Wednesday, November 1, 2017

Kumpulan Puisi XII

Hilanglah Gelap
Gelap yang begitu hitam
Pekat hanya menyeruat tanda ketakutan
Membuat raga diam terpaku diam bersandar
Suara-suara meringis ikut menyambut dengan perasaan haru
Memohon pada siapapun yang bisa mendengarnya
Untuk bisa membuka sedikit cahaya yang terang
Agar kalutnya hati bisa tersenyum
Walaupun masih dilandah gulana.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Mewujudkan MimpiMelihat realita sangat menyakitkan
Bagi mereka yang masih belia untuk menimba ilmu
Rumah yang terpisah jurang dengan sekolahnya
Ditempuh memakai kaki yang tak dialasi sepatu
Menerobos gelap dan sangarnya lembah
Tak pelak jembatan untuk menyebarang ke sekolah
Harus juga mengangah seperti hendak menelan kaki yang melewatinya
Demi mimpi yang begitu bisa menggugah semangat.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Hitamnya Langit
Langit yang semula putih kebiruan
Mendadak berubah menjadi hitam pekat
Yang menghapus indahnya cahaya terpancar dari rona biru langit
Dengan hanya menyisakan gelapnya langit menakutkan
Disoraki dengan gemuruh yang menghujam tanah
Hanya membuat langit hanya semakin tampak kelam.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Pedulimu Pada Alam
Asap mulai membubung tinggi menyelimuti kota
Yang beberapa waktu lalu telah hilang ditelan bumi
Berasal dari hutan yang habis dilahap api
Menjadikan hutan tidak lagi bisa mengeluarkan udara
Untuk bisa dihirup oleh makhluk yang ada di manapun
Kini hutan itu hanya menyisakan asap yang menyatu pada udara
Masuk ke dalam rongga paru-paru yang menyesakkan nafas
Apa yang menjadikan betapa mudahnya hutan terbakar
Mungkin karena sirnanya rasa peduli pada alam
Yang merawat segala makhluk sampai akhir hayatnya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Hujan Tengah Malam
Nyenyak dalam buaian malam yang diiringi dengan hujan
Menidurkan sesiapapun dengan balutan mimpi yang indah
Tak terpikir pada petir dan hujan yang deras turun menerjang
Dan juga membayangkan orang-orang yang tidak bisa tidur nyenyak
Karena harus berjibaku saat hujan turun di tengah malam.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Membisu
Membisu mereka yang melihat ada yang tak bisa apa-apa
Yang tak bisa karena dihimpit rasa susah hingga merana
Memilu sampai tak lagi dapat melihat senyum dan tawa
Dengan perasaan yang hambar kesusahaan itu hanya dijalani sendiri
Tanpa ada tangan yang mengulur dan hanya melihat dari kejauhan
Seperti patung yang tidak hanya bisu pada suara tapi semuanya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Pada Rindu
Ada rindu yang tertanam di dalam diri ini
Seperti sengaja tertanam agar tak melupakan apa yang telah dilewati
Dengan bersama orang-orang yang selalu menolong saat susah mengikat erat
Begitulah dengan rindu ini membuat hati seperti gundah gulana
Yang ingin segera menyuruh tubuh ini agar segera dapat menjumpai yang dirindukan
Dan berdoa semoga dalam keadaan baik-baik saja.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.

0 komentar:

Post a Comment