Saturday, July 28, 2018

Lebih Dekat Mengenal Burung Ciung-air Coreng

Berbicara tentang jenis burung ocehan mungkin tidak hanya selalu terkait dengan burung Murai Batu, Kacer, ataupun Kenari saja. Hal ini dirasa wajar sebab ketiga jenis burung ocehan tersebut memang cukup sering terlihat menjadi burung peliharaan dan juga rutin diikutkan dalam berbagai ajang perlombaan. Hanya saja, masih banyak lagi jenis burung ocehan di Indonesia yang suara kicauannya tak kalah nyaring dan merdu di telinga. Adapun salah satunya berasal dari keluarga Timaliidae yakni burung Ciung-air Coreng.

Burung Ciung-air Coreng merupakan salah satu dari empat jenis burung Ciung-air yang tersebar di wilayah hutan Indonesia. Area di Indonesia yang terdapat populasi burung Ciung-air Coreng tergolong cukup luas yang meliputi daerah Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Pulau Banggi, Pulau Malawali, Kalimantan, Pulau Laut, Pulau Bangka dan Belitung, dan area barat serta tengah Pulau Jawa. Keberadaannya tidak hanya ada di Indonesia tapi juga tersebar di dua negara lainnya seperti Malaysia dan Filipina. Walaupun area persebarannya hanya terpusat di tiga negara saja tapi jumlah sub-spesiesnya terglong lumayan banyak yang meliputi Zopherus, Everetti, Zaperissus, Argenteus, Cagayanensis, Bornensis, Montanus, dan Javanicus.
Ilustrasi Burung Ciung-air Coreng yang bernama latin Macronus bornensis
Selain itu, burung mungil yang berasal dari keluarga Timaliidae ini ini umumnya tersebar cukup merata mulai di dataran rendah sampai perbukitan yang ketinggian nya hanya sekitar 1000 meter di atas permukaan laut. Area alam liar yang ditempatinya pun cukup bervariasi seperti hutan tropis, hutan meranggas, area hutan bambu, dan perkebunan yang sering didatangi orang-orang. Kebiasaan yang dilakukan saat mencari makanan seringnya berada di atas tanah sambil mematuki dedaunan kering yang gugur. Begitu juga dengan menu makanan yang rutin disantapnya juga lumayan beragam baik itu serangga yang berukuran kecil sampai sedang dan buah-buahan. Musim kawin yang biasa dijalaninya terjadi sekitar bulan Februari hingga Juli dengan jumlah telur yang bisa dierami indukannya sebanyak lima butir.

Sebelum mengulas tentang ciri fisiknya perlu kita ketahui terlebih dahulu terkait ciri suara kicauan yang dibunyikannya. Ya, suara kicauan burung Ciung-air Coreng tergolong lumayan nyaring terdiri dari tiga sampai empat nada. Volume kicauannya tidak terlalu tinggi dengan tempo yang lumayan rapat. Hanya saja, nada suara yang dibunyikannya tergolong monoton dan tidak terlalu aktif berkicau.
Baca Juga:
Nah, setelah membahas ciri suara kicauannya maka kali ini kita membahas ciri fisiknya yang berukuran kecil dengan panjang hanya sekitar 13 cm saja. Ciri fisik lainnya bisa dibaca uraiannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat berangan tampak menutupi bagian atas tubuhnya mulai dari atas kepala, tengkuk, keseluruhan punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna hitam keabu-abuan bergaris hanya terlihat dibagian sisi wajah dan area bawah tubuhnya.
  3. Warna putih krim terlihat menutupi area tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  4. Warna cokelat terdapat diseluruh area bawah tubuhnya berupa garis-garis tebal yang agak melengkung.
  5. Paruhnya yang berwarna hitam berukuran sedang dan sedikit agak melengkung ke bawah dibagian ujungnya.
  6. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang lumayan tajam.
  7. Ekornya yang berwarna kecokelatan berukuran agak panjang dan lumayan lebar dengan bulu-bulu yang bisa dikembangkan.
  8. Lalu kakinya berwarna hitam kecokelatan yang berukuran sedang dan terlihat agak kurus.

Yup, sampai sinilah ulasan seputar burung Ciung-air Coreng yang hanya tersebar ditiga negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Hanya saja, mengingat belum banyaknya yang mengenal burung Ciung-air Coreng mungkin akan sulit untuk mencarinya di pasar burung. Untuk itu, bagi Anda yang tertarik bisa mencari rekaman suara kicauannya yang ada di internet. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2014/04/04/ciung-air-coreng-2/
https://www.hbw.com/species/bold-striped-tit-babbler-mixornis-bornensis

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Macronus_bornensis_everetti_1902.jpg 

Friday, July 27, 2018

Remetuk Bakau, Si Burung Ocehan Mungil Yang Bersuara Nyaring

Jenis burung Remetuk Laut termasuk salah satu jenis burung ocehan yang suara kicauannya terdengar lumayan nyaring dan merdu. Kicauan nyaring dibunyikannya tidak hanya enak didengarkan tapi juga sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memaster jenis burung ocehan lainnya yang hendak diperlombakan. Selain itu, ukuran tubuh burung Remetuk Bakau sangatlah kecil yang mirip burung Pleci dan Cabai. Hanya saja, di antara para penghobies biasanya tidak terlalu mengenalnya. Hal ini dikarenakan area persebarannya di Indonesia yang hanya terdapat dibagian beberapa daerah saja. Untuk itu penulis pun tertarik mengulasnya lebih jauh lagi agar semakin banyak yang mengenalinya.

Burung Remetuk Bakau merupakan salah satu dari enam jenis burung Remetuk yang mendiami area hutan Indonesia. Keberadaannya di Indonesia tidaklah tersebar luas yang hanya terdapat dibagian tanah Papua saja. Daerah di tanah Papua yang menjadi habitatnya berada di area teluk Triton (bagian pesisir selatan Papua) dan Sungai Mimika hingga ke area wilayah Port Moresby. Selain itu, populasi burung Remetuk Bakau pun juga dapat ditemukan dibeberapa daerah di Australia mulai dari bagian utara Western, Groote Eylandt, Pulau Mornington, area utara Queensland, dan wilayah Sydney.
Burung Remetuk Bakau
Disamping itu, jumlah sub-spesies burung Remetuk Bakau sangat lah sedikit yang hanya sebanyak tiga jenis saja dengan salah satu di antaranya terdapat di Indonesia. Sewaktu berada di alam liar biasanya burung mungil ini mendiami area dataran rendah yang tidak jauh dari aliran sungai. Area dataran rendah yang terdapat populasinya berupa hutan mangrove dan semak belukar yang masih terdapat pepohonannya. Selain itu, kebiasaan yang dilakukan sewaktu mencari makanan seringnya bergerak secara berkelompok dalam jumlah kecil untuk memburu serangga seperti semut, tawon, dan jangkrik. Hanya saja, sangat sedikit informasi yang memuat seputar musim kawin dan jumlah telur yang dierami indukannya.
Baca juga:
Dikatakan pada paragraf awal bahwa burung yang bernama latin Gerygone Levigaster ini dikenal sebagai jenis burung ocehan bersuara nyaring. Ya, suara kicuaun yang dibunyikannya memang terdengar lumayan nyaring dengan tempo yang cukup rapat. Volume kicauannya juga agak tinggi yang iramanya cukup teratur saat menaik-turunkan nada suaranya. Selain itu, nada suaranya terdengar seperti cuitan yang dibunyikan secara berulang-ulang dengan durasi hampir satu menitan.
Nah, untuk ciri fisiknya juga telah disinggung pada paragraf pembuka bahwa memiliki ukuran tubuh yang amat kecil dengan panjang maksimal hanya sekitar 10 cm saja. Dan ciri fisik lainnya bisa dibaca ulasannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat keabu-abuan yang menutupi bagian atas mahkota kepala, punggung, sayap, sisi wajah, dan ekornya.
  2. Tampak juga warna putih keabu-abuan yang terdapat dibagian atas mata berupa alis tebal, tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  3. Paruhnya tampak berwarna hitam yang berukuran sedang dan terlihat lumayan tebal. 
  4. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan memiliki sorot yang lumayan tajam.
  5. Ekornya yang berwarna kecokelatan berukuran sedang yang bulu-bulunya tidak terlalu lebar.
  6. Kakinya tampak berwarna hitam pekat yang berukuran sedang dengan kuku-kuku yang lumayan tajam.

Yup, menarik bukan penjelasan tentang burung Remetuk Bakau yang tidak hanya berukuran kecil tapi juga memiliki suara kicauan yang nyaring. Akan tetapi, mengingat habitatnya yang hanya tersebar di Pulau Papua dan sekitarnya saja maka ada baiknya kita tidak perlu memeliharanya agar kelestariannya di alam liar tetap terjaga. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
1. http://www.kutilang.or.id/2013/03/06/remetuk-bakau/
2. https://www.hbw.com/species/mangrove-gerygone-gerygone-levigaster
3. https://omkicau.com/2015/02/17/gambar-dan-suara-kicauan-merdu-enam-jenis-burung-remetuk/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gerygone_levigaster_levigaster_1.jpg