Friday, November 3, 2017

Kumpulan Puisi XV

Kebakaran Hutan
Negeri yang dianugerahi hutan melimpah
Katanya subur akan udara bersih untuk dinikmati siapapun
Menyehatkan dan menyejukkan dada yang menghirupnya
Tapi apalah daya itu hanya fatamorgana dari ilusi mimpi
Melihat hutan yang melimpah ruah itu hilang ditebang api
Berubah menjadi asap kentara tebal yang terbang kepenjuru negeri
Asap yang tebal itu hanya bisa mendatangkan penyakit
Pada mata yang menjadi perih dan dada seperti hendak hancur.


Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Mendung
Pada awan yang tampak mendung
Terlihat raut wajah sedih terpancar dari ketakutan
Oleh yang tiada lagi berpikir mendungnya awan itu pertanda membawa berkah
Semakin hitamnya awan itu mengumpul seperti hendak hujan
Terjadi kesibukan untuk mengamankan rumah dan kendaraannya
Agar tidak tertimbun hempasan air hujan dari awan mendung
Karena mendungnya langit pertanda banjirpun datang menjajah.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Klakson Berisik
Kurang lebar apa lagi soal jalan yang dibentang
Masih saja ada yang tak bisa lewat di jalan itu
Sana sini entah itu roda dua atau empat
Sibuk dengan suara klakson yang berisik
Terdengar kencang sekali seperti hendak merusak gendang telinga
Entah apa yang membuatnya jalan itu jadi macet
Mungkin karena terlalu banyak yang diam saat lampu sudah hijau.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015. 


Luasnya Hati
Dalam lautan kata yang tak ditemui dangkalnya
Meminta sama dengan hati meniru kata yang tak berujung ditatap
Untuk menerima segala luapan kisah yang menumpahinya
Berisikan untaian suka bersama pilu mengalir memenuhi isi hati
Deras hampir tak tertampung seutuhnya dalam palung kalbu
Hanya berdoa agar luasnya hati selebar kisah yang menyapa.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.

 
Hujan
Tiada setetes pun langit menumpahkan hujan
Tanah tampak kering
Dan dalamnya sungai juga tak bertambah
Jatuhnya tiap tetes air yang serempak itu
Dari mendungnya awan yang menutupi sukanya hati
Sulit untuk menghindarkan dari kuyup yang membahasi pipi
Duduk menyendiri hanya ditemani genangan sedih
Karena kebahagiaan hanyut terbawa pilu bersama senyuman.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.

0 komentar:

Post a Comment