Saturday, June 2, 2018

Opior Jambul, Si Burung Ocehan Endemik yang Berukuran Kecil

Berbicara tentang burung Opior Jambul mungkin belum banyak di antara para pembaca yang belum pernah melihatnya. Ya, burung Opior Jambul memang tidak seperti jenis burung ocehan lainnya yang daerah persebarannya cukup merata. Sebab area persebarannya diketahui hanya terdapat di Indonesia dan terletak dibeberapa daerah saja. Walaupun demikian, suara kicauan burung Opior Jambul tergolong cukup merdu dan nyaring dengan ukuran tubuh yang lumayan kecil. Karenanya penulis pun tertarik untuk menguliknya lebih jauh lagi agar semakin banyak yang mengenalnya.

Burung Opior Jambul merupakan salah satu burung Opior yang berasal dari keluarga Zosteropidae. Sebagai burung endemik yang area persebarannya hanya diketahui terdapat di kawasan Nusa Tenggara saja. Daerah di Nusa Tenggara yang dihuni kawanan burung Opior Jambul tersebar di Sumbawa, Satonda, dan Flores saja. Selain itu, jumlah sub-spesiesnya pun sangatlah sedikit yang terdiri dari dua jenis yang meliputi dohertyi dan subcristatus. Mengingat terbatasnya area persebaran burung Opior Jambul mungkin itu bisa menjadi alasan banyak yang masih belum mengenal ataupun melihatnya.
Burung Opior Jambul
Disamping itu, burung Opior Jambul diketahui mendiami area perbukitan dan pegunungan dengan rentang ketinggian antara 300 sampai 1400 meter dpl. Area alam liar yang dtempatinya berupa hutan sekunder, hutan yang telah rusak, hutan perdu, dan lahan budidaya yang ditumbuhi pepohonan. Selain itu, musim kawin yang dijalaninya biasanya berlangsung sekitar bulan Juli hingga Agustus di Sumbawa dan Februari hingga Oktober di Flores dengan jumlah telur sekitar dua butir.
Baca juga:
Adapun karakter fisik burung Lophozosterops dohertyi yang dipanggil dalam bahasa latin ini tergolong sangat kecil dengan panjang hanya sekitar 12 cm saja. Selain itu, ciri fisik lainnya bisa dibaca penjelasannya di bawah ini:

  1. Berwarna cokelat tua yang tampak dibagian mahkota kepala, belakang punggung, sayap, dan ekornya. Pada bagian mahkota kepalanya ditumbuhi bulu yang berukuran agak panjang mirip jambul tapi tidak terlalu mencolok.
  2. Berwarna abu-abu kehitaman yang hanya terlihat dibagian tengkuk, pangkal punggung, dan pangkal sayapnya saja.
  3. Berwarna putih kusam yang hanya terdapat dibagian belakang mata berupa garis tebal yang tidak terlalu panjang.
  4. Berwarna kuning muda yang tampak menutupi bagian tenggorokan, dada, perut, hingga tunggirnya.
  5. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan berukuran sedang dengan sorot yang cukup tajam.
  6. Paruhnya yang berwarna hitam berukuran sedang yang terlihat agak tebal.
  7. Ekornya yang berwarna kecokelatan juga berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang tidak terlalu lebar.
  8. Lalu kakinya berwarna merah muda kecokelatan yang berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Nah, setelah membahas karakter fisik burung Opior Jambul maka kita pun perlu juga mengetahui terkait ciri suara kicauannya. Ya, suara burung Opior Jambul lumayan nyaring dan agak melengking di telinga. Volume kicauannya tergolong agak tinggi dengan tempo yang lumayan rapat. Nada kicauannya cukup berirama dengan suara mirip siulan yang berbunyi secara terus-menerus yang berdurasi sekitar setengah menit. Walaupun demikian, suara kicauannya tetap terdengar lantang dan tajam.

Okey, menarik bukan penjelasan seputar burung Opior Jambul yang hanya berhabitat di kawasan Nusa Tenggara saja dengan suara kicauan yang cukup merdu dan nyaring. Tentunya dengan dibacanya artikel ini hingga tuntas kiranya dapat membuat lebih mengenal secara mendalam tentang burung Opior Jambul. Terimakasih.

Referensi Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2011/12/14/opior-jambul/
https://www.hbw.com/species/crested-white-eye-heleia-dohertyi#Descriptive_notes

Referensi Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Crested_Ibon.jpg

1 comment

  1. Saya mencoba untuk memelihara 1 ekor semoga cepat gacoor👍👍

    ReplyDelete