Monday, October 30, 2017

Kumpulan Puisi VII

Di Ujung Pengharapan
Malam selalu dibisukan oleh suara yang menakuti jiwa
Yang terselip dalam gempita gelapnya malam merangkak di dalam hati
Timbullah jeritan yang tak mengerti ditujukan untuk apa
Mungkin hanya ingin agar yang merangkak itu lekas hangus dibakar cahaya
Atau pun suara yang amat keras dialunkan pada tengah malam buta
Untuk menanti pengharapan yang hatinya dilanda putus asa.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Melukis di Atas Air
Tak ada yang dipunya untuk menggambarkan semua ini
Tentang hamparan gerak gerik yang direkam mata renta
Inginya dapat dituangkan dalam sebuah kanvas dengan kuas yang dibubuhi seribu warna
Untuk menguraikan setiap pergerakan waktu dalam gambar yang rinci
Tapi yang tampak didepannya hanyalah air jernih yang teramat luas
Lalu senyumpun diayunkan sebagai gerakan awal untuk melukiskan semuanya
Di atas air.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Memejamkan Mata
Sekedar rasa gundah yang meracau di kalbu ini
Saling melempar maksud agar raga semakin sukar mengarah telunjuk
Diampun menjadi pilihan sejenak menenangkan rasa gundah yang sulit terkendali
Dengan mata ikut dipejamkan untuk ikut menjadi penengah yang adil
Supaya bisa melerai kebingungan yang berkecamuk di dalam jiwa
Hingga raga yang mengambil sikap bukan untuk melempar salah pada siapapun.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Di Ujung Senja
Dermaga yang ramai dikunjungi saat senja tiba
Ingin melihat sinar mentari perlahan redup untuk tidur
Dan menanti air berderu seperti ombak yang menampar bibir dermaga
Yang menimbulkan ada tawa yang sumringah terdengar dari celah bibir
Untuk juga menanti senja itu turut lenyap bersama matahari ditelan malam.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015. 


Tersenyum
Selalu saja indah dilihat dari wajahnya
Yang tidak pernah menunjukkan raut yang kecewa dan marah
Selalu ada senyum yang terselip dari sunggingan wajahnya
Terlihat sendu yang begitu menawan hati bila terus memandanginya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015. 


Dalam Doa
Dalam sepanjang waktu yang tak pernah berhenti berputar
Selalu ada pinta yang dilantunkan oleh yang penuh yakin
Pinta yang dikatakan sebagai doa dibalut air mata
Disampaikan pada yang dipuja dengan sepenuh hati
Dan terus diucapkan sambil tangan di angkat untuk mengetuk langit
Tanpa mengindahkan malam yang semakin larut dilawan dengan doa.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.

0 komentar:

Post a Comment