Friday, November 3, 2017

Kumpulan Puisi XVI

Maaf
Maaf. Terucap dari dalam lubuk hati
Menghantarkan jamuan keteduhan jiwa yang mudah merendah
Tidak sampai bersombong-sombong ria
Cukup ulurkan tangan dan menyampaikan kekhilafan diri
Hingga tali persaudaraan tersambung kembali.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Dari Kursi Empuk
Dari kursi yang berbalut kapas yang lembut
Membuat ketenangan dalam rajutan kain sutera
Ditopang dengan sulaman gambar kemegahan yang kakukan mata
Sampai badan dan jiwa ikut membatu berdiam dalam kursi itu
Karena kursi itu terasa begitu empuk
Baiknya diganti saja dengan kursi yang beralaskan papan reot.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Bergejolak
Dalam ketenangan yang sudah damaikan hati
Tiap-tiap orang hidup dalam canda dan tawa setiap harinya
Tidak ada luka dan hanya terciprat kebahagian
Hingga saatnya itu seakan sirna karena ada yang bergejolak
Seperti ingin muntah yang mengeluarkan ketakutan membuat badan terus menggigil
Sampai gejolak itu sudah agak meredup kaki bergetar tak pernah mau diam.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Ramadhan 
Bulan suci ramadhan dalam pelukan hati
Syukur pun menengadah untuk menyambutnya dalam rindu
Ramadhan yang mengajarkan tentang kesabaran pada umat manusia
Untuk menguatkan hati menjalani puasa dalam lapar dan haus dahaga
Demi membina hati menjadi insan dibalut kedewasaan iman yang tulus.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.  


Macet di Kota Besar
Hal biasa melihat kota besar digeliati dengan kemacetan
Melihat jalan raya yang tumpat oleh ragam jenis kendaraan
Menjalar dari segala sisi yang tak membiarkan siapapun untuk lewat
Kendaraan-kendaraan yang hanya bisa membunyikan kleksonnya sekeras petir menyambar
Memiliki niatan agar macet itu cepat merayap pergi
Tapi agaknya itu sangat mustahil
Bila egois yang menjadi pengendali dari kendaraan yang melaju itu.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Kemana Perginya Engkau?
Kemana perginya engkau?
Yang tiba-tiba pergi tanp mengucapkan kata apapun
Kemana harus mencari mu?
Sudah ribuan meter kaki menapaki jalan agar bisa menemukan mu
Selama engkau hilang dari pandangan
Rindu mulai mencambuk ingin membuat diri ini rasanya mati
Pulanglah, tak usah pergi lagi.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.

0 komentar:

Post a Comment