Saturday, October 5, 2019

Burung-buah Jambul, Si Burung Ocehan Endemik dari Tanah Papua

Bila mendengar nama burung-buah Jambul mungkin masih belum familiar di telinga para pembaca sekalian. Hal ini pun terasa wajar dikarenakan burung-buah Jambul masih tergolong burung liar yang belum umum dijadikan sebagai burung peliharaan. Selain itu, area persebarannya pun sangat terbatas yang hanya terdapat di Pulau Papua dan sekitarnya saja. Walaupun demikian, kita tetap perlu juga mengenalnya sebab corak warna bulunya cukup bervariasi yang terlihat mencolok dan indah. Untuk itu lah pada tulisan ini coba menguliknya agar kita bisa semakin mengenalinya.

Burung-buah Jambul merupakan salah satu dari delapan jenis burung-buah yang berasal dari keluarga Dicaeidae. Disinggung pada paragraf awal bahwa area persebarannya diketahui hanya terdapat di tanah Papua yang meliputi Pegunungan Weyland, Pegunungan Snow, area Gunung Wilhelmina, Gunung Jayawijaya, sekitar lereng pegunungan Snow, area sekitar Pegunungan Star, dan bagian semenanjung Huon. Walaupun area persebarannya hanya terbatas di Pulau Papua saja tapi jumlah sub-spesiesnya tergolong agak banyak yang mencapai empat jenis.
Burung-buah Jambul
Sedangkan sewaktu berada di alam liar biasanya burung yang bernama latin Paramythia Montium ini hanya tersebar di area perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian maksimal mencapai 2500 meter di atas permukaan laut. Area alam liar yang menjadi habitatnya pun banyak tersebar dibagian hutan sub alpin, hutan terbuka, semak belukar, dan hutan sekunder yang cukup jarang dilewati orang-orang. Kebiasaannya saat mencari makanan seringnya bergerak secara berpasangan dan terkadang membentuk kelompok kecil dengan bertengger di atas pohon maupun turun ke area permukaan tanah. Selain itu, jenis makanan yang rutin disantapnya hanya berupa buah-buahan dan biji-bijian saja.

Adapun ciri fisik burung-buah Jambul memiliki panjang yang tidak jauh berbeda dari jenis burung ocehan lainnya sekitar 20 cm saja. Nah, corak warna bulunya tampak sangat indah yang terdiri dari  hitam pekat, putih, hijau tua, kuning, dan biru tua. Warna hitam terlihat jelas menutupi bagian jambul mahkota kepala, sisi depan wajah dekat paruh, tenggorokan, dan dadanya. Warna putih hanya terdapat dibagian atas kepala sampai ke area tengkuk, warna hijau tua terliat dibagian punggung, sayap, dan sedikit dibagian sisi bawah dekat perutnya. Warna kuning hanya terlihat dibagian sisi bawah sayap dan tunggirnya. Lalu warna biru tua terdapat dibagian sisi wajah, pangkal punggung, perut, dan ekornya.

Begitu juga dengan paruhnya yang berwarna hitam pekat dengan ukuran sedang dan terlihat agak tebal. Matanya yang berwarna hitam kecokelatan tua berukuran sedang dengan sorot yang cukup tajam. Pada bagian atas kepalanya terdapat jambul berukuran agak panjang yang bisa ditegakkannya. Ekornya yang berwarna kebiruan tua berukuran agak panjang yang terdiri dari beberapa helai bulu yang agak lebar. Lalu kakinya yang berwarna kecokelatan tua berukuran sedang dengan cakar yang tajam.

Disamping itu, ciri suara kicauan burung yang dalam bahasa Inggris disapa dengan Crested Berrypecker ini kurang terlalu nyaring dan merdu. Nada suaranya terdengar agak parau pendek atau mirip suara kecupan yang tidak terlalu kencang. Volume kicauannya juga lumayan pelan dengan tempo yang agak cepat.

Yup, demikianlah penjelasan seputar burung-buah Jambul yang corak warna bulunya terlihat sangat indah dengan adanya jambul dibagian kepalanya. Hanya saja, mengingat keberadaannya yang terbatas di Pulau Papua saja maka ada baiknya kita tidak perlu menangkap atau memeliharanya agar kelestariannya di alam liar tetap terjaga dan terhindar dari ancaman kepunahan. Okey.

Sumber Tulisan:
http://www.kutilang.or.id/2012/04/20/burung-buah-jambul/
https://www.hbw.com/species/eastern-crested-berrypecker-paramythia-montium

Sumber Gambar:
https://www.hbw.com/species/eastern-crested-berrypecker-paramythia-montium

0 komentar:

Post a Comment