Thursday, May 24, 2018

Sikatan Sunda, Si Burung Ocehan Endemik yang Mulai Langka

Berbicara tentang burung Sikatan Sunda mungkin akan terdengar sedikit asing di telinga para pembaca sekalian. Ya, hal ini pun wajar sebab biasanya orang-orang lebih mengenal jenis burung Sikatan Bakau dan Cacing yang banyak terdapat di pasar burung dan cukup sering diikutkan dalam perlombaan. Walaupun demikian kita tetap perlu juga mengenal lebih dalam lagi tentang burung Sikatan Sunda yang area persebarannya hanya terdapat di Indonesia. Selain itu, keberadaan populasinya di alam liar pun kian waktu terus menyusut yang membuat statusnya menjadi rentan. Untuk itu, pada tulisan ini coba menguliknya lebih jauh lagi supaya kita semakin mengenal burung Sikatan Sunda.

Burung Sikatan Sunda merupakan salah satu dari jenis burung Sikatan yang berasal dari keluarga Muscicapidae. Hanya mengingat dibelakang namanya terdapat nama Sunda tapi area persebarannya tidak terdapat di Pulau Jawa melainkan tersebar di wilayah Sumatera dan Kalimantan saja. Selain itu juga, jumlah sub-spesiesnya pun tidak terlalu banyak yang hanya terdiri dari tiga jenis yang meliputi: Albiventer, Rufifrons, dan Caerulatus. Tentunya mengingat terbatas area persebarannya membuat banyak orang pun tidak terlalu mengenal burung Sikatan Sunda.
Burung Sikatan Sunda Jantan
From: @Michelle and Peter Wong
Sedangkan habitat burung Sikatan Sunda di alam liar diketahui banyak di area dataran rendah dan mengengah. Area dataran rendah yang di tempatinya pun biasanya berupa pesisir pantai, pinggiran sungai, dan hutan bakau. Sewaktu mencari makanan kadang terlihat tidak jauh dari tenggeran ranting pohon rendah yang bekas hutan tebangan. Jenis makanannya berupa hewan invertebrata yang termasuk di dalamnya adalah serangga yang berukuran kecil. Untuk terkait waktu berkembangbiaknya biasanya terjadi antara bulan Februari hingga Juli tapi tidak diketahui secara jelas terkait bentuk sarang dan jumlah telurnya.
Baca juga:
Nah, ciri-ciri fisik burung Cyornis Caerulatus yang dipanggil dalam bahasa latin ini memiliki ukuran yang tidak kalah jauh berbeda dari jenis Sikatan lainnya dengan panjang tubuh sekitar 14 cm saja. Dan untuk corak warnanya terdapat perbedaan yang lumayan mencolok antara jantang dan betinanya.
1. Burung Sikatan Sunda jantan:
  • Berwarna biru muda yang agak gelap tampak dibagian depan mahkota kepala, sisi pangkal sayap, dan belakang punggungnya.
  • Berwarna biru tua gelap menutupi bagian belakang mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, punggung depan, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna oranye yang terlihat dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  • Paruhnya berwarna hitam berukuran sedang dan terlihat agak tebal.
  • Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang cukup tajam.
  • Lalu ekornya juga berukuran yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
2. Burung Sikatan Sunda betina:
  • Berwarna cokelat tua yang menutupi bagian mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, dan sayapnya.
  • Berwarna biru tua agak gelap yang terlihat dibagan punggung dan ekornya.
  • Berwarna oranye yang tampak dibagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  • Bagian lingkaran matanya terdapat warna putih keabu-abuan yang cukup mencolok.
Yup, setelah membicarakan ciri fisik burung Sikatan Sunda maka kita juga perlu mengetahui terkait karakter suara kicauannya. Ya, suara burung Sikatan Sunda tergolong nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya juga lumayan tinggi yang temponya tidak terlalu rapat dan terdengar seperti suara seruling atau siulan. Nada kicauannya yang berupa: “siii...siii. tiiuwww” berirama cukup rapi tapi terkesan agak monoton yang lebih sering melakukan pengulangan suara kicauan. Walaupun demikian, suara kicauan yang dibunyikannya tidak hanya nyaring tapi juga lumayan lantang dan tajam.

Tidak banyak lagi yang bisa dituliskan seputar burung Sikatan Sunda yang tergolong burung endemik dengan suara kicauan yang nyaring. Hanya saja, mengingat populasinya di alam liar yang terus menyusut maka ada baiknya memang kita tidak perlu menangkap maupun memeliharanya. Hal ini tentu dimaksudkan agar kelestariannya di alam liar dapat kembali stabil yang membuatnya terhindar dari potensi kepunahan.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/03/07/sikatan-sunda-sikatan-biru-langit/
2. https://omkicau.com/2013/11/28/sikatan-sunda-kerabat-tledekan-yang-makin-langka/
3. https://www.hbw.com/species/large-billed-blue-flycatcher-cyornis-caerulatus

Referensi Gambar:
http://orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=2638&Bird_Image_ID=121684

0 komentar:

Post a Comment