Burung Gereja yang bernama latin Passer Montanus merupukan jenis burung kicauan yang keberadaannya paling mudah dijumpai di sekitar kita. Keberadaan burung Gereja banyak ditemukan pada daerah-daerah yang ramai dihuni oleh pemukiman masyarakat. Selain itu, kawanan burung Gereja tergolong sebagai burung yang populasinya hampir tersebar di seluruh negara karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan yang ditinggalinya. Untuk itu burung Gereja sudah sangat familiar bagi semua orang yang tidak hanya di Indonesia tapi mancanegara.
Ciri burung Gereja mempunyai warna yang didominasi oleh cokelat gelap yang terdapat dibagian atas kepala, tengkuk, sayap, pungung, dan ekornya. Terdapat pula warna putih agak keabu-abuan dibagian pipih, sela tengkuknya, dan dadanya. Pada bagian dagu, pipi, dan wajah yang dekat mata dibalut dengan warna hitam cerah. Sayap burung Gereja sebenarnya tidak hanya didominasi warna cokelat saja tap berpadu dengan warna hitam dan krim. Paruhnya berwarna hitam gelap dan ukurannya tampak tidak terlalu panjang tapi agak membesar yang difungsikan untuk memakan biji-bijian kecil. Adapun ukuran fisik burung Gereja tergolong kecil yakni hanya sekitar 14 cm saja mulai dari pangkal paruh sampai ujung ekornya
Gambar Kawanan Burung Gereja |
Keberadaan burung Gereja di daerah-daerah yang ada di Indonesia terdapat hampir di semua daerah yang ramai penduduknya. Biasanya burung Gereja akan tinggal di daerah yang padat penduduk seperti area perkotaan. Selain itu saat mencari makanan ataupun beristirahat burung ini tidak pernah bertindak sendiri-sendiri melainkan secara gerombolan yang dapat mencapai 30 ekor dalam satu kawanannya. Sewaktu mencari makan biasanya kawanan burung Gereja akan berada di tanah untuk menyantap biji-bijian kecil termasuk padi yang ada di persawahan. Karena burung Gereja hobi menyantap biji-bijian di daerah persawahan membuatnya dicap sebagai burung pengganggu. Saat membangun sarangnya kawanan burung mungil ini akan berada di pepohonan yang tidak terlalu tinggi dan menumpang dicelah-celah perumahan warga.
Berbicara tentang kicauannya bahwa burung Gereja tergolong burung yang cerewet sewaktu berkicau. Kicauannya mempunyai nada yang agak melengking dan dinyanyikan dengan tempo yang cukup cepat serta dalam waktu yang agak lama. Cerewetnya kicauan burung Gereja sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk melatih kicauan burung ocehan peliharaan seperti Pleci, Murai Batu, dan lainnya. Tujuannya agar burung yang dimaster dengan suara burung Gereja dapat memperkaya warna kicauannya untuk bisa lebih bervariasi sewaktu berkicau.
Banyaknya populasi burung Gereja yang ada di berbagai daerah baik itu kota maupun desa tidak lantas membuatnya digemari oleh orang banyak. Walaupun burung Gereja mudah beradaptasi pada lingkungan akan tetapi wataknya tergolong sulit dijinakkan dan susah untuk menangkapnya. Selain itu, tiap burung Gereja mempunyai tipikal yang mudah terpengaruh dengan burung sejenisnya. Karenanya saat burung ini dilatih agar jinak dan menghilangkan sifat liarnya maka sewaktu berjumpa kembali dengan kawanannya tentunya sifat liarnya kembali muncul dan sulit dijinakkan kembali.
Akan tetapi bila dirawat dengan bagus melalui peletakan sangkarnya ditempat yang tenang atau jauh dari keramaian, rajin memanjakannya dengan menyuapinya makan, dan memandikan serta menjemurnya tentunya burung ini akan sangat mudah sekali dijinakkan. Apalagi setelah burung Gereja jinak dapat digunakan untuk melatih kicauan dan mental burung ocehan lainnya. Karena selain kicauannya yang cepat juga mental burung Gereja termasuk tidak kenal takut. Untuk itu sangat tepat bagi siapapun yang hendak memiliki burung ocehan yang bagus kicauan dan mentalnya maka dapat disandingkan dengan burung Gereja untuk dilatihnya.
Sumber Tulisan:
- https://omkicau.com/2014/03/15/memilih-menangkap-menjinakkan-dan-melatih-burung-gereja-liar-untuk-masteran/
- http://www.kutilang.or.id/2011/09/16/burung-gereja-erasia/
Sumber Gambar:
- https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Passer_montanus_-Russia_-flock-8.jpg
0 komentar:
Post a Comment