Saturday, August 8, 2015

Ketika Air Telah Menjadi Musuh bagi Manusia

Air yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini sejatinya dapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Keberadaan air tidaklah sulit diketemui yang keberadaan hampir ada di seluruh tempat di dunia ini. Sehingga sudah seharusnya bagi makhluk terkhusus manusia memanfaatkan sebaik-baiknya air guna untuk membantu lancarnya aktivitas kehidupan. Dan juga betapa besarnya fungsi air bagi makhluk hidup tak pelak juga kita dapat menganggapnya sebagai sahabat atau teman yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan keberadaannya dari berbagai ancaman.

Namun dalam keberadaan air di muka bumi ini tidaklah selalu mendapatkan perhatian dari manusia untuk tetap dilestarikan atau dirawat keasriannya dari sampah dan limbah yang berada di sungai, danau, dan laut. Hingga akhirnya air yang tidak terawat malah mendatangkan berbagai ragam masalah yang harus diterima oleh kita sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya tempat-tempat yang dialiri oleh air seperti sungai, selokan, danau, bahkan laut dihujani oleh tumpukan sampah-sampah organik dan an-organik dan limbah dari rumah tangga dan pabrik. Akibatnya makhluk hidup yang berada di areal sungai terkena dampaknya seperti keracunan dan kematian. Disamping itu juga, air yang tercemar akan menimbulkan aroma yang tidak sedap dan jorok.

Bagi kita sendiri ancaman serius yang diterima bila air telah tercemar oleh sampah tanpa terpikir untuk membersihkannya kembali ialah pemukiman kita akan terserang banjir, banjir bandang, air yang jorok dan berbau, dan bermekarnya jutaan penyakit yang siap menyerang manusia. Hal ini terlihat pada awal tahun 2015 ini banyaknya korban berjatuhan akibat demam berdarah hingga ratusan yang terjadi di berbagai daerah baik di sumatera maupun jawa. Kejadian ini tak bisa dipungkiri akibat selokan yang tercemar sampah dan banjir yang menerjang pemukiman penduduk. Dan dalam suatu berita seperti dilaporkan oleh jpnn.com bahwa tercatat sudah 50 korban tewas akibat serangan penyakit demam berdarah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 ini (31/01/2015).

Belum lagi melihat kondisi daerah perkotaan kita yang buruk dalam pengelolaan limbah dan selokan sebagai lajur drenaise bagi air yang melintas di situ. Yang mana kondisi selokan kita lebih banyak dihuni oleh sampah-sampah yang menumpuk tanpa ada satu pun yang bersedia menormalisasikannya. Sehingga saat hujan deras tumpah mengguyur jalanan ibu kota maka siap-siap setelah itu banjir akan menutupi badan jalan dan perumahan. Dan akhirnya akan menimbulkan kesan bahwa air telah menjadi musuh bagi manusia.

Bersahabatlah dengan air
Kita sudah mengetahui bersama bahwa air merupakan hal yang urgen dibutukan oleh semua makhluk hidup. Sedari itu sikap bijak untuk mengelola air sehingga jangan sampai tercemar perlu menjadi perhatian khusus agar bisa terus dimanfaatkan sampai kapanpun. Dan jangan sampai air yang ada seolah-olah balik menyerang manusia sebab ia telah merasa terluka akibat semberono dan rakus dalam pemanfaatannya.

Pada awal tahun 2015 selain dihujani dengan pemberitaan banyaknya korban demam berdarah di berbagai daerah ada pula masalah lainnya seperti banjir yang menyerang berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut tercatat dalam surat kabar online bbc.co.uk menuliskan bahwa banjir bandang telah menerjang kota Manado dan sekitarnya yang menyebabkan ribuan orang terpaksa harus mengungsi dan terdapat juga korban jiwa yang hanyut terbawa air (15/01/2015).

Dengan terdapatnya adanya bencana alam yang disebabkan oleh meluapnya air harus menjadi tamparan pada diri kita masing-masing untuk dapat menyadari bahwa air yang menampati lingkungan di sekitar kita perlu untuk dirawat dan dijaga. Sebab kerugian yang ditimbulkan oleh air yang berubah jadi bencana dapat dikategorikan pada dua yakni pada orang-orang diperkotaan maka kerugiannya jalanan menjadi macet, rumah-rumah terendam, begitu juga pertokoan masyarakat, dan ribuan bisnis terpaksa berhenti beroperasi. Sedangkan yang kedua bila hal tersebut menimpa pedesaan sudah barang tentu ribuan hektar sawa dan ladang akan mati terkena air banjir, perumahan warga lenyap terendam air, dan usaha warga seperti tambak ikan atau udang akan hanyut tersapu air banjir.

Sehingga dibutuhkan kesadaran untuk bisa bersahabat kembali dengan air yang sejatinya ada untuk menunjang kelancaran aktivitas manusia. Bersahabat dengan air tidak sulit bila dilakukan bersama-sama. Dan cara bersahabat itu bisa dilakukan secara bersama-sama rutin membersihkan selokan dari tumpukan sampah dan lumpur yang menumpat air mengalir, membersihkan sungai-sungai dari sampah dan jangan membangun pemukiman liar di tepi sungai, jangan lagi merusak hutan sehingga tidak ada lagi yang menopang air bila hujan turun, dan biasakan untuk tidak mengotori air dengan sampah-sampah.

Dan akhirnya bila kelestarian air dapat dijaga oleh kita sendiri maka bencana yang disebabkan oleh air tidak lagi menimpa kita melainkan air yang ada disekeliling kita dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran masyarakat kita. Yang pada intinya air tidak lagi menjadi musuh pada manusia melainkan menjadi kawan dan sahabat yang saling membantu satu sama lain. Dan hal tersebut hanya bisa tercapai bila kita sadar bahwa air pun perlu untuk dijaga kelestariannya. Semoga.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Anggota KSEI Universal Islamic Economic dan Mahasiswa Ekonomi Perbankan Syariah, FEBI, UIN-SU).

0 komentar:

Post a Comment