Monday, November 6, 2017

Kumpulan Puisi XXIII

Pegangan Pada Tali
Jembatan yang umurnya sudah lama sekali
Telah banyak dilalui oleh orang-orang yang butuh menyeberang
Kini jembatan itu telah tampak reot dimakan hujan dan panas yang menyengat
Perlahan-lahan pun kayu yang sebagai alas menjadi rapuh tak terlewati
Satu demi satu mulai berjatuhan telungkup ke dasar sungai yang ganas
Dan tali pegangan jembatan itupun mulai hilang seratnya
Hingga yang menyeberang begitu sangat ketakutan
Sampai tali yang tak kuat lagi itu dipegang erat sekali.


Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Mawar Berduri
Begitu merah warna pada bunga mawar yang sedang mekar
Hingga sesiapapun yang melihat begitu terpana ingin sekali bisa mencium dan memegangnya
Tapi tak semudah itu ia bisa disentuh oleh sembarang tangan yang menjamahnya
Karena ada duri-duri yang memagari agar mawar tak sampai terluka
Sehingga mawar akan tetap tampak mempesona mesti tak bisa memegangnya.


Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Sungai yang Tercemar
Teringat dulu di sungai itu ramai diisi oleh orang-orang
Yang ingin mandi, mencuci, atau hanya sekedar memancing
Melihat kejernihan air sungai yang mengalir dengan tenangnya
Sampai membuat keceriaan terus bersua hingga petang menyingsing
Dan saat sungai-sungai itu dialiri limbah serta sampah
Bau menyengat pun menyeruak dari dalam sungai
Menikam ikan-ikan yang mati dan kabur menjauh
Akhirnya orang-orang pun tak lagi ada yang mau mendatangi sungai.


Beranda Sanggar Pelangi, 2015.


Pekik Anak Itu
Pekik anak itu yang sudah lama menangis
Berada dalam keramaian orang-orang kesana kemari
Tapi tak ada yang benar-benar mendengar dengkuran suara tangisan itu
Sibuk dengan tujuannya sampai tuli dengan yang disekitarnya
Membuat anak malang itu memekik sejadi-jadinya
Tetap ia hanya sendiri saja di tengah yang kerumunan
Sedang pilu mencari ibu yang terlepas dari genggaman tangannya.


Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Mati Lebih Lama
Ada samar-samar suara membelah angin yang terlampau pagi
Saat matahari pun masih sedang bersiap untuk terbit
Kala bulan juga sudah mau berpamitan untuk merehatkan hatinya
Suara sayup itu menyusup di antara orang-orang mati
Hendak menghidupkan kembali mereka yang dsentil jemarinya
Agar bisa menikmati orang-orang merasakan damainya udara pagi
Yang tidak berdebu.


Beranda Sanggar Pelangi, 2016.

0 komentar:

Post a Comment