama-lama diarena lomba atau sedang latihan bersama jenis burung lainnya. Karena nya tak khayal pada saat beberapa hari lagi burung Murai Batu hendak ikut lomba biasanya pemberian jangkriknya akan ditambahkan beberapa ekor. Manfaat lainnya mampu menaikkan tingkat birahi burung yang membuatnya mudah terpancing untuk berkicau saat mendengar atau diperdengarkan kicauan yang lantang.

Yup, begitulah penjelasan seputar Jangkrik yang terkait dengan manfaat, ciri, dan kandungan nutrisinya yang berdampak positif bagi burung Murai Batu yang menyantapnya. Tentunya bagi Anda yang ingin terus memberikan jangkrik kepada burung Murai Batu tidak perlu pusing mencarinya sebab sudah banyak orang-orang yang telah membudidayakannya dan dijual dengan harga relatif terjangkau. Dan semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda sekalian.

Sumber Tulisan:
1. https://omkicau.com/2014/03/17/menyiasati-burung-yang-tak-mau-makan-jangkrik/
2. http://www.tipsburung.com/2016/08/mempertanyakan-kembali-waktu-paling.html

Sumber Gambar:
https://cdn.pixabay.com/photo/2014/12/25/22/35/cicada-580103_960_720.jpg

Sekilas Tentang Burung Cucak Kuricang

Bila ditanyakan kepara para pembaca sekalian tentang burung Cucak Kuricang? Mungkin jawabannya kurang begitu akrab dan mengetahuinya. Sebab dari jenis burung cucak-cucakan yang banyak dikenal orang-orang lebih sering tentang burung Cucak Jenggot dan Cucak Ijo. Padahal burung Cucak Kuricang juga memiliki kicauan yang tak kalah merdu dan bervariasi dibanding dua jenis cucak lainnya. Selain itu, burung Cucak Kuricang tergolong cukup mudah dilatih berkicau dan tidak sulit dalam perawatannya. Untuk itu dalam artikel ini coba menuliskan tentang burung Cucak Kuricang agar semakin dikenal luas sebagai burung kicauan.

Pycnonotus atriceps yang menjadi nama latin burung Cucak Kuricang memiliki daerah persebaran cukup luas yang tidak hanya terkonsentrasi di Indonesia saja. Di luar negeri, burung yang berasal dari keluarga Pycnonotidae tersebar mulai di beberapa negara seperti Bangladesh, India, Myanmar, Tiongkok, Thailand, Laos, Vietnam, Pilipina, dan Malaysia. Adapun persebarannya di tanah air banyak berada di Pulau Sumatera, Nias, Mentawai, Pulau Jawa, Kalimantan, dan Bali. Di alam liar, burung ini dapat hidup mulai dari hutan yang ada di dataran rendah sampai dengan area pegunungan dengan tinggi mencapai 900 meter di atas permukaan laut.

Pakan alami burung Cucak Kuricang yang hidup di hutan lebih menyukai buah yang berukuran kecil dan aneka jenis serangga seperti jangkrik, semut, ataupun belalang. Saat musim berbiak tiba biasanya burung ini akan membangun sarangnya dengan menggunakan jaring laba-laba yang diambil di ranting atau tanah, daun, dan ranting. Burung Cucak Kuricang yang kawin biasanya berlangsung di bulan Oktober, Januari, Maret sampai Mei. Indukan betina yang mengerami telur dalam sekali musim kawin bisa mencapai sekitar 3 butir.
Gambar: Burung Cucak Kuricang atau burung Cep-cep
Melihat ciri fisiknya dikatakan bahwa burung Cucak Kuricang memiliki postur tubuh berukuran sedang dengan panjang sekitar 17 cm. Dan ciri fisik lainnya dari burung Cucak Kuricang adalah sebagai berikut:
  1. Warna bulunya didominasi oleh dua warna yakni hitam dan kuning.
  2. Warna hitam tampak dibagian seluruh area kepala, tenggorokan, ujung-ujung sayap, dan ujung ekornya.
  3. Warna kuning tampak disisi tubuh bagian atas dan bawah mulai dari tengkuk, punggung, perut, ekor, dan sayapnya.
  4. Paruhnya berukuran agak besar, sedikit panjang, dan berwarna hitam pekat.
  5. Lingkaran matanya tampak berwarna kebiruan gelap dengan pupil berwarna hitam.
Berbicara tentang suara kicauannya bahwa burung Cicak Kuricang atau bagi orang-orang di Pulau Bangka menyebut dengan nama burung Cep-cep tergolong merdu dan nyaring. Volume kicauannya terdengar agak tinggi dengan bunyi nada seperti “cippp” yang dilagukan secara berulang-ulang. Walaupun bunyi kicauan alaminya tampak kurang variatif tapi bila dilatih dengan memasternya menggunakan burung yang sudah gacor tentunya burung Cucak Kuricang akan menguasai lebih dari satu kicauan.  

Nah, demikianlah ulasan terkait dengan burung Cucak Kuricang yang belum terlalu dikenal luas para pecinta burung ocehan. Dengan membaca artikel ini mungkin membuat Anda tertarik untuk memelihara burung Cucak Kuricang atau burung Cep-cep dengan membelinya di pasar burung yang ada di kota. Okey.

Sumber Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2011/12/27/cucak-kuricang/
2. https://omkicau.com/2012/12/06/lagu-aseli-burung-cep-cep-atau-cucak-kurincang-tak-seheboh-lagu-hasil-pemasteran/

Sumber Gambar:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Pycnonotus_atriceps-20031005.jpg/682px-Pycnonotus_atriceps-20031005.jpg

Tuesday, April 4, 2017

Mengenal Karakter yang Ada pada Burung Murai Batu

Burung Murai Batu tergolong amat populer dibandingkan jenis burung ocehan lainnya yang dikenal saat ini. Orang-orang yang menyukai burung Murai Batu tak terlepas dari kicauannya yang lantang dan mental yang tak mudah takut. Selain itu, jenis burung Murai Batu yang diikutkan bertanding pun lebih sering memenangkannya dan diberbagai daerah yang banyak diadakan perlombaan burung ocehan selalu dibuka kelas khusus burung Murai Batu. Untuk itu tak khayal harga burung Murai Batu pun melonjak jauh hingga bisa mencapai puluhan juta rupiah di tiap ekornya.

Begitu terkenalnya burung Murai Batu dimata para penggemarnya yang ada dibanyak daerah termasuk di luar negeri tentunya terkait pula dengan karakternya. Karakter yang dimiliki oleh jenis burung ocehan manapun termasuk Murai Batu punya andil cukup besar dalam menentukan tingkat kepandaiannya berkicau dan mudah atau tidaknya beradaptasi di lingkungan barunya. Bila burung ocehan sulit dijinakkan oleh pemilik dan kualitas suaranya kurang bervariasi tentu sangat sedikit ada yang ingin memeliharanya. Akan tetapi berbeda dengan burung Murai Batu yang dikatakan pandai dalam berkicau dan variasi kicauannya pun cukup banyak. Tentunya bila dikaitkan dengan karakernya dapat dikatakan burung Murai Batu tipikal burung yang memiliki tingkat kecerdasan cukup tinggi.
Gambar: Burung Murai Batu di alam liar
Tingginya tingkat kecerdasan pada burung Murai Batu hanyalah satu dari banyak lagi karakter atau sifat yang perlu diketahui oleh para pembaca sekalian. Untuk itu dalam artikel ini coba dituliskan terkait semua karakter yang ada pada burung Murai Batu. Adapun penjelasanya bisa dibaca di bawah ini:
Baca juga:
  1. Mudah jinak. Salah satu karakter yang dimiliki oleh burung Murai Batu adalah tidak terlalu sulit dalam menjinakkannya. Burung Murai Batu yang baru dibeli dari pasar burung ocehan yang terkadang ada yang masih dalam kondisi giras atau liar. Proses penjinakannya pun tidak perlu memakan waktu hingga berbulan-bulan lamanya dan hanya cukup mengerti terkait pakan, memandikan, dan penjemuran yang tepat agar cepat jinak. Apalagi burung Murai Batu yang hidup di alam liar memiliki habitat yang jauh dari pemukiman masyarakat atau tinggal di hutan lebat. Karenanya tak salah banyak yang menyukai burung Murai Batu untuk dipelihara dan perlombakan.
  2. Tidak sulit beradaptasi. Karakter lainnya yang ada pada burung Murai Batu dikenal sebagai burung yang tidak sulit dalam beradaptasi. Burung Murai Batu yang baru dipindahkan ke lingkungan barunya tergolong cepat menyesuaikan diri dengan sangkar dan tempat atau rumah pemiliknya. Hal ini pun dapat dilihat bahwa Murai Batu yang baru menempati sangkarnya tetap bisa berkicau dan tidak menunjukkan sedang mengalami stres.
  3. Birahi yang mudah terpancing. Burung Murai Batu dikenal sebagai burung yang mudah naik birahinya saat mendengar kicauan burung sejenis atau burung lain yang seolah-olah hendak menantangnya. Naiknya birahi burung Murai Batu ini berdampak positif dengan performanya yang terlihat lebih rajin bunyi atau gacor baik saat digantang ataupun dibawa kearena lomba.
Nah, itulah penjelasan terkait karakter yang dimiliki oleh burung Murai Batu yang jarang diketahui orang-orang. Dengan mengetahui kesemua karakter di atas tentunya tak salah bahwa siapapun baik itu pemelihara maupun tidak akan lebih mengenal burung Murai Batu ketimbang jenis burung lainnya. okey.

Sumber Tulisan:
1. http://www.muraibatu.link/2013/07/karakter-burung-murai-batu.html
2. https://www.binatangpeliharaan.org/murai-batu/karakter-dan-sifat-dasar-murai-batu/

Sumber Gambar:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3b/White-rumped_Shama_Thailand.jpg/800px-White-rumped_Shama_Thailand.jpg

Bolehkan Murai Batu Diberikan Terapi Mandi Hujan?

Terapi yang digunakan kepada burung Murai Batu agar kicauannya semakin merdu dan memperkokoh mentalnya terbilang cukup banyak. Terapi tersebut mulai dari memperdengarkan suara kicauan burung tertentu, meletakkan dikandang umbaran, memberikan pakan voer, dan terapi mandi hujan. Tiga dari empat terapi di urutan pertama tersebut sudah sangat sering digunakan oleh para pemelihara burung Murai Batu agar burung kicauannya mampu berkicau merdu dan mentalnya dapat menekan burung lain. Hanya saja, diterapi mandi hujan termasuk cukup jarang dilakukan kepada burung Murai Batu. Sehingga menimbulkan pertanyaan tentang boleh atau tidaknya terapi tersebut diberikan kepada burung Murai Batu.

Ya, terapi mandi hujan yang ditujukan kepada burung Murai Batu tergolong sudah banyak yang mendengarnya tapi baru sedikit yang berani mencobanya. Alasannya masih sedikit bukti yang menunjukkan bahwa terapi mandi hujan memang berdampak positif bagi burung Murai Batu. Dalam pembuktian bahwa terapi mandi hujan tergolong aman dilakukan kepada burung Murai Batu dan jenis burung lainnya pernah diutarakan oleh E-bird Mastering Indonesia. Menurut komunitas tersebut bahwa burung ocehan termasuk Murai Batu yang diberikan terapi mandi hujan bisa memperlancar aliran darah dan menguatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit dan perubahan cuaca.
Gambar: Hujan
Manfaat lainnya yang diperoleh burung Murai Batu yang mendapatkan terapi mandi hujan bisa menambah variasi kicauannya dengan serignya mendengarkan tetesan hujan yang turun. Selain itu, mental burung Murai Batu pun semakin kuat dan tidak mudah takut saat digantang bersama burung sejenis dengan kualitas kicauan yang tak kalah hebat. Walaupun demikian ragam manfaat yang diharapkan dapat diperoleh burung Murai Batu dengan terapi mandi hujan mesti dilakukan dengan prosedur yang benar. Sebab bila salah dalam menerapkannya dapat membuat burung Murai Batu malah terserang penyakit, mental ngedrop, dan macet bunyi.
Baca juga:
Untuk itu dalam memberikan terapi mandi hujan kepada burung Murai Batu perlu memperhatikan beberapa kondisi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
  1. Kondisi kesehatan. Sebelum burung Murai Batu diberikan terapi mandi hujan perlu memastikan bahwa tubuhnya tidak dalam kondisi sakit seperti flu, masuk angin, peradagangan di bagian saluran pernapasan, dan terdapat luka serius dibagian tubuh yang tidak boleh tersentuh air.
  2. Kondisi hujan. Terapi mandi hujan hanya layak diberikan pada saat kondisi hujan yang turun tidak berangin kencang seperti badai dan volume air yang turun tidak terlalu deras. Bila hujan yang turun cukup deras dengan berangin kencang sebaiknya burung Murai Batu tidak diterapi.
  3. Kondisi sangkar. Pastikan pula bahwa sangkar yang dijadikan tempat burung Murai Batu nanti mendapatkan terapi tidak sedang dalam kondisi lapuk atau karatan pada batang jerujinya. Sebab bila saat diletakkan di bawah guyuran hujan sangkar tersebut rusak dan terdapat lobang maka bisa membuat burung Murai Batu kabur dari sangkar.
  4. Durasi dan waktu terapi. Bila dari tiga poin di atas sudah terpenuhi tentunya burung Murai Batu dikatakan layak untuk mendapatkan terapi mandi hujan. Hanya saja yang perlu diperhatikan terkait dengan durasi dan waktu terapinya. Lamanya waktu atau durasi yang tepat bagi burung Murai Batu mendapatkan terapi mandi hujan sekitar 15 sampai 20 menit ataupun bisa paling lama sekitar 30 menit. Selain itu, waktu yang tepat untuk menterapi burung Murai Batu dengan air hujan di waktu pagi sampai menjelang siang. Bila burung dipaksakan mendapatkan terapi pada saat sore ataupun malam hari bisa berpotensi mengganggu kesehatannya.
Nah, itulah penjelasan terkait boleh atau tidaknya terapi mandi hujan diberikan kepada burung Murai Batu. Untuk itu bagi Anda yang mempunyai burung Murai Batu tak ada salahnya diberikan terai mandi hujan dengan mengikuti aturan yang ditulis dalam artikel ini. Selamat mencoba.

Sumber Tulisan:
1. http://www.tipsburung.com/2016/04/anda-memandikan-burung-dengan-air-hujan.html
2. http://www.muraibatu.link/2016/08/manfaat-terapi-mandi-hujan-bagi-murai.html

Sumber Gambar:
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/06/19/20/14/water-815271_960_720.jpg

Sunday, April 2, 2017

Mengulik Keindahan Kucing Manx

Bagi para pecinta kucing hias mungkin sudah akrab dengan kucing Manx yang dikenal sebagai kucing tanpa ekor. Ya, kucing yang asalnya dari Inggris ini tergolong unik dan berbeda dari jenis ras kucing lainnya. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ekornya yang membuat kucing Manx cukup istimewa dan banyak dipelihara orang-orang dari berbagai negara termasuk Indonesia. Selain itu, dari awal kucing Manx mulai dikenal orang-orang sudah mendapatinya sebagai kucing yang berekor amat pendek hingga hampir tidak berekor. Untuk itu pada artikel ini coba mengulik lebih jauh lagi tentang kucing Manx.

Kucing Manx yang juga dikenal dengan nama Rumpy tergolong jenis kucing hias yang sudah lama dikenal orang-orang dari tahun 1870-an. Awal dari orang-orang yang mengenal kucing Manx sudah mendapatinya mempunyai ekor yang sangat pendek dan memprediksi asalnya dari pulau kecil di Inggris yang bernama Isle of Man. Begitu lamanya kucing Manx telah dikenal membuat kehadirannya pun dipenuhi misteri dan mitos yang berkembang tentang asal usul ekornya yang sangat pendek. Cerita yang berkembang tentang kucing Manx pun dikatakan bermula sejak zaman Nabi Nuh tepatnya saat bahtera kapal sedang mengarungi banjir besar yang menutupi seluruh daratan. Dalam bahtera tersebut terdapat kucing yang sudah tidak memiliki ekor akibat terjebit pintu masuk bahtera kapal saat hendak masuk dengan terburu-buru. Dengan terpotongnya ekor kucing tersebut membuatnya harus memiliki keturunan yang juga tidak mempunyai ekor.
Gambar: Kucing Manx
Cerita lainnya yang tak kalah menarik disimak terkait ekor kucing Manx yang sangat pendek tersebut juga terjadi di bahtera kapal Nabi Nuh. Hanya saja pendeknya ekor tersebut bukan dikarenakan terjepit pintu tapi akibat digigit oleh seekor anjing yang mengejar kucing sampai ekornya terputus. Walaupun banyak versi terkait cerita yang masih diperlukan bukti atas kebenarannya tetap saja dikatakan bahwa pendeknya ekor kucing Manx bisa jadi akibat adanya perubahan genetik secara alami dan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar tentunya.

Di awal orang-orang yang suka dengan kucing Manx biasanya menjadikannya sebagai penjaga gudang gandum milik petani dari hama tikus. Tapi seiring berjalannya waktu tepatnya di awal abad 19 sekitar tahun 1900-an telah dilakukan pengembangbiakan terhadap kucing Manx untuk dijadikan contoh dalam melahirkan generasi berikutnya agar secara fisik mengikuti indukan dan teruji kesehatannya agar tidak membawa penyakit turunan.
Baca juga:
Selain dengan ciri hampir tidak memiliki ekor atau berekor cukup pendek perlu juga diketahui tentang ciri lainnya dari kucing Manx. Adapun ciri-ciri tersebut bisa disimak penjelasannya dibawah ini:
  1. Memiliki postur tubuh yang tegap atau besar, gemuk, dan berotot dibagian keempat kakinya.
  2. Lehernya berukuran pendek, mata yang oval dan besar, telinga cukup besar dan agak berjauhan, dan kepalanya lumayan besar dengan pipi yang mengembang ke samping.
  3. Dua kaki depannya berukuran jauh lebih pendek dibandingkan dengan dua kaki disisi belakang.
  4. Warna tubuhnya cukup variatif dan tiap ekor biasanya mempunyai lebih dari satu warna. Selain itu warna-warna yang ada pada kucing Manx seringnya adalah putih, cokelat, hitam, kuning tua, dan lainnya yang disesuaikan dengan warna indukannya.
  5. Berat badan kucing Manx maksimal bisa mencapai 5 kg.
Sedangkan sifat atau karakter yang dimiliki kucing Manx cukup beragam mulai dari tenang, lembut, mudah dilatih, mudah beradaptasi, suka berada dekat dengan pemiliknya, dan mampu memburu hewan pengerat kecil semacam tikus. Dengan sifatnya ini membuat orang-orang pun banyak yang berebut untuk memelihara kucing Manx. Adapun harga yang dibandrol kepada kucing Manx tergolong mahal. Sebab tiap ekornya bisa dihargai sampai 20 juta yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, warna bulu, kesehatan, dan kelengkapan sertifikat. Untuk itu bagi Anda yang tertarik dengan kucing Manx baiknya membelinya di toko hewan resmi agar tidak tertipu dan memperoleh informasi tentang cara merawatnya supaya berumur panjang.

Sumber Tulisan:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kucing_manx
2. http://www.cattery.co.id/kucing-manx/

Sumber Gambar:
1. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3e/Manxcat.jpg/800px-Manxcat.jpg

Mengenal Burung Pelanduk Semak

Jenis burung ocehan yang dikenal luas selama ini tergolong beragam mulai dari nama, bentuk, dan ciri kicauan yang berbeda satu dengan lainnya. Umumnya, burung ocehan yang lazim dipelihara mempunyai bentuk fisik yang berukuran sedang dengan panjang sekitar 18 sampai 24 cm. Tapi dibalik itu masih banyak lagi jenis burung yang kicauannya cukup merdu dengan ukuran fisiknya lumayan kecil dan masih jarang yang ada memeliharanya. Adapun pada tulisan ini coba menuliskan tentang salah satu jenis burung ocehan bertubuh mungil yang belum terlalu dikenal luas orang-orang. Dan namanya adalah burung Pelanduk Semak.

Malacocincla sepiarium yang menjadi nama latinnya merupakan burung pengicau yang daerah penyebarannya terbatas dibeberapa negara disekitar Asia Tenggara. Negara-negara yang dihuni oleh burung Pelanduk Semak hanya terdapat di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, pulau yang menjadi tempat tinggal dari burung yang berukuran mungil ini terletak di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera. Begitu pula dengan hutan yang ditempati pun cukup luas cakupannya mulai dari hutan yang berada di dataran rendah hingga daerah pegunungan. Kebiasaan hidup burung Pelanduk Semak yang ada di alam bebas lebih menyukai hidup sendiri dan kalaupun membentuk kelompok biasanya hanya kelompok kecil yang terdiri dari beberapa burung saja.

Gambar: Burung Pelanduk Semak
Dikatakan pada paragraf satu bahwa burung Pelanduk Semak mempunyai ukuran fisik kecil atau panjangnya tak lebih dari 14 cm. Dan untuk ciri lainnya bisa dibaca penjelasannya dibawah ini:
  1. Warna bulunya terdiri dari beberapa jenis yang tampak agak kusam dan warna-warna tersebut adalah merah, cokelat, putih, dan abu-abu.
  2. Warna merah tampak dibagian pangkal sayap, tunggir, dan pungungnya. Warna merah tersebut sedikit bercampur dengan warna cokelat sehingga tampilannya seperti merah bata.
  3. Warna cokelat terdapat dibagian bawah tubuhnya tepat di sisi belakang perut dekat dengan tunggirnya.
  4. Warna putih terlihat menutupi area tenggorokan, dada, dan perut.
  5. Warna abu-abu tampak dbagian atas kepala atau mahkota kepalanya.
  6. Paruhnya berukuran sedang dan tampak ramping serta berwarna hitam pekat.
Nah, ciri kicauan burung Pelanduk Semak mampu mengeluarkan suara yang bervolume cukup kencang atau keras ataupun tinggi. Nada kicauannya cenderung bertempo pendek dan terdengar melengking dengan mengucapkan kata seperti “pii...ooo.wiiit’. Kicauan bawaan burung Pelanduk Semak cenderung monoton atau kurang bervariasi dengan mengulangi bunyi kicauannya dalam beberapa detik. Tapi bila dilatih dengan memperdengarkan kicauan dari jenis burung lain dapat mendorongnya mampu mempunyai lebih dari satu bunyi kicauan.
Baca juga:
Sewaktu hidup di alam liar, burung Pelanduk Semak lebih menyukai makanan berupa jangkrik, rayap, kumbang, belalang, dan semut. Masa berbiak burung mungil ini pun berlangsung hampir sepanjang tahun dengan membangun sarang yang diletakkan dekat semak belukar. Sifat alami burung Pelanduk Semak dikenal mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan kadang suka menjelajah untuk mencari tahu apa yang ada disekitarnya.

Sekilas tentang perawatannya
Bagi Anda yang hendak memelihara burung Pelanduk Semak perlu tahu tentang cara merawatnya. Secara ringkas yang perlu diperhatikan terkait dengan pemberian pakan berupa serangga dan buah-buahan, penjemuran dan memandikan, dan termasuk memberikan pemasteran kepadanya agar kicauannya lebih bervariasi serta semakin merdu. Yang terpenting dalam memelihara burung Pelanduk Semak mesti rutin memberikan pelatihan dan perawatan agar burung tumbuh sesuai dengan yang diimpikan. Okey.

Sumber Tulisan:
1. http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_pelanduk_semak.htm
2. http://www.kutilang.or.id/2014/05/02/pelanduk-semak/

Sumber Gambar:
1. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8a/Malacocincla_sepiaria.jpeg

Saturday, April 1, 2017

Sekilas Tentang Burung Bentet Loreng

Jenis burung bentet atau bagi para pecinta burung ocehan kadang memanggilnya dengan nama cendet tergolong burung favorit yang banyak dipelihara. Hal ini tak bisa dilepaskan dari suara kicauannya yang khas dan gayanya sewaktu berkicau dapat berdiri tegak layaknya manusia. Karenanya tak khayal jenis burung bentet selalu jadi primadona dan sering diikutkan dalam ajang kontes burung ocehan hingga tingkat nasional. Selain itu jenis burung bentet pun cukup beragam mulai dari Bentet Kelabu, Bentet Abu-abu Besar, Bentet Kepala Merah, dan Bentet Loreng. Tapi dalam tulisan ini hanya mengulik salah satu dari ragamnya jenis burung bentet. Adapun nama burung yang dibicarakan dalam artikel ini adalah burung Bentet Loreng.

Burung Bentet Loreng dikatakan sebagai burung migrasi yang habitat aslinya bukanlah berasal dari hutan Indonesia. Tempat asal burung bertubuh sedang ini berada di negara yang mempunyai suhu dingin. Dan negara-negara tersebut meliputi Siberia, Tiongkok, Korea, dan Jepang. Jadi saat tempat berbiaknya akan turun salju dalam beberapa minggu lagi maka biasanya langsung kawanan burung Bentet Loreng akan pergi bermigrasi dengan mendatangi negara yang beriklim tropis. Adapun negara-negara yang menjadi tujuan migrasi burung Bentet Loreng adalah Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Gambar: Burung Bentet Loreng
Sewaktu tinggal di Indonesia biasanya daerah yang menjadi tempat persinggahan burung dari keluarga Laniidae lumayan luas mulai dari Pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Kawanan burung Bentet Loreng ini pun kadang tinggal di pinggiran hutan dan lahan pertanian yang banyak pepohonannya. Pakan yang disantap burung Bentet lebih sering berasal dari serangga seperti jangkrik, ulat, ataupun belalang. Selain itu sifat dasar dari burung Bentet dikenal sebagai burung petarung dan pemangsa terhadap burung yang ukurannya jauh lebih kecil. 

Melihat ciri-ciri fisiknya tentunya tidak kalah jauh beda dari jenis bentet lainnya. Hanya saja yang menjadi pembeda adalah ukurannya yang jauh lebih besar sekitar 18 cm dan corak warna pada bulunya yang menjadi pembedan dengan sesama jenisnya. Pada bagian mahkota kepala dan tengkuk sampai batas punggung depan terlihat berwarna keabu-abuan yang bergaris cokelat. Dibagian pungung, kedua sayap, dan ekornya tampak ditutupi dengan warna cokelat gelap yang bergaris hitam tipis. Disisi bawah tubuh mulai dari tenggorokan, dada, perut, dan batas dekat ekornya terlihat berwarna putih terang yang diselingi dengan garis berwarna hitam halus. Begitu pula pada bagian luar mata, pipi, dan depan wajah tampak ditutupi oleh warna hitam pekat yang terlihat seperti topeng.Garis-garis halus yang terdapat dibagian sisi atas dan bawah tubuhnya sehingga membentuk tampilannya seperti loreng. Karenanya tak khayal nama burung Bentet Loreng pun dikenal dengan nama Bentet Macan atau dalam bahasa inggrisnya disebut Tiger Shrike.  

Lanius tigrinus yang menjadi nama latin burung Bentet Loreng mempunyai kicauan yang tak kalah bagus dibanding jenis lainnya. Suara kicauannya yang berbunyi: “Ceh...ceh...cehh” biasanya dikeluarkan secara berulang-ulang dalam tempo yang agak lama. Bunyi kicauannya dikeluarkan dengan nada tinggi dan terdengar agak parau. Walaupun demikian dengan suara keras yang dimilikinya dapat berfungsi untuk menakuti burung lain yang coba mendekatinya termasuk memberikan tanda bahaya pada kawanan lainnya.
Nah, demikianlah ulasan terkait dengan burung Bentet Loreng yang merupakan burung migrasi yang setiap tahun datang ke hutan kita. Untuk itu dengan membaca artikel ini sampai tuntas mungkin kiranya bisa menambah pemahaman kita terkait ragam jenis burung Bentet baik yang ada di Indonesia maupun hanya tinggal sebentar seperti burung Bentet Loreng. Okey.

Sumber Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2012/05/02/bentet-loreng/
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bentet_loreng

Sumber Gambar:
1. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Lanius_tigrinus_Malaysia.jpg/750px-Lanius_tigrinus_Malaysia.jpg