Wednesday, January 17, 2018

Mengenal Burung Kehicap Boano yang Terancam Punah

Ketika ditanyakan tentang burung Kehicap Boano mungkin sangat sedikit yang mengenal maupun melihatnya secara langsung di alam liar. Hal ini dirasa wajar sebab burung Kehicap Boano memang sangat diperbincangkan sebagai burung ocehan yang bersuara merdu dan nyaring. Selain itu, keberadaannya di alam liar kian menyusut atau semakin sedikit mengingat keberadaannya hanya terbatas di satu daerah saja. Untuk itu, sengaja pada tulisan kali ini penulis coba mngupas segala informasi terkait burung Kehicap Boano yang hidup di alam liar.

Burung Kehicap Boano merupakan burung endemik yang keberadaannya hanya terdapat di wilayah hutan Indonesia saja. Daerah yang menjadi habitat burung Kehicap Boano terbatas di Pulau Boanol yang terletak di ujung barat daya Seram, Maluku Selatan. Di habitat aslinya keberadaan burung ini biasanya mendiami area hutan dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian 150 meter di atas permukaan laut.

Sewaktu berada di alam liar, burung Kehicap Boano tersebar di sisa-sisa petak hutan sekunder, dekat kaki bukit, dan area lainnya yang tidak jauh dari perbukitan. Biasanya untuk mencari makanan akan bergerak secara sendirian atapun bergabung dengan burung lain disekitar hutan kanopi yang masih lebat. Jenis makanan yang disantapnya setiap hari di hutan umumnya berupa serangga. Selain itu, awal diketemukannya burung Kehicap Boano di hutan Indonesia terjadi sekitar tahun 1918. Pada tahun tersebut keberadaannya sudah sangat sulit ditemukan muncul di Pulau Boano. Baru sekitar tahun 1991 kembali burung Kehicap Boano terlihat di area pulau yang sama.
Burung Kehicap Boano
Ciri fisik burung yang bernama latin Monarcha Boanensis ini tampak berukuran sedang dengan panjang sekitar 16 cm. Adapun ciri lainnya yang perlu diketahui dari burung endemik ini adalah sebagai berikut:

  1. Berwarna hitam pekat yang menutupi hampir seluruh area atas tubuhnya mulai dari mahkota kepala, pipi, pangkal tenggorokan, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya.
  2. Berwarna putih cerah yang tampak dibagian bawah tubuhnya yang meliputi area sisi dekat leher atas, sisi pipi bawah, bawah tenggorokan, dada, perut, sisi pangkal ekor, dan tunggirnya.
  3. Paruhnya berwarna hitam dengan ukuran yang sedang dan tidak tertalu tebal.
  4. Kakinya berukuran agak panjang yang tampak agak kurus dan berwarna hitam pekat.
  5. Ekornya juga berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  6. Matanya berwarna hitam yang tampak bulat dengan ukuran sedang.

Mengingat burung Kehicap Boano sebagai burung yang populasinya kian langka berdampak pada sulitnya menemukan rekaman suara kicauannya. Dari beragam sumber yang biasanya menjadi rujukan penulis untuk menulis seputar burung ocehan tidak diketemukan rekaman audio suaranya. Tapi hanya ada sedikit informasi berupa tulisan yang mengatakan bahwa suaranya terdengar cukup jernih dengan bunyi seperti “tjuuu...tjuuu”. Lalu bunyi kicauan jernih tersebut disambut dengan suara deringan lembut sambil menurunkan volumenya hingga terdengar semakin lemah.

Nah, sampai sinilah kiranya penjelasan seputar burung Kehicap Boano yang habitatnya hanya ada di Pulau Boano. Selain itu, populasinya yang kian habis hingga statusnya menjadi Kritis perlu mendapatkan perhatian kita semua. Status Kritis yang disandang burung Kehicap Boano dikarenakan populasinya di alam liar hanya berjumlah sekutar 200-an ekor saja. Untuk itu ada baiknya memang kita jangan memburunya apalagi sampai merusak habitatnya. Dengan harapan lambat laun semoga populasi burung Kehicap Boano dapat bertambah hingga statusnya tak lagi kritis.

Rerefensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/12/15/kehicap-boano/
https://omkicau.com/2014/11/24/kehicap-boano-burung-endemik-pulau-boano-yang-makin-sulit-ditemukan/

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Monarcha_boanensis_Foto_Kees_Moeliker.jpg

0 komentar:

Post a Comment