Thursday, January 25, 2018

Mengulas Lebih Jauh Seputar Burung Jalak Mawar

Berbicara tentang jenis burung Jalak mungkin tidak ada dari para pembaca yang tidak mengenalnya. Hal ini dikarenakan jenis burung Jalak termasuk salah satu dari ragam jenis burung ocehan yang sudah umum dipelihara maupun diikutkan dalam perlombaan. Suara kicauan yang dimiliki jenis burung Jalak tidak hanya terdengar merdu tapi juga cukup rajin atau aktif dalam berkicau. Akan tetapi, jenis burung Jalak yang umumnya dikenali orang-orang diberbagai daerah hanya lah dua jenis yakni Jalak Suren dan Jalak Kerbau. Padahal masih terdapat beberapa jenis lainnya yang mempunyai kicauan tak kalah merdu dan nyaring. Untuk itu pada tulisan coba mengulik salah satu di antaranya agar kita semuanya bisa semakin mengenalnya. Adapun nama nya adalah burung Jalak Mawar.
Burung Jalak Mawar
Membaca nama burung Jalak Mawar mungkin akan sedikit asing bagi sebagian besar para pembaca sekalian. Ya, burung Jalak Mawar merupakan salah satu dari jenis burung Jalak yang terdapat di wilayah hutan Indonesia. Tapi keberadaannya tidak menetap melainkan hanya sebagai burung migrasi yang rutin mengunjungi beberapa daerah di Indonesia setiap tahunnya. Negara-negara yang menjadi habitat asli burung Jalak Mawar cukup beragam yang meliputi Ukraina, Tiongkok, Turki, dan Iram. Sedangkan, negara-negara yang menjadi tujuannya bermigrasi saat musim tiba tersebar diberbagai negara seperti India, Sri Lanka, sekitaran Eropa Barat, dan Indonesia.
Baca juga:
Nah, daerah di Indonesia yang menjadi habitat burung Jalak Mawar hanya tersebar di beberapa tempat mulai dari Bandung, Jogja, dan Pulau Bali saja. Area yang menjadi habitat burung jalak ini di Indonesia berada di kawasan terbuka berupa padang rumput dan ladang atau persawahan milik masyarakat. Saat mencari makanan biasanya bergerak secara berkelompok ataupun terkadang berbaur dengan jenis Jalak lainnya. Jenis makanan yang disantapnya pun tidak jauh berbeda dengan burung jalak lainnya yakni berupa serangga yang berukuran kecil. Musim berkembangbiak yang dijalani burung Jalak Mawar tentunya berada di negara asalnya dengan bersarang di area padang rumput yang banyak terdapat serangga untuk sumber makanannya nanti.
Kawanan Burung Jalak Mawar dalam jumlah besar
Ukuran tubuh burung yang bernama latin Pastor Roseus ini tergolong agak besar dengan panjang sekitar 21 cm. Ciri lainnya yang perlu diketahui dari burung Jalak Mawar dapat dibaca penjelasannya di bawah ini:
  1. Berwarna hitam yang menutupi beberapa area tubuhnya mulai dari mahkota kepala, sisi wajah, tengkuk, leher, tenggorokan, punggung belakang, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna merah jambu yang tampak dibagian paruh, punggung depan, dada, perut, tunggir, dan kakinya.
  3. Terdapat bulu-bulu yang berukuran agak panjang dibagian atas kepalanya yang membentuk jambul. Jambul tersebut dapat dikembangkan saat hendak berkicau atau bersama pasangannya.
  4. Paruhnya yang berwarna merah jambu berukuran sedang dan tampak agak tebal.
  5. Ekornya yang berwarna hitam juga memiliki ukuran agak panjang.
  6. Kakinya yang berwarna merah jambu berukuran sedang dan terlihat agak berotot.
Yup, ciri kicauan yang dimiliki burung Jalak Mawar sebenarnya tidak semerdu atau senyaring burung Jalak lainnya di Indonesia. Suara kicauannya terdengar agak nyaring dengan sedikit parau dibagian tengah dan ujung bunyinya. Tempo kicauannya tergolong cepat dan tampak seperti tidak beraturan. Tapi kekhasan suara yang dipunyai burung Jalak Mawar sering diumpakan mirip suara kaset kusut yang terdengar agak bising. Biasanya saat berkicau dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok. Riuh dan ributnya suara kicauan burung Jalak Mawar terkadang mampu membuat burung ocehan lain yang ada disekitarnya berkeinginan untuk berkicau. Sehingga bagi Anda yang tertarik dengan burung Jalak Mawar maka tak ada salahnya menyimpan audio suaranya untuk dipakai dalam memancing burung ocehan di rumah agar semakin rajin berkicau. Okey.

Referensi Tulisan:
https://omkicau.com/2016/02/23/jalak-mawar-burung-pendatang-yang-bersuara-mirip-kaset-kusut/
http://www.kutilang.or.id/2015/05/29/jalak-mawar/

Rerefensi gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pastor_roseus_by_Davidraju_IMG_3609_(cropped).jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Rosy_Starling_(Pastor_roseus)_(8079445006).jpg

Sikatan Belang: Si Burung Ocehan Mungil yang Bersuara Merdu

Kenalkah dengan burung Sikatan Belang? Mungkin akan banyak yang menjawab tidak mengenal atau belum pernah melihatnya secara langsung. Hal ini terasa wajar sebab burung Sikatan Belang memang bukan bagian dari jenis burung ocehan yang sering dibacarakan atau dipelihara orang-orang. Hanya saja, suara kicauannya terdengar tak kalah merdu dan nyaring dibandingkan jenis burung Sikatan lainnya. Karenanya pada artikel ini coba menguliknya lebih jauh lagi agar semakin banyak yang mengenalinya.

Burung Sikatan Belang memiliki area persebaran tidak hanya terdapat di wilayah Indonesia tapi juga tersebar diberbagai belahan negara lainnya. Negara-negara yang terdapat populasi burung Sikatan Belang tergolong cukup banyak yang meliputi Nepal, India, Tiongkok, Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos, Bangladesh, Filipina, dan Malaysia. Begitu juga keberadaannya di wilayah hutan Indonesia tersebar diberbagai daerah mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Kepulauan Sula, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Alor.

Walaupun daerah di Indonesia yang ditempati burung Sikatan Belang tergolong cukup luas tapi penyebarannya hanya terdapat di area dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 1000 sampai 1200 meter di atas permukaan laut. Untuk itu lah sangat sedikit yang mengenal ataupun pernah melihatnya di alam liar. Selain itu, area hutan yang menjadi tempat tinggalnya beada di hutan pegunungan, hutan cemara, dan lumut yang tidak jauh dari perbukitan dan pegunungan.
Burung Sikatan Belang di Alam Liar
Sewaktu mencari makanan biasanya burung Sikatan Belang bergerak dalam kelompok kecil dan terkadang bergabung dengan jenis burung lain. Jenis makanan yang umumnya disantap burung mungil ini cukup beragam mulai dari lalat kecil, kumbang, ulat, dan laba-laba yang banyak terdapat di hutan. Saat memasukim masa berkembangbiak seringnya burung Sikatan Belang akan membangun sarang yang berbentuk cawan dengan jumlah telur yang dierami indukan sekitar tiga butir.
Baca juga:
Adapun ukuran fisik burung yang bernama latin Ficedula Westermanni ini tampak kecil dengan panjang hanya sekitar 11 cm saja. Akan tetapi terdapat perbedaan ciri yang mencolok antara jantan dan betinya. Dan penjelasannya bisa dibaca di bawah ini:

1. Burung Sikatan Belang jantan
  • Berwarna hitam yang menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, sisi wajah, punggung, sayap, dan ekornya. 
  • Berwarna putih yang menutupi area atas dan bawah tubuhnya yang meliputi sisi samping mahkota, sisi sayap, sisi pangkal ekor, tenggorokan, dada, perut, dan tunggirnya.
  • Matanya berwarna hitam yang berukuran sedang dan tampak bulat.
  • Ekornya berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu.
  • Kakinya berwarna hitam yang berukuran agak panjang.
2. Burung Sikatan Belang betina
  • Berwarna kecokelatan yang menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, sisi wajah, punggung, sayap, dan ekornya.
  • Berwarna abu-abu agak kehitaman yang terlihat dibagian bawah tubuhnya yang meliputi area tenggorokan, dada, perut, dan tunggirnya. 
  • Ekornya yang berwarna kecokelatan terlihat berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu.
  • Matanya berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dan berbentuk besar.
  • Paruhnya berukuran kecil dan berwarna hitam.
  • Kakinya yang berwarna hitam dan berukuran sedang.
Nah, ciri kicauan burung Sikatan Belang terdengar lumayan nyaring dan agak melengking dengan volume yang tidak terlalu tinggi. Kicauannya berupa siulan bernada agak panjang dengan irama naik-turun secara beraturan. Nada kicauan yang dibunyikannya terdengar seperti: “piii...pii..pii” yang diselingi dengan nada getaran agak lemah berupa: “crrr...tiii”. Bunyi kicauan burung Sikatan Belang seringnya terdengar secara terus-menerus dengan durasi hingga mencapai hampir satu menit.

Yup, menarik bukan penjelasan seputar burung Sikatan Belang yang tidak hanya memiliki ukuran tubuh kecil tapi juga bersuara cukup nyaring. Untuk itu bagi Anda yang tertarik dengan burung Sikatan Belang dapat mencarinya di pasar burung ocehan ataupun bisa mengunduh audio suaranya yang ada di internet. Okey.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2013/03/20/sikatan-belang/
http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_sikatan_belang.htm

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ficedula_westermanni_Kinabalu_1.jpg 

Mengenal Bekicot Sebagai Pakan Tambahan Bagi Burung Ocehan

Berbicara tentang jenis makanan yang dapat diberikan kepada burung ocehan mungkin jumlahnya sangat banyak sekali. Ragam jenis makanan yang dikonsumsinya berupa jangkrik, belalang, kroto, ulat, pisang, pepaya, biji-bijian, dan sayuran. Kesemua jenis makanan tersebut tidak hanya mengandung banyak nutrisi yang baik bagi kesehatan tapi juga turut membantu dalam menjaga kualitas kicauannya agar tetap merdu dan nyaring. Akan tetapi jenis makanan yang boleh disantap burung ocehan tidak hanya terbatas pada yang disebutkan tadi. Yang salah satunya adalah Bekicot.

Membaca kata Bekicot mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga para pembaca sekalian. Ya, hewan mungil yang memiliki cangkang tersebut berada dihampir semua daerah baik di dataran rendah maupun tinggi. Biasanya orang-orang memandang hewan Bekicot terbagi menjadi dua yakni memasukkannya sebagai hama yang suka memakan aneka jenis tanaman di ladang petani. Pandangan kedua, melihat Bekicot sebagai hewan berlendir yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pakan hewan ternak. Selain itu, beberapa jenis Bekicot juga terkadang dikonsumsi orang-orang dengan cara dimasak terlebih dahulu.
Bekicot atau Keong atau Siput
Banyaknya orang-orang yang menyantap Bekicot dikarenakan salah satunya tingginya kandungan nutrisi yang terdapat pada dagingnya. Nutrisi-nutrisi yang terdapat pada Bekicot terdiri dari Protein yang mencapai 12gr per 100 gr dagingnya, kalsium sekitar 237 mg dibagian cangkannya, adanya Vitamin B komplek, zat fosfor, lemak ta jenuh, asam amino esensial lengkap, dan asam amino esensial. Begitu pula dengan khasiat atau manfaat daging Bekicot bagi orang-orang yang menyantapnya juga tak kalah beragam mulai dari obat kudis, memperbaiki sel daging yang terluka, mengurangi batuk, sebagai solusi bagi yang insomnia, dan mencegah perapuhan tulang.
Baca juga:
Nah, tingginya kandungan nutrisi dan ragamnya manfaat Bekicot bagi manusia ternyata juga boleh dikonsumsi burung ocehan. Hal ini diketahui dari beberapa jenis burung ocehan yang hidup di alam liar terkadang menjadikan Bekicot sebagai pakan wajibnya yang banyak terdapat didekat aliran sungai atau area hutan yang lembab. Begitu pula dengan burung ocehan peliharaan yang juga dapat diberikan pakan Bekicot atau Keong tapi hanya sebagai pakan tambahan saja. Adapun manfaat atau khasiat yang diperoleh burung ocehan yang menyantap Bekicot cukup beragam seperti:
  1. Memperkecil kemungkinan telur menjadi gagal menetas atau meningkatkan fertilitasnya.
  2. Berguna juga dalam menjaga stamina agar tidak mudah lelah atau capai saat latihan berkicau atau sehabis mengikuti perlombaan.
  3. Membantu perkembangan burung bakalan agar tumbuh sehat.
Disamping itu, pemberian Bekicot sebaiknya tidak dilakukan setiap hari atau hanya dijadikan pakan tambahan saja. Cara pemberiannya juga dianjurkan untuk mengolahnya terlebih dahulu dengan mengubahnya menjadi tepung. Mengubah Bekicot menjadi tepung dapat dilakukan dengan daging mentah maupun merebusnya terlebih dahulu dan selanjutnya menjemur dibawah terik matahari ataupun memanggangnya dalam oven. Setelah menjadi tepung halus barulah bisa diberikan kepada burung ocehan dengan cara dicampurkan bersama pakan voer atau biji-bijian yang terdapat dalam cepuk makanannya.

Yup, begitulah sekilas ulasan seputar Bekicot yang mengandung beragam manfaat bagi burung ocehan yang mengkonsumsinya. Untuk itu bagi Anda yang belum pernah memberikan Bekicot kepada burung ocehan peliharaan di rumah kiranya dapat menambahkannya ke dalam daftar menu makanan burung peliharaan Anda. Hanya saja, yang perlu diingat bahwa pemberian Bekicot sebaiknya jangan berlebihan dan tidak dianjurkan dikonsumsi setiap hari. Okey.

Referensi Tulisan:
1. https://omkicau.com/2017/02/25/manfaat-bekicot-sebagai-pakan-alternatif-burung-kicauan-bagaimana-cara-mengolahnya/
2. https://www.khasiat.co.id/daging/bekicot.html
3. http://burungnya.com/5-manfaat-bekicot-untuk-burung-kicau-lengkap-dengan-cara-penyajian/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Achatina_fulica_Thailand.jpg 

Wednesday, January 17, 2018

Mengenal Burung Kehicap Boano yang Terancam Punah

Ketika ditanyakan tentang burung Kehicap Boano mungkin sangat sedikit yang mengenal maupun melihatnya secara langsung di alam liar. Hal ini dirasa wajar sebab burung Kehicap Boano memang sangat diperbincangkan sebagai burung ocehan yang bersuara merdu dan nyaring. Selain itu, keberadaannya di alam liar kian menyusut atau semakin sedikit mengingat keberadaannya hanya terbatas di satu daerah saja. Untuk itu, sengaja pada tulisan kali ini penulis coba mngupas segala informasi terkait burung Kehicap Boano yang hidup di alam liar.

Burung Kehicap Boano merupakan burung endemik yang keberadaannya hanya terdapat di wilayah hutan Indonesia saja. Daerah yang menjadi habitat burung Kehicap Boano terbatas di Pulau Boanol yang terletak di ujung barat daya Seram, Maluku Selatan. Di habitat aslinya keberadaan burung ini biasanya mendiami area hutan dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian 150 meter di atas permukaan laut.

Sewaktu berada di alam liar, burung Kehicap Boano tersebar di sisa-sisa petak hutan sekunder, dekat kaki bukit, dan area lainnya yang tidak jauh dari perbukitan. Biasanya untuk mencari makanan akan bergerak secara sendirian atapun bergabung dengan burung lain disekitar hutan kanopi yang masih lebat. Jenis makanan yang disantapnya setiap hari di hutan umumnya berupa serangga. Selain itu, awal diketemukannya burung Kehicap Boano di hutan Indonesia terjadi sekitar tahun 1918. Pada tahun tersebut keberadaannya sudah sangat sulit ditemukan muncul di Pulau Boano. Baru sekitar tahun 1991 kembali burung Kehicap Boano terlihat di area pulau yang sama.
Burung Kehicap Boano
Ciri fisik burung yang bernama latin Monarcha Boanensis ini tampak berukuran sedang dengan panjang sekitar 16 cm. Adapun ciri lainnya yang perlu diketahui dari burung endemik ini adalah sebagai berikut:

  1. Berwarna hitam pekat yang menutupi hampir seluruh area atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, pipi, pangkal tenggorokan, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna putih cerah yang tampak dibagian bawah tubuhnya yang meliputi area sisi dekat leher atas, sisi pipi bawah, bawah tenggorokan, dada, perut, sisi pangkal ekor, dan tunggirnya.
  3. Paruhnya berwarna hitam dengan ukuran yang sedang dan tidak tertalu tebal.
  4. Kakinya berukuran agak panjang yang tampak agak kurus dan berwarna hitam pekat.
  5. Ekornya juga berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  6. Matanya berwarna hitam yang tampak bulat dengan ukuran sedang.

Mengingat burung Kehicap Boano sebagai burung yang populasinya kian langka berdampak pada sulitnya menemukan rekaman suara kicauannya. Dari beragam sumber yang biasanya menjadi rujukan penulis untuk menulis seputar burung ocehan tidak diketemukan rekaman audio suaranya. Tapi hanya ada sedikit informasi berupa tulisan yang mengatakan bahwa suaranya terdengar cukup jernih dengan bunyi seperti “tjuuu...tjuuu”. Lalu bunyi kicauan jernih tersebut disambut dengan suara deringan lembut sambil menurunkan volumenya hingga terdengar semakin lemah.

Nah, sampai sinilah kiranya penjelasan seputar burung Kehicap Boano yang habitatnya hanya ada di Pulau Boano. Selain itu, populasinya yang kian habis hingga statusnya menjadi Kritis perlu mendapatkan perhatian kita semua. Status Kritis yang disandang burung Kehicap Boano dikarenakan populasinya di alam liar hanya berjumlah sekutar 200-an ekor saja. Untuk itu ada baiknya memang kita jangan memburunya apalagi sampai merusak habitatnya. Dengan harapan lambat laun semoga populasi burung Kehicap Boano dapat bertambah hingga statusnya tak lagi kritis.

Rerefensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/12/15/kehicap-boano/
https://omkicau.com/2014/11/24/kehicap-boano-burung-endemik-pulau-boano-yang-makin-sulit-ditemukan/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Monarcha_boanensis_Foto_Kees_Moeliker.jpg

Lebih Dekat Mengenal Burung Cici Padi

Kenalkah dengan burung Cici Padi? Mungkin sebagian dari para pembaca ada yang sudah mengenal ataupun belum. Hal tersebut terasa wajar sebab burung Cici Padi cukup jarang dibicarakan sebagai jenis burung ocehan sehingga tidak banyak yang mengetahuinya. Selain itu, burung Cici Padi memiliki ukuran tubuh yang cukup kecil dengan corak warna yang lumayan indah. Karenanya, pada tulisan ini coba mengenalnya lebih dekat lagi agar semakin banyak yang mengetahuinya.

Burung Cici Padi memiliki habitat tidak hanya terdapat di wilayah hutan Indonesia tapi juga tersebar diberbagai belahan negara baik itu Asia, Afrika, dan Eropa. Keberadaan burung Cici Padi yang terdapat dibanyak negara tersebar mulai dari Prancis, India, Tiongkok, Jepang, Filipina, Malaysia, Yunani, Turki, Syria, Mesir, Lebanon, Jordania, Irak, Iran, Kenya, Uganda, Tanzania, Afrika Selatan, Afghanistan, Sri Lanka, Korea Selatan, Taiwan, Myanmar Thailand, dan Australia. Luasnya negara yang menjadi tempat tinggal burung mungi ini tentu membuatnya sudah sering dilihat orang-orang di alam liar.
Burung Cici Padi
Disamping itu, penyebaran burung Cici Padi juga terdapat diberbagai pulau besar maupun kecil. Daerah-daerah yang menjadi habitatnya tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kepulauan Kangean, Sunda Kecil, dan Sulawesi. Keberadaannya di alam liar umumnya mendiami area dataran tinggi yang mencapai 1200 meter di atas permukaan laut. Area lahan yang sering dijumpai kawanan burung mungil ini umumnya area terbuka seperti padang rumput, persawahan, dan perkebunan tebu.

Sewaktu memasuki musim kawin yang berlangsung sekitar bulan November, Februari sampai September biasanya sang indukan akan membangun sarang dengan bentuk mirip botol bulat. Proses perkawinan yang dilakukan indukannya biasanya sang pejantan akan terbang cukup di atas si betina sambil mengelilingi dan mengeluarkan suaranya. Tapi diluar dari musim kawin umumnya burung Cici Padi lebih memilih bersembunyi.
Baca juga:
Ciri fisik burung yang bernama latin Cisticola Juncidis ini tampak berukuran kecil yang panjangnya hanya sekitar 10 cm saja. Ciri lainnya yang perlu diketahui dari burung kecil ini bisa disimak ulasannya di bawah ini:
  1. Berwarna cokelat tua yang menutupi area atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, sisi bawah sayap, dan ekornya.
  2. Warna hitam tampak terlihat juga di bagian atas tubuhnya berupa garis-garis agak tebal seperti di atas kepala, punggung, sayap, dan ekornya.
  3. Warna putih kecokelatan tampak di area bawah tubuhnya mulai dari tenggorokan, dada, perut, dan tunggirnya.
  4. Paruhnya bewarna agak kehitaman yang berukuran agak panjang dan tipis.
  5. Ekornya tampak berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar.
  6. Kakinya berwarna merah jambu yang berukuran sedang dengan bentuk yang tampak kurus.
  7. Matanya tampak bulat dengan ukuran tidak terlalu besar dan berwarna hitam pekat.
Sedangkan ciri kicauan burung yang dalam bahasa Inggris dipanggil Zitting Cisticola ini terdengar nyaring dan tidak melengking. Hal ini dikarenakan volume kicauan yang dimilikinya tidak terlalu tinggi. Tempo kicauannya lumayan rapat yang terdengar seperti bunyi crecetan yang diulangi secara terus-menerus. Walaupun kicauannya agak monoton tapi memiliki irama nada yang naik-turun secara beraturan.

Nah, ini lah ragam informasi yang terkait tentang burung Cici Padi yang kicauannya cukup nyaring tapi hanya sedikit yang sudah mengenalnya. Untuk itu dengan ditulisnya artikel ini dapat menjadi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin mengetahui kehidupan burung Cici Padi. Okey.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/03/27/cici-padi/
http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_cici_padi.htm

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Zitting_Cisticola_-_Cisticola_juncidis.JPG

Tuesday, January 16, 2018

Mengenal Kehidupan Burung Cucak Rawa Di Alam Liar

Jenis burung Cucak Rawa termasuk salah satu dari sederet jenis burung ocehan yang mempunyai kicauan lumayan merdu dan nyaring. Kemerduan suara burung Cucak Rawa terkadang juga dimanfaatkan untuk memaster atau memancing burung lain agar rajin berkicau. Selain itu, orang-orang yang mengenal jenis burung cucak-cucakan ini bukan hanya karena banyak yang memelihara atau sering tampil di arena lomba. Tapi nama burung Cucak Rawa sering disebut dalam sebuah lagu yang berbahasa jawa. Untuk itu pada tulisan ini coba menguliknya lebih jauh lagi terkait kehidupan di alam liar.

Burung Cucak Rawa merupakan jenis burung cucak-cucakan yang berasal dari keluarga Pycnonotidae. Keberadaannya hanya terdapat di dua negara saja yakni Indonesia dan Malaysia dengan daerah persebaran lebih banyak berada di wilayah hutan kita. Daerah yang menjadi habitat burung Cucak Rawa tersebar di kawasan sunda besar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kehadirannya di alam liar pun tersebar merata di area dataran rendah sampai perbukitan yang ketinggiannya sekitar 800 meter di atas permukaan laut.
Burung Cucak Rawa
Sewaktu berada di alam liar biasanya burung Cucak Rawa mendiami area hutan yang jauh dari pemukiman masyarakat. Area lahan yang menjadi rumahnya cukup beragam seperti hutan sekunder, area pinggiran hutan, hutan dekat sungai, dan rawa-rawa. Karakternya pun dikenal cukup pemalu dengan lebih suka bersembunyi dibalik rimbunnya dedaunan sambil mengeluarkan bunyi kicauannya. Jenis makanan yang setiap hari disantapnya pun tergolong beragam mulai dari serangga berukuran kecil, keong air, dan buah-buahan yang bertekstur lunak.
Baca juga:
Adapun ciri fisik burung Cucak Rawa memiliki ukuran tubuh tergolong lumayan besar dengan panjang sekitar sekitar 28 cm. Selain itu, penjelasan terkait ciri fisiknya dapat dibaca uraiannya di bawah ini:
  1. Berwarna jingga-jerami yang terlihat menutupi area mahkota kepala, sisi pipi, dan tunggirnya.
  2. Berwarna cokelat-zaitun yang tampak dibagian tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  3. Berwarna putih yang dapat dilihat pada bagian punggung berupa garis-garis halus, dibagian tenggorokan, dada, dan perut yang bercampur dengan garis cokelat. 
  4. Memiliki paruh yang berwarna hitam dengan ukuran lumayan panjang dan tipis.
  5. Ekornya berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang cukup lebar tapi jarang terlihat dikembangkannya.
  6. Kakinya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang, dan;
  7. Matanya berwarna hitam dibagian pupil yang dilingkari dengan warna kemerahan tua.
Nah, suara kicauan burung yang bernama latin Pycnonotus Zeylanicus ini  terdengar lumayan nyaring dan agak melengking. Volume kicauannya dikeluarkan dengan nada cukup tinggi dan bertempo agak rapat. Kicauannya berupa siulan yang dimulai dengan nada rendah dan kemudian dinaikkan lalu diturunkan kembali sehingga terdengar cukup merdu di telinga. Selain itu, burung Cucak Rawa saat berkicau sering kali dilakukan secara bersama-sama dengan pasangan kelompoknya yang terdiri dari dua sampai tiga ekor. Dan juga, burung Cucak Rawa termasuk jenis burung ocehan yang rajin berkicau dengan durasi kicauannya berkisar di atas satu menitan lamanya.

Walaupun demikian, burung yang dipanggil dengan nama Cucak Rowo ini terus diburu keberadaannya di alam liar sehingga statusnya berubah menjadi rentan. Selain itu, dibeberapa tempat keberadaan burung Cucak Rawa sudah sangat sulit ditemukan dikarenakan maraknya perburuan. Untuk itu, ada baiknya memang kita tidak perlu memelihara nya ataupun bisa dibeli langsung dari tempat penangkarannya. Tujuannya guna menjaga kelestariannya agar status keberadaannya di alam liar lekas membaik.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2011/12/29/cucak-rawa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Cucak_rawa

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Straw-headed_Bulbul_(Pycnonotus_zeylanicus)_(7936876438).jpg

Monday, January 15, 2018

Mengulik Lebih Jauh Burung Srigunting Kelabu

Jenis burung Srigunting termasuk salah satu jenis burung ocehan yang memiliki postur tubuh lumayan besar dan panjang. Dikatakan demikian karena rata-rata panjang tubuhnya dapat mencapai hampir 30 cm. Selain itu, ekornya juga berukuran tak kalah panjang yang terkadang melebihi dari ukuran badannya. Walaupun demikian, suara kicauan jenis burung Srigunting tergolong merdu dan nyaring yang terkadang dimanfaatkan untuk memaster atau sekedar memancing burung ocehn agar rajin berkicau. Karenanya, penulis pun coba mengenalkan salah satu diantara jenis burung Srigunting yang mempunyai kicauan merdu. Dan nama burung tersebut adalah burung Srigunting Kelabu.

Dicrurus Leucophaeus yang merupakan nama latin burung Sritgunting Kelabu dengan daerah persebaran tidak hanya terdapat di Indonesia tapi juga tersebar diberbagai negara Asia lainnya. Negara-negara yang menjadi habitat bagi burung Srigunting Kelabu tergolong cukup banyak mulai dari Tiongkok, Afganistan, Himalaya, Sri Lanka, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Laos. Tapi pada musim dingin di negara asalnya terkadang burung Srigunting Kelabu juga pergi bermigrasi ke wilayah Asia Tenggara dengan mendatangi Malaysia dan Singapura.

Keberadaan burung Srigunting Kelabu di Indonesia tersebar luas baik di pulau besar maupun kepulauan kecil. Daerah-daerah yang menjadi rumah bagi burung berekor panjang ini terdapat di Pulau Sumatera, Simeulue (ujung barat-laut Sumtera), Pulau Jawa, Bali, Lombok, Siberut (ujung barat Sumatera), Kepulauan Sipura dan Pagai, dan Kalimantan. Di habitat aslinya biasanya area yang menjadi tempatnya tinggal berada di kawasan dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 2500 meter di atas permukaan laut.
Burung Srigunting Kelabu
Area lahan yang sering ditempat burung Srigunting Kelabu berada di area hutan terbuka atau sekunder, pinggiran hutan, hutan pegunungan, dan kawasan perbukitan. Saat mencari makanan kadang bergerak secara berpasangan dengan bertengger di ranting atau cabang pohon. Cara burung ini untuk memperoleh makanan dengan terbang menyambar serangga yang terbang tidak jauh dari nya. Waktu berkembangbiak bagi burung Srigunting Kelabu berlangsung sekitar bulan Januari sampai Agustus. Sarang yang nantinya dijadikan tempat indukan mengerami telurnya memiliki bentuk mirip cawan yang ditaruh sekitar 10 meter dari atas tanah.

Nah, ukuran fisik burung Srigunting Kelabu tergolong lumayan besar dengan panjang sekitar 29 cm. Adapun ciri fisik lainnya dapat disimak uraiannya di bawah ini:

  1. Berwarna abu-abu kehitaman yang tampak menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota, pipi, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Terlihat juga warna abu-abu keputihan yang terdapat diarea bawah tubuhnya seperti area tenggorokan, dada, perut, sampai area tunggirnya. 
  3. Paruhnya berukuran agak panjang dengan bentuk agak besar dan tebal. 
  4. Matanya tampak bulat dengan ukuran tak terlalu besar dan berwarha merah saga.
  5. Kakinya berukuran sedang dengan warna abu-abu kehitaman.
  6. Ekornya berukuran cukup panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak tebal dengan bagian ujungnya berbentuk seperti huruf “V” yang saling berlawanan.

Sedangkan bunyi kicauan yang bisa dikenali dari burung Srigunting Kelabu terdengar nyaring dan agak melengking. Volume kicauannya dibunyikan tidak terlalu tinggi dengan tempo yang agak rapat. Kicauannya terdengar berirama dengan nada pendek yang dikeluarkan secara terus-menerus. Nada kicauan yang dibunyikannya seperti “hiiurr..iur..celiuu” ataupun “wiii...piitt”. Selain itu, burung Srigunting Kelabu juga cukup cakap dalam menirukan suara burung atau hewan lain yang sering didengarkannya.

Okey, demikianlah penjelasan seputar burung Srigunting Kelabu yang mungkin masih belum banyak yang mengenal atau pernah melihatnya secara langsung. Untuk itu Anda pun dapat mencarinya di pasar burung ocehan ataupun mengunduh audio suaranya yang ada di internet. Terima kasih.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/06/08/srigunting-kelabu/
http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_srigunting_kelabu.htm

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ashy_Drongo_(Dicrurus_leucophaeus).jpg

Sunday, January 14, 2018

Mengenal Burung Cerecet Jawa Sebagai Burung Ocehan Yang Bertubuh Kecil

Jenis burung ocehan yang umumnya banyak dipelihara dan sering diikutkan dalam perlombaan biasanya memiliki ukuran tubuh tergolong sedang. Dikatakan berukuran sedang sebab panjang tubuhnya rata-rata berkisar antara 11 sampai 20-an cm saja. Hanya saja, terdapat satu jenis burung ocehan yang ukuran tubuhnya terlampau kecil dengan panjang kurang dari 10 cm. Selain itu, keberadaannya tidak terdapat dinegara lain atau bisa dikatakan sebagai burung endemik. Adapun nama burung yang berukuran kecil tersebut adalah burung Cerecet Jawa.

Burung Cerecet Jawa termasuk salah satu jenis burung ocehan berukuran kecil yang habitat hidupnya hanya terdapat di Indonesia. Keberadaannya di kawasan hutan Indonesia tersebar di Pulau Jawa saja. Di Pulau Jawa pun penyebaran burung mungil ini tidak terdapat disemua daerah melainkan hanya berada di bagian barat dan tengah Pulau Jawa saja. Area yang menjadi tempat tinggalnya pun terfokus di dataran tinggi yang ketinggiannya sekitar 1000 meter di atas permukaan laut.
Burung Crecet Jawa yang sedang bertengger
Sewaktu berada di alam biasanya burung Cerecet Jawa tinggal menetap di kawasan hutan pegunungan, hutan cemara, pinggiran hutan, hutan konifer, dan area perkebunan milik masyarakat.
Saat mencari makanan sering bergerak dengan kelompok kecil yang terbang ke arah pepohonan berdaun jarum ataupun jarang. Tapi terkadang juga turun ke tanah untuk menemukan santapan makannya berupa serangga yang berukuran kecil. Waktu berkembang biak yang dijalani burung Cerecet Jawa berlangsung dua kali dalam satu tahun yakni mulau dari bulan Maret sampai Mei dan dilanjutkan kembali sekitar bulan Agustus sampai November. Sesudah menjalani masa perkawinan biasanya jumlah telurnya sekitar tiga butir yang ditempatkan pada sangkar yang berbentuk kantung menggantung dengan terbuat dari dedaunan kering, rumput, dan dieratkan menggunakan lumut.
Baca juga:
Nah, tentunya Anda penasaran terkait ukuran sebenarnya dari panjang tubuh burung yang bernama latin Psaltria exilis ini. Ya, ukuran tubuh burung Cerecet Jawa tak lebih dari 8 cm saja mulai dari paruh sampai ekornya. Adapun ciri lainnya dari burung ocehan mungil ini bisa disimak uraiannya di bawah ini:
  1. Warna cokelat tampak menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari mahkota, pipi, tengkuk, punggung, sayap, dan keseluruhan ekornya.
  2. Warna putih keabu-abuan terlihat dibagian bawah tubuhnya yang terdapat di area tenggorokan, dada, perut, dan sampai dengan tunggirnya.
  3. Paruhnya berukuran kecil dengan warna hitam pekat.
  4. Matanya tampak bulat dengan pupil berwarna hitam dan lingkaran yang mengelilingi pupilnya terlihat berwarna kuning. 
  5. Ekornya berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak dapat dikembangkan.
Begitu pula dengan ciri kicauan burung Cerecet Jawa terdengar cukup nyaring dan agak melengking. Volume kicauannya dibunyikan tidak terlalu kencang atau tinggi dengan tempo yang agak rapat atau mirip suara crecetan. Suara kicauannya memiliki irama yang teratur dengan nada pelan saat awal kicauan dan mulai agak bergelombang serta bertempo lumayan rapat dibagian tengah sampai ke ujung kicauannya. Irama kicauannya bernada seperti “trrr...trrr...trrr” ataupun “sisisiirrr”.

Demikianlah penjelasan seputar burung Cerecet Jawa yang merupakan burung endemik di Pulau Jawa. Untuk itu agar populasinya tetap terjaga di alam liar maka ada baiknya tidak memelihara ataupun menangkapnya. Selain itu, bagi Anda yang tertarik dengan burung Cerecet Jawa maka bisa menyimpan audio suaranya yang banyak terdapat di internet dan dapat dipergunakan untuk memaster burung ocehan peliharaan Anda di rumah.

Referensi Tulisan:
https://omkicau.com/2014/04/23/cerecet-jawa-burung-endemik-terkecil-di-pulau-jawa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Cerecet_jawa

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pygmy_Tit_(Psaltria_exilis).jpg

Segudang Manfaat Jagung Bagi Burung Ocehan

Jenis makanan yang biasanya diberikan kepada burung ocehan pemakan tumbuh-tumbuhan atau herbivora tergolong beragam. Jenis pakan yang beragam tersebut mulai dari Pisang, Pepaya, Sayuran, Kangkung, Mangga, dan jenis biji-bijian. Kesemua jenis pakan tersebut mengandung banyak nutrisi yang baik bagi kesehatan dan turut menjaga keindahan suara kicauannya. Tapi ada juga jenis pakan lain yang berasal dari tumbu-tumbuhan yang baik dan mengandung banyak manfaat untuk burung ocehan. Adapun nama pakan tersebut adalah Jagung.

Jagung termasuk jenis tanaman pangan yang mengandung karbohidrat seperti padi dan juga gandum. Orang-orang disemua negara termasuk Indonesia tentunya sudah mengenal Jagung yang sering dikonsumsi sebagai cemilan ataupun pengganti beras. Hal ini dikarenakan kandungan karbohidrat yang terdapat pada Jagung sama mampunya untuk mengeyangkan perut dibanding makan beras ataupun gandum. Apalagi, Jagung tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk bulir-bulir dari tongkolnya tapi juga sudah diolah keberbagai produk lainnya seperti minyak makan maupun gula. Selain itu, kandungan nutrisi yang terdapat pada Jagung juga tergolong beragam mulai dari Protein, Lemak, Air, Vitamin (A, B1, B2, B3, B5, B6, B9, dan C), Besi, Magnesium, Fosfor, Mangan, Kalium, dan Zink.
Jagung
Disamping itu, Jagung juga mempunyai manfaat yang tidak hanya sekedar mampu membuat perut kenyang. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai sumber kalori untuk menambah tenaga, mengurangi potensi resiko wasir, menambah kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, mencegah terkena anemia, menurunkan kadar kolestrol, dan berguna untuk menjaga kestabilan kadar gula bagi penderita diabetes. Selain itu, orang-orang yang mengkonsumsi Jagung juga terkadang diolah keberbagai bentuk makanan seperti membakarnya, dijadikan popcorn, dan bahkan jadi sayuran.
Nah, sebenarnya Jagung tidak hanya baik dimakan oleh kita tapi juga boleh diberikan kepada hewan ternak maupun burung ocehan. Mungkin sudah sering kita melihat bahwa Jagung diberikan kepada hewan ternak seperti ayam dan bebek. Tapi sangat jarang melihatnya menjadi makanan bagi burung ocehan. Padahal melihat dari ragamnya nutrisi yang ada pada Jagung tentunya sangat baik dalam menjaga kesehatan burung ocehan. Selain itu, jenis burung ocehan yang dapat diberikan Jagung sebenarnya bisa segala jenis. Tapi umumnya Jagung hanya diberikan kepada burung ocehan yang herbivora seperti burung paruh bengkok ataupun Kenari.
Baca juga:
Yup, adapun manfaat atau khasiat Jagung bagi burung ocehan yang menyantapnya termasuk beragam yang terdiri dari:
  1. Berguna meningkatkan birahi burung agar tampil maksimal saat diperlombaan.
  2. Memperlancar sisitem saluran pencernaan burung ocehan.
  3. Menjadi sumber tenaga agar burung tidak mudah lelah.
  4. Membantu burung ocehan agar tidak mudah terkena anemia, dan.
  5. Menjadikan bulu-bulunya tampak sehat dan kuat.
Sedangkan Jagung yang diberikan kepada burung ocehan cukup beragam baik yang masih muda ataupun mulai agak tua tapi yang teksturnya masih lembut. Jenis Jagungnya pun juga bisa berupa Jagung manis maupun yang biasa atau disebut Jagung Jawa. Cara memberikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memberikan satu tongkol Jagung yang disangkutkan dibagian tengah atau pinggir sangkar. Bisa juga dengan memisahkan bulir Jagung dari tongkolnya yang nantinya ditaruh pada tempat pakannya. Yang terpenting sebelum dikonsumsi burung ocehan ada baiknya untuk mencucinya terlebih dahulu hingga bersih. Dan yang lumayan penting juga untuk diingat bahwa pemberian Jagung untuk burung ocehan sifatnya adalah pakan tambahan sehingga tidak dianjurkan untuk dimakan setiap hari.

Begitulah ulasan seputar Jagung yang menjadi pakan untuk buurng ocehan yang mengandung beragam manfaat. Karenanya bagi Anda yang belum pernah memberikan Jagung kepada burung ocehan peliharaan di rumah maka tak ada salahnya untuk menambahkannya ke dalam menu makanannya. Yang terpenting untuk diingat bahwa pemberian Jagung baiknya dilakukan beberapa kali dalam seminggu atau sebulan saja. Okey.

Referensi Tulisan:
1. https://omkicau.com/2015/10/18/manfaat-jagung-dan-cara-memberikannya-pada-kenari/
2. http://www.mediaronggolawe.com/manfaat-jagung-manis-buat-kenari.html#
3. https://manfaat.co.id/manfaat-jagung

Referensi Gambar:https://pixabay.com/en/corn-on-the-cob-corn-grain-2941068/

Wednesday, January 3, 2018

Indahnya Si Burung Paok Hijau

Jenis burung Paok telah lama dikenal sebagai burung pengicau yang memiliki corak warna bulu yang indah. Dikatakan bercorak warna indah dikarenakan warna yang terdapat di seluruh bulunya tampak terdiri dari berbagai jenis warna yang terang. Selain itu, jenis burung Paok yang tersebar di Indonesia berjumlah lumayan banyak hingga mencapai 17 jenis. Tapi, umumnya orang-orang hanya mengenal beberapa di antaranya yang sering dijadikan sebagai burung masteran. Untuk itu pada tulisan ini coba mengulik salah satu di antaranya yang masih belum terlalu banyak yang mengenalnya. Adapun nama burung Paok tersebut adalah burung Paok Hijau.

Burung Paok Hijau yang terdapat di wilayah hutan Indonesia tidak semuanya sebagai burung penetap sebab ada juga yang termasuk burung migrasi. Daerah atau pulau yang menjadi tujuan migrasi burung Paok Hijau berada di sekitar kawasan Sumatera, Pulau Nias, Bangka, dan Jawa. Lalu daerah yang menjadi tempatnya berkembangbiak atau disebut burung penetap berada di Sumatera, Bangka, Belitung, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, burung Paok Hijau juga memiliki habitat di luar negeri dengan mendiami negara India, Thailand, Bangladesh, Tiongkok, Laos, Kamboja, Filipina, dan Malaysia.

Sewaktu berada di alam liar, burung Paok Hijau mendiami area dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian maksimal mencapai 1200 meter di atas permukaan laut. Tapi biasanya burung ini hanya terdapat diketinggian 500 sampai 800 meter dpl. Area hutan yang menjadi tempatnya tinggal berada di kawasan hutan yang agak basah dengan masih banyaknya ditumbuhi pepohonan. Kebiasaan burung Paok Hijau suka berjalan atau melompat-lompat di atas tanah sambil membalikkan dan mematuki batang kayu. Tujuannya membalikkan daun maupun mematuki batang kayu adalah untuk mencari aneka jenis makanan. Jenis makanan yang umumnya disantapnya cukup beragam mulai dari serangga kecil, larva serangga, siput, maupun cacing. Waktu berkembangbiaknya seringnya berlansung sekitar bulan Februari sampai Juni di wilayah Sulawesi dan Desember sampai Juni di sekitaran Papua. Jumlah telur yang dierami indukannya pun tergolong agak banyak yang dapat mencapai sektiar lima butir.
Burung Paok Hijau di Alam Liar
Sedangkan ciri fisik burung Paok Hijau tampak berukuran agak besar dengan panjang sekitar 18 cm. Ciri lainnya yang perlu diketahui dari burung Paok Hijau dapat disimak penjelasannya di bawah ini:
  1. Terdapat warna hitam yang menutupi keseluruhan kepala, leher, tenggorokan, dan bagian belakang perutnya. 
  2. Terlihat pula warna hijau terang yang terdapat dibagian punggung, sisi bawah sayap, ekor, dada, dan pangkal perutnya. 
  3. Pada bagian kedua sisi pangkal sayapnya tampak berwarna biru muda terang yang mencolok.
  4. Lalu ada juga warna merah terang yang menutupi area tunggir dan bagian bawah sayapnya.
  5. Paruhnya yang berwarna hitam pekat berukuran sedang dengan bentuk agak besar dan tebal.
  6. Matanya yang berwarna hitam juga berukuran agak besar dengan bentuk bulat. 
  7. Kakinya berwarna putih krim dengan ukuran lumayan panjang.
  8. Ekornya berukuran amat pendek sehingga sekilas dilihat tampak seperti tidak memiliki ekor.
Nah, setelah menjelaskan terkait ciri fisiknya perlu juga mengetahui terkait kualitas suara yang dimiliki burung Paok Hijau. Sebab suara kicauan jenis burung Paok terkadang dimanfaatkan untuk memaster burung lain yang hendak atau telah mahir berkicau. Ya, suara kicauan milik burung Paok Hijau terdengar nyaring dan tidak terlalu melengking dengan volume sedang. Tempo kicauannya tergolong pendek dengan suara yang diulang-ulang secara terus-menerus. Tapi bunyi kicauannya berupa siulan ganda dengan nada seperti “pih... pihh... pihh”.

Yup, begitulah kiranya penjelasan seputar burung Paok Hijau yang selain memiliki corak warna bulu indah juga kualitas kicauannya lumayan bagus. Selain itu, burung Paok Hijau tergolong jinak atau tidak mudah takut saat berhadapan dengan orang yang menemuinya di hutan. Untuk itu bagi Anda yang tertarik dengan burung Paok Hijau mungkin cukup kesulitan menemukannya di pasar burung mengingat tidak banyak yang mengenalnya. Maka solusinya bisa menyimpan audio suaranya yang terdapat di internet.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/07/03/paok-hijau/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Paok_hijau_-_(Pitta_sordida).JPG