Showing posts with label lingkungan. Show all posts
Showing posts with label lingkungan. Show all posts

Sunday, October 13, 2019

Sikap Dalam Menangani Sampah

Sikap Dalam Menangani Sampah

(Artikel ini telah terbit di Harian Analisa, pada tahun 2013, oleh: Satria Dwi Saputro)

Sampah, siapa yang tak kenal dengan kata ini hampir seluruh orang tahu apa itu sampah, bagaimana bentuknya, dan dampak negatif adanya sampah. Dan kata “Sampah” sering dikonotasikan dengan hal-hal yang negatif atau buruk. Pernah dengarkah istilah “sampah masyarakat” yang disamakan dengan prilaku manusia yang sering berbuat onar, tidak mau mengikuti norma yang berlaku, dan membuat keresahan di kalangan masyarakat. Sembari dari itu penulis tidak merujukkan istilah sampah menjadi hal yang akut untuk disamakan dengan prilaku buruk manusia tentang melanggar norma hingga diberi gelar seperti itu.

Indonesia adalah negara yang mempunyai kependudukan terbanyak ke lima setelah India, Cina, Amerika Serikat dan Brazil. Yang Indonesia mempunyai segudang provinsi mencapai 33 provinsi. Disetiap provinsi bisa mempunyai 20 sampai 30 kabupaten dan kota dalam otonomi membangun untuk sejahtera. Begitu besarnya populasi manusia di Indonesia menjadikan kesinambungan dengan problema yang dihadapi masyarakat dan pemimpin dari pusat sampai daerah. Merujuk dari banyaknya masalah yang dihadapi masyarakat diantaranya: maraknya perampokan dijalanan, masalah kenyamanan transportasi, BBM naik, gas naik, mahalnya berobat dan banyak lainnya. Tetapi salah satu masalah yang selalu dikeluhkan masyarakat untuk dicatat  bersama ialah “sampah”.

Polemik sampah bukanlah sesuatu hal mudah untuk di atasi pemimpin manapun dalam menanggulanginya menggunungnya sampah sampai mampu membentuk pulau kecil. Sampah yang bisa terbagi menjadi dua yakni sampai organik menjadi kualifikasi pembagian dari yang dihasilkan alam berupa dedaunan, sisa makanan atau yang lainnya dan kedua ialah sampah an-organik yang menjadi kendala serius dalam menghasilkan keluhan masyarakat lainnya seperti yang dituliskan di atas.

Ibarat Bola Api
Penulis merasa sudah cukup banyak artikel membedah secara gamblang mengenai sampah tentang bagaimana penanganan yang baik sampai mengelola sampah menjadi ekonomi. Tetapi itu ternyata belum cukup juga untuk mengentaskan problema sampah yang menggunung tersebut. Banyak juga jargon untuk mengkampanyekan hidup sehat tanpa sampah seperti terlihat di sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai atas dengan bunyi “Buanglah Sampah Pada Tempatnya” atau “Kebersihan itu Sebagian Dari Iman”. Tetapi tetap menumpuknya sampah-sampah ditempat yang seharusnya tidak digenangi sampah yakni sungai dan parit-parit.

Memang sampah selalu juga disamakan dengan istilah kotor, jorok, dan membuat sesiapa saja melihatnya langsung menghindar dan itu memang benar. Penulis meminjam data dari Petungsewu Widllife Education Center (P-WEC) yang merilis bahwa Indonesia mengahasilkan sampah mencapai 11,330 ton per hari. Sampah yang dihasilkan perhari tersebut jika dibagi menjadi dua antara sampah organik dengan sampah anorganik maka hasilnya 50:50. Sampah organik mempunyai tingkat penguraian cukup cepat tetapi untuk sampah anorganik tidaklah sama penguraiannya seperti sampah organik.

Dari jumlah yang banyak tersebut tersebar sampah-sampah yang tidak pada tempatnya ia sebenarnya berada seperti di sungai-sungai, parit-parit, dan disekitar lingkungan rumah. Kejadian  seperti ini beranjak langsung dari perilaku manusia yang tidak mempunyai kepedulian terhadap penanganan sampah secara baik dan terarah. Timbul dari situ dengan keburukan penanganan sampah yang tidak tepat menjadikan mengularnya penyakit di kalangan masyarakat yang terletak di arel tempat sampah yang tidak pada tempatnya. Sering tampil dimedia-media cetak mengenai penyakit yang diderita warga baik alergi, diare bahkan penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian. Ini menjadi cacatan penting bagi pemerintah dan warga.

lingkungan bersih siapa untung?
Adalah judul kecil di atas menjadi pembahasan selanjutnya dalam artikel ini mengenai betapa yang sebenarnya diinginkan manusia sebagai makhluk sosial adalah kerapian akan lingkungan. Menjad urgen untuk diketahui semua pihak bahwa masalah sampah menjadi sarapan masyarakat sehari-hari sekarang ini sebelum memulai aktivitasnya. Kejadian ini tidaklah terjadi begitu saja kenapa sampah begitu mudah ditemui dimana saja yang diakibatkan oleh ketidakpedulian manusia itu sendiri. Minimnya rasa tanggung jawab dalam melihat dampak kedepan menjadi persoalan penting yang perlu ditelaah. Banyak orang-orang yang membuag sampah sembarangan dikarenakan berpikir pendek dengan menimbulkan istilah kata “sepele” terhadap yang diperbuatnya dan berharap ada orang lain yang membersihkannya.

Pemerintah selaku pemimpin Negara sudah cukup capek menuliskan himbauan-himbauan untuk hidup bersih tanpa sampah atau menjaga lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya. Namun usaha pemerintah tersebut jika tidak disambut estapet dari masyarakat dan pengusaha tidaklah menjadi usaha yang berbuah dimasa datang teapi hanya sebuah usaha yang kan lenyap dengan segara.

Manusia dalam pepatah arab dijelaskan bahwa adalah Binatang Yang Berpikir. Yang dari pepatah itu memberikan nilai lebih terhadap manusia sebagai penyeimbang alam dan manusia dalam mengolah hadian Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin dengan tentunya menimbulkan sikap kepedulian.
Cukup banyak juga sebagian orang yang turut serta dalam pembersihan lingkungan yang patut diberi hormat tetapi lebih dari itu sebagian manusia yang lain haruslah meneruskan apa yang diperbuat untuk membersihkan lingkungan dari sampah supaya dapat mengurangi efek dari global warming yang sudah berkepanjangan mengunyah kehidupan menjadi buruk

Diakhir penulis ingin menandaskan sedikit bahwa jikalau tidak mampu mengolah sampah menjadi uang, atau jikalau takut jorok dalam membersihkan sampah, maka cukuplah tanamkan rasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena lingkungan bersih ialah untuk semua makhluk hidup.

Friday, September 22, 2017

Ancaman Kepunahan Mengintai Gajah Sumatera

Gajah Sumatera yang bernama latin Elephas Maximus Sumatranus adalah satwa endemik asli Indonesia yang keberadaannya hanya berada di Pulau Sumatera. Keberadaan Gajah Sumatera dianggap sebagai icon kebanggan bagi Indonesia terkhusus sumatera sebagai satwa terbesar di darat yang perlu untuk di lindungi. Disebabkan maraknya perburuan liar terhadap Gajah Sumatera dan menipisnya hutan tempat mereka tinggal. Sehingga jumlahnya tiap tahun selalu berkurang dan mendapatkan tanda merah dari Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) bahwa Gajah Sumatera merupakan satwa liar yang perlu dilindungi sebab jumlahnya sudah semakin kritis.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh World Wildlife Fund (WWF) mengatakan bahwa 76 gajah sumatera mati terbunuh di Riau selama lima tahun. Yang rincian data kematian gajah sumatera dalam lima tahun terakhir adalah pada tahun 2010 saja tercatat sudah 13 ekor gajah yang mati, di tahun 2011 diketahui 10 ekor yang mati, pada tahun 2012 tercatat juga ada 15 ekor yang mati, di tahun 2013 sebanyak 14, dan pada tahun 2014 tercatat pula 24 ekor gajah mati terbunuh (tempo.co/13/02/2015). Dan gajah-gajah yang mati tersebut alasannya ada yang sebagai objek perburuan untuk diambil gadingnya yang bernilai puluhan juta rupiah, ada pula yang diracun karena dianggap hama atau perusak tanaman warga, ada juga yang mati karena usia atau sakit. Namun kebanyakan gajah yang mati tersebut lebih sering disebabkan dari pembunuhan yang motifnya bisa bertujuan untuk mengambil gadingnya atau karena dianggap hama.
Gambar: Gajah Sumatera yang ada di kebun Ragunan
Dengan banyaknya jumlah gajah yang mati selama ini menunjukkan betapa malangnya nasib kawanan gajah sumatera ini yang seakan-akan sudah tidak lagi memiliki rumah di tanah kelahirannya sendiri. Dan bergelimpangannya jasad-jasad gajah sumatera tidak hanya terfokus di hutan Riau namun juga diberbagai daerah di Pulau Sumatera. Yang alasannya matinya gajah itu sama yakni perburuan terhadap gadingnya yang biasanya menyosor gajah sumatera jantan yang sudah dewasa. Namun dalam temuan di lapangan bahwa anakan gajah pun ikut dibunuh oleh para pemburu untuk diambil beberapa organ penting guna dijual di pasar gelap seperti yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nillo, Riau.

Lindungi Gajah Sumatera
Seperti yang diulas pada paragraf sebelumnya bahwa nasib Gajah Sumatera memang sungguh malang sebab mereka memiliki gading yang katanya dapat digunakan sebagai obat dan hiasan rumah sehingga harganya begitu mahal. Alasan itulah membuat puluhan Gajah Sumatera harus meregang nyawanya ditangan para pemburu yang menginginkan gading mereka. Disamping itu juga, minimnya lahan hutan tempat mereka tinggal karena habis dikonversi menjadi pemukiman dan lahan perkebunan membuat Gajah Sumatera turut berkonflik dengan warga di sekitar hutan. Hal ini terjadi di Kabupaten Aceh Jaya, dimana kawanan gajah turun kepemukiman masyarakat desa untuk mencari makanan yang juga merusak tanaman pertanian masyarakat yang dilewatinya (antaranews.com/27/01/2013).

Dan juga, perlu diketahui bahwa jumlah Gajah Sumatera yang tersisa berdasarkan data dari Kementrian Kehutanan dan Workshop Forum Gajah menunjukkan jumlah gajah sumatera yang tersisa hanya sekitar 1724 ekor saja. Dan dalam penyebarannya di hutan Aceh jumlahnya menurut catatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam pada agustus 2014 lalu ada sekitar 460 ekor. Serta di Taman Nasional Tesso Nillo, Riau, jumlah Gajah Sumatera yang ada hanya sekitar 73 ekor gajah saja yang disampaikan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada oktober 2014.

Makin menurunnya jumlah populasi Gajah Sumatera yang disebabkan oleh berbagai hal akan sangat ditakutkan bila tidak ada gerak cepat dari pemerintah untuk menjaga kelestarian Gajah Sumatera dan tempat tinggalnya maka populasinya akan punah. Sedari itu prioritas perlindungan terhadap Gajah Sumatera sebagai hewan yang terancam bakal punah tidak boleh lagi ditungu-tungu.

Perlu juga diketahui bahwa hutan sebagai tempat tinggal Gajah Sumatera setiap harinya habis terkikis puluhan hektar akibat dari pengembangan lahan perkebunan dan alih fungsi untuk pembangunan rumah serta pabrik. Sehingga fungsi hutan tidak hanya sebagai rumah bagi satwa liar termasuk Gajah Sumatera tetapi juga bagi manusia untuk terhindar dari marabahaya banjir dan longsor. Yang akhirnya kelestarian hutan menjadi pokok untuk dijaga guna juga dapat melestarikan populasi Gajah Sumatera yang hampir punah.

Sebab menurut World Wildlife Fund (WWF) Program Riau menyatakan bahwa selama 10 tahun terakhir antara tahun 2004 sampai 2014 sudah tercatat 145 ekor Gajah Sumatera yang mati (antaranews.com/13/02/2015). Angka yang signifikan tersebut bila merujuk kepada jumlah Gajah Sumatera yang tersisa pada awal tahun 2014 sekitar 1700-an ekor saja tidak lagi bisa dipastikan jumlahnya tetap atau menaik melainkan sudah mengalami penurunan. Sehingga bila angka kematian Gajah Sumatera pada tiap-tiap tahun terus bertambah maka pada akhirnya dalam beberapa tahun kedepan maka gajah sumatera tidak lagi ada di hutan belantara atau sudah punah melainkan hanya ada di kebun binatang dan buku-buku bacaan.

Dan sangat malu bagi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mengenalkan satwa liar kebanggan kita pada pihak luar atau dunia internasional yakni Gajah Sumatera yang populasinya sudah hampir punah. Sehingga untuk merubahnya perlu adanya keseriusan bersama antara pemerintah dengan berbagai elemen masyarakat untuk bisa merubah nasib malang yang menimpa gajah sumatera menjadi nasib baik.  Yang pada akhirnya keberadaan Gajah Sumatera tidak hanya sampai pada dua atau sepuluh tahun ke depan saja melainkan selamanya di bumi pertiwi Indonesia. Semoga.

Sumber Gambar:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2a/Sumatra_elephant_Ragunan_Zoo_3.JPG/800px-Sumatra_elephant_Ragunan_Zoo_3.JPG

Mari Menjaga Kelestarian Sungai

Sungai bagi berbagai makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan tumbuhan merupakan tempat yang mampu untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan semua makhluk hidup. Sehingga keberadaan sungai sangatlah penting guna dapat membantu berbagai urusan yang dilakukan oleh makhluk hidup yang menggunakannya. Sedari itu juga keasrian sungai perlu untuk dijaga dan dengan tidak dikotori oleh tumpukan sampah atau limbah yang dibuang ke sungai.

Menurut fungsinya sungai sangat membantu dalam memudahkan berbagai urusan manusia yang menggunakan sungai. Berbagai macam fungsi dari sungai tersebut di antaranya adalah sebagai pusat air untuk diolah menjadi air mineral yang higenis dan layak dikonsumsi, dapat membantu dalam pengairan sawah atau ladang masyarakat, bisa sebagai tempat untuk pembangkit tenaga listrik, dan masih banyak lagi. Begitu banyak fungsi dari sungai tersebut sejatinya jika dengan benar dikelola maka seluruh masyarakat akan hidup sejahtera dan terhindar dari bencana seperti banjir.
Gambar: Sungai yang lestari
Fungsi sungai tersebut sama bermanfaatnya juga bagi makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan yang hidup di sana. Contohnya saja adalah ikan yang merupakan spesies dari makhluk yang jumlahnya paling banyak yang mendiami sungai sebagai tempat tinggalnya. Di sungai berbagai jenis ikan dapat hidup dengan nyaman dan bisa berkembang biak dengan aman serta tersedia makanan yang jumlahnya sangat banyak. Begitu juga bagi tumbuh-tumbuhan yang hidup disekitar sungai yang membantu memberikan pengairan bagi tumbuhan tersebut agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Semua fungsi tersebut dapat berlaku untuk manusia dan makhluk hidup bila keasrian dari sungai dapat terjaga dan tidak tercemar.

Sungai yang tercemar baik oleh sampah organik dan an-organik maka fungsi yang dijelaskan demikian akan sirna dan beralih fungsi sebagai ladang yang mendatangkan banjir kepada masyarakat yang hidup di sekitarnya dan memunculkan penyakit dari sampah yang menumpuk di sana. Sehingga dampak buruk yang diterima manusia dari sungai yang tercemar sangat besar sekali begitu juga bagi ikan-ikan dan tumbuhan yang ada disekitar sungai pun akan terkena imbasnya seperti mati keracunan dan terpaksa harus migrasi ke tempat yang lain.

Menurut berita yang dilangsir oleh surat kabar Kontan dalam websitenya kontan.co.id mengatakan bahwa hampir 80% sungai di Indonesia sepanjang tahun 2008-2013 telah tercemar (25/03/2014). Kabar tersebut dikutip langsung dari pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tentang pemantaun sungai-sungai di seluruh provinsi di tanah air. Sungai-sungai yang terlah tercemar tersebut disebabkan oleh prilaku buruk sebagian dari masyarakat yang tidak menghargai betapa besarnya peran sungai dalam mengatur kestabilan hidup kita. Penyebab sungai-sungai menjadi tercemar diakibatkan banyaknya yang membuang sampah di sungai sehingga jumlah sampah tersebut kian hari samakin banyak dan akibatnya banjir serta penyakitlah yang datang menghampiri kita semuanya.

Kebiasaan buruk tentang membuang sampah sembarangan ke sungai merupakan masalah klasik yang sangat sulit untuk dirubah. Orang-orang yang hidup dekat bantaran sungai dalam pengelolaan limbah rumah tangganya seringkali malas untuk membuangnya ke tempat sampah, alhasil sungai sebagai tempat yang dekat dengan rumahnya dijadikan tempat sampah instan yang berkapasitas besar. Sedari itu kampanye tentang penyelematan sungai sangat dibutuhkan sekali guna menyelamatkan sungai dari pencemaran yang lebih parah lagi.

Berbagai elemen masyarakat harus sadar dan mampu berintegrasi untuk bekerja sama dalam melindungi sungai yang mempunyai peran vital bagi kehidupan manusia. Penyelematan yang bisa dilakukan adalah dengan ramai-ramai ikut dalam pelestarian sungai dengan membersihkannya dari sampah yang menumpuk di atasnya. Dan selanjutnya dapat memasang papan pemberitahuan dengan menuliskan kata-kata bijak tentang pentingnya arti sungai bagi kita semua. Lalu secara bersama-sama memberikan didikan atau pengajaran kepada seluruh masyarakat tentang arti sungai bagi kita sehingga secara perlahan-lahan kesadaran cinta lingkungan akan muncul.

Adanya kontribusi bersama dari semua elemen masyarakat menandakan telah lahirnya kepedulian yang besar untuk mengasrikan sungai kembali dari sampah yang mencemarinya. Karena dampak nyata dari sungai yang tercemar oleh sampah itu akan terlihat jelas bila musim hujan tiba. Sungai yang sudah disesaki oleh tumpukan beragam jenis sampah dan limbah akan lebih mudah meluap dan membanjiri area yang ada di sekitarnya. Hal ini sudah sangat sering terjadi di pedesaan maupun perkotaan yang mempunyai sungai yang telah tercemar oleh sampah.

Tentunya dengan seringnya terjadi bencana banjir yang dikarenakan meluapnya air sungai sejatinya dapat menyadarkan kita bahwa kelestarian perlu untuk dijaga. Sedari itu mari agar tidak ada lagi yang membuang sampah di sungai. Sehingga fungsi sungai yang amat berharga bagi seluruh makhluk hidup disekitarannya bisa terus mencicipinya sampai kapanpun dengan tetap menjaga kelestariannya.

Sumber Gambar:
https://pixabay.com/en/flowing-creek-water-stream-nature-1029885/

Monday, September 18, 2017

Menyoal Laut yang Disesaki Sampah Plastik

Keberadaan laut pada suatu negara adalah hal yang sangat penting untuk menunjang kemajuan perekonomian dan kelancaran dalam melakukan lalu lintas air. Karena kontribusi yang diberikan laut kepada masyarakat di suatu negara ialah dapat dimanfaatkan untuk berbagai biota laut di dalamnya untuk dikonsumsi dan diperdagangkan. Yang tidak hanya itu saja bahwa pesona laut bila terus digali manfaat yang diberikannya akan sangat banyak sekali jenisnya tergantung bagaimana manusia yang mengelolanya. Sedari itu keasrian laut juga perlu untuk dilestarikan agar jangan sampai tercemar oleh limbah sampah.

Tapi menurut laporan dari Jurnal Science dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) yang dikutip oleh berbagai media dalam negeri maupun asing merilis bahwa laut dunia telah tercemar oleh limbah sampah yang mencapai lebih dari 8,5 juta ton pada setiap tahunnya. Laut dunia yang dikotori oleh sampah kebanyakan berupa sampah plastik atau an-organik yang penguraiannya membutuhkan waktu yang sangat lama sekali. Dan dari data penelitian tersebut menunjukkan bahwa kondisi laut dunia termasuk juga Indonesia sudah tercemar oleh sampah yang perlu penanganan serius agar jumlahnya dapat dikurangi setiap tahunnya.
Gambar: Laut yang dicemari sampah
Betapa kita tahu bahwa laut yang fungsinya sebagai tempat tinggal dan berkembang biaknya berbagai makhluk hidup air akan terganggu bila laut sudah dicemari oleh sampah. Efek sampah yang menumpuk di atas laut sampai ribuan ton dapat dengan mudah membunuh jutaan hewan-hewan di laut dan merubah warna air laut menjadi keruh serta beracun. Hal terlihat betapa banyaknya ikan-ikan yang mati dan pergi meninggalkan lautnya yang dipenuhi sampah. Selain itu juga diketemukannya berbagai jenis Penyu yang isi perutnya dipenuhi sampah plastik. Hal ini dikarenakan sampah plastik yang mengapung di laut tampak seperti ubur-ubur sehingga tanpa sengaja dimakan oleh penyu. Tentunya sampah yang terkonsumsi oleh satwa yang hidup di laut akan bisa mengganggu sistem pencernaan. Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan mengancam kelestarian habitat hewan yang hidup di laut.

Disebutkan juga bahwa laut yang telah tercemar oleh sampah plastik akan mengalami kontaminasi dengan zat kimia yang terkandung pada sampah plastik. Terlepasnya zat kimia yang ada di sampah plastik ke dalam lautan dapat menjadikan racun berbahaya bagi kesehatan manusia. Begitu juga dengan beragam satwa laut seperti ikan, penyu, dan lainnya memakan sampah plastik akan terkena racun dan bila sampai ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka racunnya pun bisa berpindah ke dalam tubuh manusia.

Mengutip dari penelitian yang dilakukan AAAS dalam jurnal sciencenya tersebut menjelaskan bahwa terdapat 20 negara yang mempunyai andil besar dalam pencemaran laut oleh sampah-sampah plastik yang pada urutan nomor duanya diambil oleh Indonesia. Yang urutan pertama penyumbang sampah tersebesar di laut adalah negera tirai bambu Tiongkok yang mencapai 2,4 juta ton plasitk atau setara 28 % dari seluruh sampah di lautan. Adalah hal tersebut sungguh memalukan bagi Indonesia yang luas lautannya mengalahkan puluhan negara lain tapi belum bisa dalam mengkordinir pembuangan sampah di lautan.

Hentikan pembuangan sampah ke laut
Ada banyak negara yang menggantungkan kehidupan masyarakatnya untuk mencari nafkah di laut termasuk juga dengan Indonesia. Karena luasnya jalur pantai dan banyaknya masyarakat yang berpropesi atau bekerja sebagai nelayan. Tapi bila laut sudah tercemar oleh sampah plastik dan merusak ekosistem di lautan maka jutaan biota laut akan musnah yang dampaknya bisa mengurangi hasil tangkapan nelayan masyarakat tradisional ataupun modern. Disamping itu juga, sampah plastik yang mengotori lautan dunia dapat merusak kualtias air laut dengan menjadikan air laut seperti racun yang membahayakan kesehatan manusia yang memanfaatkannya.

Sedari itu memang perlu adanya upaya yang dapat mencegah sesiapapun untuk membuang limbah sampah plastiknya ke laut. Upaya tersebut dapat ditunjukkan oleh pemerintah yang mengawasi secara ketat industri-industri yang berada di pinggir laut agar tidak sembarangan membuang limbahnya. Selain itu juga bisa mengedukasi masyarakat yang hidup di dekat laut agar mampu menempatkan limbah sampah plastik agar tidak dibuang ke laut. Dan begitu juga dengan para wisatawan berwisata ke areal laut agar mengerti untuk dapat membuang sampahnya di tong sampah atau membawa sampah plastiknya pulang masing-masing.

Yang tujuan dari semua itu tak lain adalah untuk menghentikan produksi sampah plastik di laut yang setiap tahunnya mencapai puluhan juta ton. Tentunya terbayang bagi kita semua bila laut diisi oleh mayoritas gundukan sampah dibandingkan dengan populasi biota hewan laut. Yang dampaknya akan segera dirasakan berupa sulitnya bagi nelayan untuk mencari ikan dan juga mengakibatkan kematian pada satwa yang hidup di laut.

Oleh karena itu bila semua negara termasuk Indonesia diam akan persoalan sampah plastik yang sudah menumpuk di permukaan laut maka dalam masa mendatang bisa jadi angka 8,5 juta ton sampah yang menumpuk setiap tahun untuk pada setiap tahunnya berubah menjadi 20 juta ton. Sedari itu dengan kita tahu akan bahayanya sampah plastik maka perlu kesadaran tinggi untuk tidak lagi membuang sampah di laut atau membersihkan laut kita dari sampah. Karena dampaknya ialah akan terselamatkannya jutaan biota laut dari ancaman keracunan sampah plastik dan menjaga kelestarian laut kita agar tetap indah.

Sumber Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Contaminacion_del_Lago_de_Maracaibo_2.jpg

Sunday, September 17, 2017

Melestarikan Alam Melalui Desa Wisata

Keberadaan desa wisata di Indonesia sejatinya memiliki manfaat yang sangat besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa wisata itu sendiri. Selain pada peningkatan ekonomi yang dimunculkan dari adanya desa wisata juga mempunyai pengaruh yang positif bagi lingkungan alam yang menjadi bagian dari desa wisata itu sendiri. Pengaruh positif yang diterima oleh alam melalui terbentuknya desa wisata adalah dapat untuk menjaga kelestarian alam secara berkelanjutan. Maka dari itu upaya untuk melestarikan alam dapat dengan mengambil peran dari keberadaan desa wisata yang ada di Indonesia.

Hal ini melihat bahwa kondisi alam yang ada di Indonesia mulai dari hutan, sungai, gua, air terjun, hingga laut yang banyak di antaranya mengalami kerusakan parah. Kerusakan tersebut ada yang disebabkan oleh faktor alami dari alam itu sendiri akan tetapi ada juga dikarenakan oleh tangan jahil manusia yang tidak bertanggungjawab. Dalam kerusakan alam yang memang disengaja oleh ulah segelintir manusia biasanya dilakukan dengan membakar hutan, menebang pohon, mencemari sungai dengan limbah maupun sampah plastik, hingga perusakan ekosistem terumbu karang laut.
Gambar: Desa yang asri
Yang dampak secara langsung diterima oleh alam dari tindakan pengrusakan tersebut adalah tentunya bisa memusnahkan berbagai jenis flora dan fauna yang ada di lingkungan alam yang dirusak itu. Selain itu juga, alam yang telah mengalami kerusakan akan sangat rentan terkena bencana seperti longsong, banjir, hingga banjir bandang. Dan kesemua bencana itu tidak hanya memperarah kerusakan alam itu sendiri melainkan juga akan menyerang manusia yang tinggal disekitaran alam yang rusak tersebut. Untuk itu mengambil konsep desa wisata yang mengambil alam sebagai destinasi wisata dapat memberikan peran besar agar kerusakan lingkungan yang ada di alam bebas bisa diperbaiki.

Adapun desa wisata yang ada di Indonesia memiliki beragam konsep dalam mengangkat setiap potensi yang ada di lingkungan desa wisata. Konsep yang beragam diangkat oleh desa wisata yang berkembang diberbagai daerah beraneka ragam diantaranya budaya, bentuk kegiatan masyarakat, bentuk pemukiman, kuliner, dan alam. Umumnya desa wisata yang ada selama ini paling sering mengadopsi lingkungan alamnya yang tergolong asri atau memiliki keindahan yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung sebagai lokasi wisata. Mengeksplorasi keindahan alam yang ada di desa wisata ialah dengan menata alam yang menjadi tempat wisata melalui penyediaan fasilitas bagi pengunjung tanpa harus merusak lingkungan alam.

Alam yang dikelola sebagai destinasi wisata oleh desa wisata juga beraneka ragam yang diantaranya hutan, area perbukitan, sungai, air terjun, danau, sungai, gua, sampai dengan laut. Dengan adanya pengelolaan alam yang dijadikan tempat wisata oleh desa maka lingkungan alam pun akan terlindungi dari kerusakan yang disebabkan tangan manusia ataupun kerusakan alam secara alami. Hal ini juga senada dengan penjelasan dari Menteri Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yakni Marwan Jafar yang mengungkapkan bahwa desa yang memiliki potensi wisata dapat dengan berbasis lingkungan agar lingkungan tetap terjaga dan masyarakat yang ada di desa tidak terkena imbasnya (suaramerdeka.com/22/03/2015).

Disamping itu dengan adanya penjagaan terhadap alam melalui pembentukan desa wisata dapat membuat sesiapapun yang ingin merusak alam tidak dapat melakukannya. Hal ini dikarenakan masyarakat yang ada di desa wisata pun mengerti bahwa alam yang mereka jadikan sebagai tempat wisata bila mengalami kerusakan akan mendatangkan dua dampak yakni bencana alam dan hancurnya ekonomi di desa wisata. Maka dari itu tindakan pengrusakan alam seperti penebangan pohon di hutan, pencemaran sungai, dan pengrusakan terumbu karang akan semakin sulit dijumpai pada area alam yang dikelola menjadi tempat wisata oleh desa.

Selain itu juga, dengan adanya desa wisata yang memiliki andil dalam pelestarian alam dapat berperan mengedukasi para pengunjung yang datang dan mengubah paradigma masyarakat yang ada di desa tentang cara mengambil hasil alam untuk melanjutkan hidup. Para pengunjung yang berlibur ke desa wisata untuk melihat dan merasakan keindahan panorama alam dapat diberikan edukasi oleh pemandu wisata. Dalam edukasi tersebut tidak hanya menjelaskan mengenai keelokan alam yang ada di desa wisata akan tetapi dapat juga mengajak para pengunjung untuk ikut andil dalam pelestarian alam misalnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengkotori area wisata, ataupun bisa juga dengan melalui menanam pohon bersama.

Begitu juga dengan masyarakat yang ada di desa wisata pun perlu mendapatkan edukasi terkait dengan pemanfaat sumber daya yang ada di alam. Masyarakat desa yang diberikan edukasi dapat untuk merubah paradigma tentang menggunakan sumber daya yang ada di alam. Dengan adanya destinasi wisata yang ada di desa dapat membuat masyarakat tidak secara berlebihan dalam mengambil sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena melalui pengunjung yang berwisata di desa wisata dapat untuk menambah penghasilan masyarakat tanpa harus menguras secara berlebihan sumber daya yang ada di alam.

Oleh karenanya melalui adanya desa wisata terdapat banyak keunggulan yang dapat dimunculkannya. Adapun keunggulan yang ada di desa wisata itu ialah berdampak positif pada pengembangan potensi ekonomi di masyarakat dan juga berpengaruh besar dalam menjaga kelestarian alam. Maka dari itu peran desa wisata menjadi sangat penting dalam mewujudkan terjaganya kelestarian alam secara berkelanjutan dan tetap bisa dinikmati oleh orang-orang sebagai tempat wisata yang indah.

Saturday, August 8, 2015

Ketika Air Telah Menjadi Musuh bagi Manusia

Ketika Air Telah Menjadi Musuh bagi Manusia

Air yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini sejatinya dapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Keberadaan air tidaklah sulit diketemui yang keberadaan hampir ada di seluruh tempat di dunia ini. Sehingga sudah seharusnya bagi makhluk terkhusus manusia memanfaatkan sebaik-baiknya air guna untuk membantu lancarnya aktivitas kehidupan. Dan juga betapa besarnya fungsi air bagi makhluk hidup tak pelak juga kita dapat menganggapnya sebagai sahabat atau teman yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan keberadaannya dari berbagai ancaman.

Namun dalam keberadaan air di muka bumi ini tidaklah selalu mendapatkan perhatian dari manusia untuk tetap dilestarikan atau dirawat keasriannya dari sampah dan limbah yang berada di sungai, danau, dan laut. Hingga akhirnya air yang tidak terawat malah mendatangkan berbagai ragam masalah yang harus diterima oleh kita sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya tempat-tempat yang dialiri oleh air seperti sungai, selokan, danau, bahkan laut dihujani oleh tumpukan sampah-sampah organik dan an-organik dan limbah dari rumah tangga dan pabrik. Akibatnya makhluk hidup yang berada di areal sungai terkena dampaknya seperti keracunan dan kematian. Disamping itu juga, air yang tercemar akan menimbulkan aroma yang tidak sedap dan jorok.

Bagi kita sendiri ancaman serius yang diterima bila air telah tercemar oleh sampah tanpa terpikir untuk membersihkannya kembali ialah pemukiman kita akan terserang banjir, banjir bandang, air yang jorok dan berbau, dan bermekarnya jutaan penyakit yang siap menyerang manusia. Hal ini terlihat pada awal tahun 2015 ini banyaknya korban berjatuhan akibat demam berdarah hingga ratusan yang terjadi di berbagai daerah baik di sumatera maupun jawa. Kejadian ini tak bisa dipungkiri akibat selokan yang tercemar sampah dan banjir yang menerjang pemukiman penduduk. Dan dalam suatu berita seperti dilaporkan oleh jpnn.com bahwa tercatat sudah 50 korban tewas akibat serangan penyakit demam berdarah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 ini (31/01/2015).

Belum lagi melihat kondisi daerah perkotaan kita yang buruk dalam pengelolaan limbah dan selokan sebagai lajur drenaise bagi air yang melintas di situ. Yang mana kondisi selokan kita lebih banyak dihuni oleh sampah-sampah yang menumpuk tanpa ada satu pun yang bersedia menormalisasikannya. Sehingga saat hujan deras tumpah mengguyur jalanan ibu kota maka siap-siap setelah itu banjir akan menutupi badan jalan dan perumahan. Dan akhirnya akan menimbulkan kesan bahwa air telah menjadi musuh bagi manusia.

Bersahabatlah dengan air
Kita sudah mengetahui bersama bahwa air merupakan hal yang urgen dibutukan oleh semua makhluk hidup. Sedari itu sikap bijak untuk mengelola air sehingga jangan sampai tercemar perlu menjadi perhatian khusus agar bisa terus dimanfaatkan sampai kapanpun. Dan jangan sampai air yang ada seolah-olah balik menyerang manusia sebab ia telah merasa terluka akibat semberono dan rakus dalam pemanfaatannya.

Pada awal tahun 2015 selain dihujani dengan pemberitaan banyaknya korban demam berdarah di berbagai daerah ada pula masalah lainnya seperti banjir yang menyerang berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut tercatat dalam surat kabar online bbc.co.uk menuliskan bahwa banjir bandang telah menerjang kota Manado dan sekitarnya yang menyebabkan ribuan orang terpaksa harus mengungsi dan terdapat juga korban jiwa yang hanyut terbawa air (15/01/2015).

Dengan terdapatnya adanya bencana alam yang disebabkan oleh meluapnya air harus menjadi tamparan pada diri kita masing-masing untuk dapat menyadari bahwa air yang menampati lingkungan di sekitar kita perlu untuk dirawat dan dijaga. Sebab kerugian yang ditimbulkan oleh air yang berubah jadi bencana dapat dikategorikan pada dua yakni pada orang-orang diperkotaan maka kerugiannya jalanan menjadi macet, rumah-rumah terendam, begitu juga pertokoan masyarakat, dan ribuan bisnis terpaksa berhenti beroperasi. Sedangkan yang kedua bila hal tersebut menimpa pedesaan sudah barang tentu ribuan hektar sawa dan ladang akan mati terkena air banjir, perumahan warga lenyap terendam air, dan usaha warga seperti tambak ikan atau udang akan hanyut tersapu air banjir.

Sehingga dibutuhkan kesadaran untuk bisa bersahabat kembali dengan air yang sejatinya ada untuk menunjang kelancaran aktivitas manusia. Bersahabat dengan air tidak sulit bila dilakukan bersama-sama. Dan cara bersahabat itu bisa dilakukan secara bersama-sama rutin membersihkan selokan dari tumpukan sampah dan lumpur yang menumpat air mengalir, membersihkan sungai-sungai dari sampah dan jangan membangun pemukiman liar di tepi sungai, jangan lagi merusak hutan sehingga tidak ada lagi yang menopang air bila hujan turun, dan biasakan untuk tidak mengotori air dengan sampah-sampah.

Dan akhirnya bila kelestarian air dapat dijaga oleh kita sendiri maka bencana yang disebabkan oleh air tidak lagi menimpa kita melainkan air yang ada disekeliling kita dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran masyarakat kita. Yang pada intinya air tidak lagi menjadi musuh pada manusia melainkan menjadi kawan dan sahabat yang saling membantu satu sama lain. Dan hal tersebut hanya bisa tercapai bila kita sadar bahwa air pun perlu untuk dijaga kelestariannya. Semoga.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Anggota KSEI Universal Islamic Economic dan Mahasiswa Ekonomi Perbankan Syariah, FEBI, UIN-SU).
Demam Batu Akik Jangan Sampai Merusak Lingkungan

Demam Batu Akik Jangan Sampai Merusak Lingkungan

Batu akik saat ini begitu digandrungi oleh semua kalangan yang tidak hanya berasal dari kalangan orang tua namun juga kalangan muda pun banyak yang mencari batu akik. Demam akan batu akik tidak hanya melanda satu atau dua daerah saja di Indonesia melainkan seluruh dari daerah dari Sabang hingga Marauke turut menggilai batu akik. Hal ini terbukti dari banyaknya orang-orang yang membuka lapak menjual batu akik di pinggiran jalan trotoar hingga di toko-toko yang selalu dipenuhi oleh pengunjung yang ingin membelinya.

Dari tingginya minat masyarakat akan batu akik membuat harganya pun ikut melambung tinggi yang bisa mencapai miliaran rupiah untuk sebuah cincin batu akik. Disamping itu juga bahwa berjualan batu akik dianggap sebagai bisnis yang menjajikan dan bisa mendatangkan uang mencapai miliaran rupiah. Sehingga banyak orang yang sudah terlibat untuk merubah sebuah bongkahan batu mulia menjadi batu akik yang bernilai tinggi. Dan membuat batu akik yang berada di alam pun semakin banyak diburu oleh masyarakat.

Perburuan terhadap bongkahan batu akik di alam saat ini begitu marak sekali terjadi yang tidak hanya menyisir sungai-sungai yang dekat dengan perbukitan tapi juga telah sampai pada daerah lereng perbukitan yang banyak bebatuannya. Alhasil, perburuan terhadap pencarian batu akik di alam dalam jumlah besar dan tidak terkendali dapat merusak kondisi alam karena hilangnya bebatuan sebagai penopang lereng-lereng perbukitan. Sehingga bila tidak ada tatanan kepada para penambang batu akik maka akan berdampak serius pada kerusakan lingkungan.

Hal ini terlihat betapa banyaknya orang-orang yang menjadi pencari bongkahan batu akik di alam yang mencapai ribuan orang di seluruh Indonesia. Bahkan dalam sebuah berita dikatakan bahwa banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani akhirnya berganti profesi menjadi pencari batu akik yang jumlahnya selama 10 tahun terakhir sudah mencapai lima juta petani (liputan6.com/18/02/2015). Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan karena tingginya jumlah petani yang telah beralih profesi menjadi pencari batu akik dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan sebagai objek penggalian. Disamping juga akan sulitnya Indonesia untuk mencapai swasembada pangan bila sudah tidak adanya lagi petani  yang mau menggaraf ladangnya.

Dan kerusakan lingkungan yang dapat terjadi bila terjadinya eksploitasi yang berlebihan dalam menambang batu akik di alam ialah tekstur tanah akan melembut karena kehilangan penahan seperti bebatuan dan akan sulit untuk menahan terjangan hujan dan pasang air sungai. Sehingga dampaknya bisa berakibat pada tanah longsor yang sewaktu-waktu akan menimpa pemukiman masyarakat yang menimbulkan banyak kerugian.

Perlunya regulasi dalam penambangan batu akik

Eksploitasi terhadap sumber alam yang menghasilkan bebatuan untuk membuat batu akik yang berlebih terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia sehingga menjadi perhatian para aktivis lingkungan dan anggota dewan. Seperti yang terjadi di Provinsi Aceh yang banyak terjadinya penambangan terhadap batu akik menyedot perhatian dari aktivits Wahana Lingkungan Indonesia wilayah Aceh meminta kepada pemerintah setempat untuk melakukan penertipan kepada para penambang batu akik agar jangan lagi mengambil batu akik di alam karena bisa menyebabkan pengikisan terhadap tanah dan akan terjadi longsor. Hal serupa juga terjadi di tanah Bengkulu di daerah Mukomuko yang penambangan terhadap batu akik sudah merambah daerah hutan sehingga membuat Kantor Pengelolaan Hutan Produksi akan melakukan penertiban terhadap para penambang batu akik di wilayah hutan.

Dua daerah tersebut hanyalah contoh dimana persoalan penambangan batu akik di alam secara berlebihan memang akan menghasilkan dampak buruk bagi lingkungan. Sehingga dibutuhkan adanya regulasi yang jelas dari pemerintah untuk supaya bagaimana masyarakat tidak secara berlebihan mengambil batu akik di alam. Regulasi akan pencarian batu akik di alam dirasakan sangat perlu guna membatasi tempat-tempat mana saja yang memang diperbolehkan untuk ditambang serta pemberian izin kepada para penambang. Karena bagaimanapun adanya demam batu akik saat ini telah membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan orang di daerah guna untuk dapat memperbaiki kondisi ekonominya.

Dan dengan adanya regulasi yang jelas dari pemerintah tidak hanya dapat menyelamatkan lingkungan dari pengikisan sediman tanah yang bisa berdampak pada bencana alam. Tetapi juga dari regulasi tersebut pemerintah telah mampu mengembangkan pontensi alamnya untuk digunakan sebaik-baiknya guna dapat memakmurkan masyarakatnya dan menjadi pendapatan daerah. Yang akhirnya wabah demam terhadap batu akik tidak lagi menimbulkan masalah kerusakan lingkungan tapi mampu untuk menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan baru dan mengenalkan kekayaan alam masing-masing daerah kepada dunia. 

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Fakultas FEBI UIN SU, dan Penerima Beasiswa Bank Indonesia tahun 2014 dari UIN SU, serta termasuk dalam Komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Sumut).

Monday, February 16, 2015

Lingkungan Hijau Bagi Generasi Mendatang

Lingkungan Hijau Bagi Generasi Mendatang

Menyoal lingkungan memang tidak pernah habis untuk dibahas karena keberadaan lingkungan sangat erat kaitannya dengan manusia. Dari itu mengkaji keberadaan lingkungan memang sesuatu yang urgen guna menyelamatkan lingkungan untuk tetap hijau dan tertata dengan baik karena akan dinikmati oleh generasi mendatang nantinya.

Lingkungan yang sekarang sudah dikatakan mengalami kerusakan yang fatal hampir disegala bagian terutama hutan dan lautan. Dahulunya dibelahan dunia ini tidak ada yang tidak ditumbuhi oleh pepohonan yang rimbun sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap makhluk baik manusia dan juga binatang. Tetapi kini hutan-hutan telah banyak terbabat habis akibat kerakusan yang tidak terkendali mengakibatkan kerugian ditanggung oleh orang-orang yang tidak pernah merusak hutan. Sedari itu juga para binatang dari berbagai spesies juga kehilangan rumahnya yakni hutan sehingga populasi mereka semakin terancam punah. Karena itu satu pertanyaan yang perlu untuk dilontarkan ialah bagaimana nasib generasi mendatang dengan lingkungannya?

Lingkungan yang rusak sekarang ini apabila tidak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah untuk memperbaikinya maka diwaktu berikutnya bencana alam bisa saja terjadi dan menimpa siapa saja sehingga mengakibatkan kerugian yang besar. Sehingga tergeraknya hati pemerintah dengan serius memperbaiki lingkungan mulai dari yang kecil seperti sampah maka perbaikan lingkungan yang berskala besar seperti hutan bisa terselamatkan dan mampu dimanfaatkan oleh semua orang dalam kehidupannya. Inilah yang menjadi persoalan bagi lingkungan kita yang memburuk dewasa ini sehingga perlu penanganan untuk mencegah berbagai hal yang bisa timbul yang merugikan siapapun di masa mendatang.

Habisnya hutan, punahnya berbagai spesies satwa, terkurasnya habis tambang di perut bumi, dan menyebarnya pencemaran di laut adalah proplema yang kita hadapi di waktu sekarang ini dan butuh sebuah penyelesaian yang mendasar untuk memperbaikinya. Terjadinya kerusakan lingkungan yang parah tersebut lebih disebabkan oleh kita sendiri dengan tidak mempedulikan dampak kedepannya bagaimana sehingga begitu mudah untuk merusak hutan, mencemari laut dengan sampah dan minyak, memburu satwa sampai yang masih baru lahir, dan menguras habis hasil tambang. Dan yang menanggung dampak buruknya dikedepannya ialah generasi mendatang.

Nasib generasi mendatang.
Generasi mendatang yang paling terasa menanggung beban yang diperbuat orang-orang sekarang yang merusak lingkungan dengan beban yang ditanggung itu ialah memperbaiki kembali lingkungan yang rusak, bertebarannya berbagai macam penyakit, sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, dan udara yang dihirup tidak lagi bersih. Itulah semua kemungkinan yang harus ditanggung oleh generasi mendatang bila lingkungannya telah rusak di waktu sekarang.

Bagi generasi yang ada sekarang ini merupakan generasi yang menjadi kunci untuk menyelamatkan lingkungan agar kembali asri dan hijau. Dengan berperan aktifnya semua orang untuk menyelamatkan lingkungannya dari mulai yang kecil saja yakni membuang sampah pada tempatnya maka itu satu langkah awal untuk merawat alam kita. Terlaksananya langkah kecil tersebut dengan diterapkan oleh semua orang dalam kesehariannya merupakan satu pencapaian upaya untuk menyelamatkan lingkungan ini agar tidak semakin parah. Sehingga hadirnya kesadaran pada setiap manusia akan pentingnya lingkungan yang hijau mampu untuk mereboisasi hutan yang sudah gundul secara besar-besaran dan tidak lagi merusak laut hanya sekedar untuk mengambil ikan. Didukung majunya teknologi dewasa ini yang menghuni semua negara di belahan bumi sejatinya dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan lingkungan agar kembali hijau. Pemanfaatan teknologi dalam upaya memperbaiki lingkungan dapat dengan mengolah sampah sehingga cepat terurainya ataupun di daur ulang kembali sehingga terbentuknya efisensi dari penggunaan bahan dasarnnya yang diambil dari perut bumi. Manfaat lainnya yang bisa dilakukan dari penggunaan teknologi untuk lingkungan ialah memperbanyak tunas pohon baru dan menyediakan alam buatan untuk binatang. Disamping itu teknologi juga bisa diterapkan untuk menyelamatkan biodata laut seperti batu karang, ikan, penyu, dan rumput laut.

Bangkitnya kesadaran generasi sekarang yang peduli terhadap lingkungan dengan tidak lagi membuang sampah sembarangan dan menebang pohon sesuka hati serta tidak lagi merusak biota laut maka lingkungan hijau yang dibangun oleh generasi sekarang ini dapat dinikmati seutuhnya oleh generasi mendatang. Sehingga manfaat yang bisa dipetik tidak hanya terjadi dimasa sekarang tetapi juga dimasa depan.

Dari itu generasi mendatangpun mengerti bahwa lingkungan hijau yang dinikmatinya tidaklah diperoleh dengan mudah tetapi dengan kerja keras yang penuh rasa tanggung jawab yang dilakukan oleh orang-orang digenarasi terdahulu. Sehingga kesimpulan yang ditarik penulis ialah warisilah alam yang hijau bagi generasi mendatang.

Oleh: Satria Dwi Saputro
Menumbuhkan Rasa Malu Melihat Lingkungan Yang Kotor

Menumbuhkan Rasa Malu Melihat Lingkungan Yang Kotor

Ada sebuah pepatah lama yang berbunyi: “Kebersihan itu Pangkal Kesehatan”. Pepatah tersebut menyampaikan pesan kepada semuanya agar dapat hidup bersih sebab penyakit tidak akan pernah berani menyerang. Bersih yang dimaksud tidak hanya ditujukan untuk selalu pandai menjaga kebersihan diri saja tetapi juga harus pandai menjaga lingkungan agar tidak ikut-ikutan kotor atau tercemar.

Lingkungan bagi manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan satu sama lain. Sebab manusia yang hidup dalam tatanan sosial pasti mempunyai lingkungan yang menjadi penyokong mereka dapat hidup tentram dan jauh dari masalah. Jikalau lingkungan tempat para manusia dihinggapi oleh berbagai masalah seperti banyaknya orang-orang yang dengan mudahnya membuang sampah sembarangan di sungai, selokan, dan tepi jalan. Yakinnya lingkungan tersebut tidak lagi dapat membuat nyaman orang-orang yang tinggal disitu karena lingkungan yang tercemar tersebut telah mendatangkan masalah seperti bau dari sampah, sungai yang kotor, banyaknya nyamuk, dan banjir yang kesemua itu tidak diinginkan oleh siapapun menimpanya. Maka dari itu menumbuhkan rasa malu dapat menjadi solusi bagi semuanya kembali menata lingkungannya agar kembali asri dan nyaman untuk di tinggali.

Rasa malu adalah suatu sifat yang seharusnya wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua orang. Banyaknya orang yang mempunyai rasa malu menjadikan setiap tindakannya penuh dengan kehati-hatian dan mengikuti norma yang berlaku. Ramainya orang-orang yang hidup dalam kesemerautan dengan merusak lingkungannya adalah bagian dari kumpulan orang-orang yang tidak lagi mempunyai rasa malu melihat lingkungannya menjadi rusak. Sehingga akibatnya akan merugikan siapa saja yang tinggal dalam lingkungan yang rusak tersebut.

Memudarnya sikap rasa malu bagi sebagian dari orang-orang memang sudah sangat jelas di saat ini. Terinspirasi dari apa yang pernah penulis alami melihat orang-orang yang tinggal di lingkungan tempat saya melakukan aktivitas yang di antara dari mereka begitu mudahnya meletakkan sampah makanan dan minumannya begitu saja di jalanan dan dibuang ke selokan. Padahal belum tentu tumpukan sampah yang diletakkan disembarang tempat tersebut akan diangkut oleh para petugas kebersihan lingkungan kota. Yang akibatnya lambat laun sampah tersebut akan mendatangkan penyakit yang berupa aroma tidak sedap yang dihirup oleh orang-orang yang melintasi area tumpukan sampah tersebut.

Hal ini tentunya bisa menjadi kebiasaan buruk yang dapat dengan mudah dilakukan siapapun tanpa ada rasa bersalah mengotori lingkungannya karena merasa sudah prilaku tersebut lumrah terjadi di masyarakat. Menyadari ini kembali mendidik dan memberikan pengajaran kepada para masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang akibat buruk yang terjadi jika lingkungan tercemar. Dan juga peran berbagai civitas akademisi seperti sekolah dan kampus mempunyai dampak yang cukup besar untuk dapat memberikan contoh kepada para siswa dan juga mahasiswa dalam berbagai kegiatan belajar memberikan wawasan untuk menyayangi lingkungan dan menanamkan rasa malu kalau merusak lingkungan. Dapat menyadari ini diterima atau tidak dampak yang diterima sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat yang akhirnya tak lagi kita melihat ada orang-orang yang membuang sampah di sungai, selokan, dan pinggiran jalan. Tak lagi kita melihat orang-orang yang tak acuh terhadap lingkungannya dan kita akan sering melihat semua orang malu untuk mencemari lingkungannya.

Hal ini sangat perlu untuk dikaji oleh siapapun mengenai rasa malu yang wajib dijalankan dalam berkehidupan bermasyarakat. Kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi adat yang mengakar kuat sulit untuk dilepaskan. Jika kebiasaan tersebut adalah kebiasaan baik dengan contoh kecilnya adanya sikap gotong royong dan rasa untuk menjaga di masyarakatnya, tentunya lingkungannya akan selalu asri dan jauh dari kata “tercemar”. Sebaliknya, bila pemimpin tidak memberikan contoh untuk menggalakkan gotong royong dan tak peduli dengan lingkungannya. Hasilnya masyarakat yang dipimpinnya juga akan bersifat acuh tak acuh terhadap lingkungan mereka dari itu tidak akan mempunyai rasa malu untuk membuang sampah tidak pada tempatnya.

Kita tentu menyadari bahwa mengajak orang lain untuk mempunyai rasa malu agar tidak merusak lingkungan memang sangat sulit. Tapi dapat dengan mudah dilakukan jikalau diri kita sendiri yang mempraktekkannya langsung dalam aktivitas kehidupan kita. Ini tentunya dapat menjadi contoh bagi para teman-teman, tetangga, dan orang-orang yang selalu melihat kita yang sudah menumbuhkan rasa malu melihat lingkungan yang tercemar.  Dari timbulnya kesadaran terhadap diri sendiri menjadi sangat efektif untuk mengkampanyekan kepada orang-orang disekitar kita agar peduli dengan lingkungan dan malu melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan. Sehingga apa efek dari lingkungan yang bersih memang benar-benar dapat dirasakan yaitu terhindar dari menyengatnya bau sampah di selokan, jauh dari penyakit, dan dapat menurunkan insensitas stres dari himpitan pekerjaan.

Sehingga dibagian akhir dari artikel ini, penulis mengajak semuanya agar dapat kembali merubah mindset berpikir untuk malu merusak dan mencemari lingkungannya. Karena apa yang ditanam oleh perbuatan kita pada akhirnya kita sendirilah yang akan menuainya dan merasakannya.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN-SU)

Sunday, February 15, 2015

Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kerusakan Lingkungan

Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kerusakan Lingkungan

Lingkungan yang ditinggali oleh berbagai makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan tumbuhan semestinya mempunyai kondisi ruang yang asri, hijau, dan penataan yang rapi terhadap pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Sehingga ruang-ruang di lingkungan dapat ditinggali oleh semua makhluk hidup tanda ada gangguan ataupun keluhan. Tapi maraknya pembangunan dan kemajuan IPTEK oleh manusia terkadang dampaknya tidak hanya menghasilkan sesuatu yang positif tapi juga menghasilkan sesuatu yang dapat merusak lingkungan. Dan contohnya ialah polusi udara yang dihasilkan dari berbagai kendaraan bermotor dan mobil, asap pabrik, dan pembakaran hutan. Sehingga ini perlu mendapatkan perhatian agar  segera dibenahi dan mampu untuk mengurangi tingkat polusi udara yang ada di lingkungan.

Indonesia yang mengalami pembangunan besar-besaran sampai saat ini telah mampu memaksa masyarakatnya mempunyai kendaraan baik roda dua dan roda empat sehingga kota-kota disesaki dengan berbagai jenis kendaraan yang lalu lalang. Jumlah kendaraan yang ada di Indonesia untuk saat ini telah mencapai sekitar 104 juta unit kendaraan yang dicatat oleh Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan angka tersebut mengalami kenaikan sebelas persen pada tahun sebelumnya yang hanya sekitar 97 juta unit kendaraan (Tribunnews.com/15/04/2014). Jumlah kendaraan yang sangat besar tersebut sebagian besar ada di daerah perkotaan besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan lainnya sehingga setiap unit kendaraan tersebut telah mengahasilkan asap yang mengandung karbon monoksida, nitrogen oksida, hidro karbon, timbal, dan sulfur oksida yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Dampak buruk dari polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan yang lalu lalang telah menyebabkan rusaknya lapisan ozon di atmosfer bumi sehingga sinar matahari yang memancar ke bumi akan terasa lebih panas dari masa sebelumnya. Disamping itu juga pengaruh lainnya dari asap kendaraan ialah ruang udara menjadi tercemar dan dapat membunuh makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan. Dan untuk manusia yang hidup terjebak di area lingkungan yang dipenuhi oleh asap kendaraan akan lebih rentan terkena penyakit berbahaya seperti stroke, asma, sakit mata, iritasi kulit, dan lainnya serta menurunkan tingkat kesehatan bagi masyarakat tersebut. Tentunya hal ini berbeda dengan masyarakat yang hidup di pedesaan dengan nuansa hijaunya lingkungan dan masih minimnya kendaraan yang beraktivitas di sana.

Disamping kendaraan sebagai penghasil polusi udara terbesar di dunia ada juga penyumbang polusi udara yang merusak lingkungan yaitu pabrik dan kebakaran hutan. Seperti pabrik yang menghasilkan asap pekat hitam yang keluar dari cerobong produksinya yang langsung dibuang begitu saja ke udara tanpa dilakukan penyaringan terlebih dahulu dan ini tentu akan merusak udara yang disekitar pabrik dan manusia yang menghirupnya akan terkena penyakit kronis dan juga lingkungan menjadi kotor serta gersang.

Dan begitu juga mengenai kebakaran hutan yang setiap tahun ada ratusan hektar lahan gambut yang terbakar dan menyebabkan asap hitam nan berbau yang menyebar ke pemukiman masyarakat. Hal ini secara langsung telah merusak esensi dari lingkungan tersebut dan bagi makhluk hidup seperti hewan ikut musnah terbakar di hutan serta bagi manusia harus terganggu pandangannya dan kesehatannya.

Kurangi polusi udara
Untuk menanggulangi bahaya yang ditimbulkan oleh polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan, asap pabri, dan kebakaran sudah semestinya pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mengurangi tingkat polusi udara yang terjadi di lingkungan kita. Seperti pemerintah dapat memberikan aturan tegas kepada produsen kendaraan untuk melakukan inovasi terhadap kendaraan yang dijualnya di Indonesia yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Begitu juga terhadap pabrik yang beroperasi agar lebih memberikan aturan jelas terhadap asap yang dibuang  ke udara. Sehingga semua makhluk hidup dapat hidup nyaman dan tidak terganggu oleh ulah segelintir orang yang minim perhatian terhadap lingkungan.

Dan juga untuk menanggulangi adanya kebakaran hutan lagi semua pihak dapat bekerja sama untuk lebih bisa memaknai tentang manfaat yang dihasilkan hutan terhadap penyelamatan bumi sehingga kesadaran cinta lingkungan dapat menyebar kepada semua orang dan tak ada lagi satupun melakukan tindakan pembakaran hutan dengan dalih untuk efisiensi biaya pembukaan lahan baru.

Sedari itu jumlah kendaraan yang beredar dapat ditekan oleh pemerintah dengan melakukan adanya pembatasan kendaraan dan mewacanakan hari bebas kendaraan untuk semua daerah di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai wujud bahwa lingkungan kita semakin kritis dan suatu saat bisa jadi tidak bisa ditinggali oleh manusia. Oleh karena itu mulai tumbuhkanlah kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan.

Dan cara sederhana yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk mengurangi tingkat polusi udara ialah dengan bisa jauh lebih berhemat dalam menggunakan energi minyak bumi sebagai bahan bakar kendaraan. Serta kita juga bisa ikut berperan melakukan penanaman pohon agar dapat mengurai polusi udara dengan menambah jumlah oksigen yang dihasilkan oleh pohon. Karena sejatinya lingkungan yang kita tempati ini adalah milik bersama bukan milik seorang saja.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN SU)
Pahlawan Lingkungan

Pahlawan Lingkungan

Lingkungan begitu pentingnya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya dimana kebutuhan tersebut menginginkan lingkungan yang asri, bersih, dan nyaman. Tapi melihat kenyataannya lingkungan-lingkungan yang dihuni oleh manusia dan makhluk hidup lainnya tidak pada apa yang diharapkan semula dengan tercemarnya sungai-sungai oleh sampah dan berbagai jenis limbah, eksploitasi hutan yang berlebihan, dan tingkat polusi yang semakin meningkat saja di area perkotaan. Dari kejadian tersebut sudah selayaknya hadir pahlawan lingkungan untuk mengurai satu per satu masalah yang ada sehingga tercipta lingkungan yang didampakan oleh semua makhluk hidup.

Dikatakan pahlawan lingkungan adalah orang-orang yang rela berjuang untuk memperbaiki lingkungan yang rusak dengan bergotong royong membersihkan selokan dan sungai-sungai dari gundukan sampah yang mengunung, bersama-sama pula melakukan reboisasi hutan-hutan yang gundul, dan beramai-ramai melakukan kampanye lingkungan untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran. Yang seperti ini sedikit memudar di negeri ini sehingga sulitnya ditemukan pahlawan lingkungan yang sebenarnya.

Menunjukkan bukti kerusakan alam Indonesia ialah dapat dilihat dari jumlah hutan kita yang kian menipis dari tahun ke tahun. Sekarang jumlah keseluruhan hutan Indonesia dari 33 Provinsi ialah 45 juta hektar saja. Kerusakan hutan yang terjadi akibat adanya pembakaran dalam jumlah besar secara sengaja untuk alih fungsi lahan, illegal loging, dan meluasnya daerah hutan yang digunakan untuk pertambangan. Padahal kita menyadari bersama akan pentingnya hutan sebagai penyangga dunia. Hutan disebut sebagai paru-paru dunia karena fungsinya yang bisa menghasilkan oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh seluruh manusia dan juga hewan, sehingga terkikisnya jumlah hutan di tiap-tiap provinsi di Indonesia sama saja telah menyempitkan kadar oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh manusia dan memperparah lajur polusi yang menyesakkan kesehatan.

Sama halnya dengan sampah yang juga mengisi hampir disetiap tempat yang kosong di sekitar lingkungan kita. Keseluruhan dari masyarakat Indonesia yang berjumlah kurang lebih dari 200 juta jiwa bisa menghasilkan sampah sebanyak 11 ribu ton per hari dan itu tidak semua berada di tempat akhir pembuangan sampah atau TPA. Kebanyakan sampah-sampah tersebut berada di sungai-sungai, parit-parit bahkan laut. Menipisnya sikap kepedulian menjadikan tumpukan sampah tersebut terletak tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan penyakit yang harus diderita oleh orang-orang, memunculkan aroma yang tidak sedap, dan menjadikan lingkungan tidak tampak rapi dan asri.

Tiga Pahlawan Lingkungan
Menelisik mengenai siapa-siapa saja yang telah menjadi pahlawan lingkungan maka jawabnya adalah mereka yang peduli dengan lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahwa ada tiga pahlawan lingkungan yang ada di sekitar kita dan itu terbukti dari kerja nyata mereka mencoba mengurai masalah-masalah yang dihadapi oleh lingkungan dengan bersihnya sampah-sampah di area perkotaan, mencuatnya kembali tunas-tunas hijau dan kembali bersihnya sungai-sungai dari tumpukan sampah. Adalah ketiga pahlawan lingkungan tersebut ialah Petugas Pembersih Lingkungan, Aktivis Lingkungan, dan Pemulung.

Seperti petugas pembersih lingkungan yang sengaja dibentuk negara untuk membantu merapikan lingkungan di perkotaan dan di pedesaan dari sampah-sampah yang tersebar dimana-mana. Adanya petugas pembersih lingkungan telah memberikan kontribusi yang tidak sedikit dari sampah yang dihasilkan masyarakat perkotaan. Sebagaimana yang dilangsir oleh Harian Medan Bisnis dalam websitenya www.medanbisnisdaily.com (15/8) memberikan data bahwa Kota Medan dari 21 kecamatan per harinya dapat menghasilkan sampah sebanyak 1.100 ton lebih dan semua sampah tersebut diangkut langsung oleh petugas pembersih lingkungan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Bila tidak dibentuknya petugas pembersih lingkungan apakah mungkin semua sampah tersebut dapat terangkat dari satu daerah ke tempat pembuangan sampah, tentunya tidak. Dan kontribusi mereka dapat menyelamatkan kota dari berbagai problema seperti banjir, bau busuk dari sampah, dan penyakit. Tentunya kita menyadari juga bahwa jumlah petugas pembersih lingkungan yang tidak sebanding dengan luasnya daerah menjadikan beberapa tempat masih dijadikan tempat pembuangan sampah yang sebenarnya dilarang.

Sama halnya juga dengan petugas pembersih lingkungan sebagai pahlawan lingkungan adalah para aktivis lingkungan juga sebagai pahlawan lingkungan. Adanya ungkapan provokasi positif seperti Go Green, Stop Global Warming, Jaga Bumi Kita, Selamatkan Alam Kita Tercinta. Semuanya adalah ungkapan yang lahir dari para aktivis lingkungan untuk mengajak semua masyarakat agar beramai-ramai menyayangi lingkungannya. Terbukti dengan adanya gerakan bersama membersihkan sungai-sungai dan selokan dari sampah-sampah yang turut serta di dalamnya para aktivis lingkungan dan masyarakat. Juga melakukan reboisasi besar-besaran untuk menghijaukan kembali hutan yang telah lama gundul. Sehingga gerakan mereka memang sepatutnya didukung penuh terutama oleh pemerintah dan masyarakat.

Yang terakhir adalah pemulung. Pemulung bisa dikatakan bagian dari pahlawan lingkungan yang kontribusinya secara tidak langsung telah membantu petugas pembersih lingkungan dalam membersihkan sampah. Jumlah pemulung di Indonesia tidaklah sedikit dan mereka hanya mengutip barang-barang sudah dibuang oleh pemiliknya di pembuangan sampah. Kerja nyata mereka dapat mengurangi jumlah sampah yang berada di TPA dan mendaur ulang sendiri sampah-sampah tersebut sehingga bernilai ekonomis.

Sepatutnya kita menyadari bahwa pahlawan lingkungan itu ada karena peduli dengan lingkungannya dan musnahnya pahlawan lingkungan bila tak ada satupun menaroh kepedulian untuk membersihkan lingkungannya. Sehingga pahlawan lingkungan tidak hanya para petugas pembersih lingkungan, aktivis lingkungan dan juga pemulung tetapi setiap orang bisa menjadi pahlawan lingkungan yang berjasa besar menyelematkan bumi. Maka benar ungakapan ini untuk direnungkan: “Kalau Bukan Kita Yang Menjaganya, Terus Siapa Lagi”.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN-SU).

Saturday, June 14, 2014

Kenali Yuk Jenis Lumba-Lumba yang Ada di Indonesia – 2

Kenali Yuk Jenis Lumba-Lumba yang Ada di Indonesia – 2

2. Lumba-lumba Totol
Bila anda pernah melihat sebuah kapal yang mengarungi laut lalu di kanan-kiri kapal itu terlihat lumba-lumba ikut berenang dengan kencang seperti menunjukan aktraksi acrobat maka itu adalah lumba-lumba totol. Lumba-lumba totol mempunyai bentuk tubuh yang lebih ramping dengan moncong yang panjang dan tipis. Sedangkan sirip di punggungnya sempit, berbentuk sabit, dan meruncing. Pada bagian perut dan bagian samping bawah lumba-lumba totol yang dewasa berwarna abu-abu, sedangkan bibir dan ujung moncongnya berwarna putih polos. Nah, untuk jumlah gigi pada lumba-lumba totol mencapai 34-38 gigi yang tajam dan juga bentuknya ramping untuk kesemua gigi-giginya. Untuk lumba-lumba totol yang sudah dewasa mempunyai ukuran panjang tubuh yang berbeda antara jantan dan betinanya, untuk lumba-lumba totol jantan panjang tubuhnya 1,6 sampai dengan 2,6 meter sedang untuk lumba-lumba totol betina panjang tubuhnya 1,6 sampai dengan 2,4 meter. Lumba-lumba totol yang dewasa mempunyai berat badan sampai 120 kg.

Lumba-lumba totol yang hidup di perairan Indonesia habitatnya dapat dijumpai di Laut Banda, Laut Halmahera, di Pulau Sohor, Irian Jaya, Selat Malaka, di pantai Barat Sumatera, Ambon, Laut Sawu dan Maluku. Banyaknya jumlah lumba-lumba totol yang bisa ditemui hampir seluruh perairan Indonesia membuat lumba-lumba totol dijadikan objek wisatan laut yang mempesona para wisatawan yang melihatnya beratraksi di air laut. Lumba-lumba totol penyebarannya kebanyakan di perairan yang beriklim tropis seperti perairan Indonesia.

Ketika berburu makanan biasanya lumba-lumba totol memilih waktu di siang hari dan ikan-ikan kecil serta cumi-cumi menjadi makanan kesukaannya. Lumba-lumba totol hidupnya berkelompok dan jumlah dalam satu kelompok mencapai 100 ekor untuk kelompok di laut pantai sedang di laut lepas bisa mencapai ribuan ekornya dan kelebihannya ialah perenang yang sangat cepat menandingi kecepatan kapal laut.

3. Lumba-Lumba Paruh Panjang
Lumba-lumba paruh panjang yang hidup diperairan Indonesia banyak dijumpai di Laut Jawa, Sumatera, Selat Malaka, Pulau Lembata, Halmahera, Selat Suna, Maluku hingga di Irian Jaya. Biasanya lumba-lumba paruh panjang hidup berkelompok sama dengan dari jenis-jenis lumba-lumba yang lain, untuk jumlah dalam kelompoknya hanya 50 ekor dan mereka mudah berbaur dengan ikan-ikan lain termasuk berasosiasi bersama lumba-lumba sttenuata di timur pasifik. Kawanan lumba-lumba paruh panjang biasanya mencari makan di waktu malam dengan memakan ikan-ikan kecil serta cumi-cumi sedangkan waktu istirahatnya mereka memilih di siang hari.

Lumba-lumba paruh panjang bentuk tubuhnya ramping dengan moncong yang panjang dan tipis. Kepalanya juga ramping pada bagian depan benjolan yang berbentuk seperti buah melon sedangkan sirip di punggungnya berbentuk seperti sabit hingga segitiga. Warna pada tubuh lumba-lumba paruh panjang ada tiga bagian yakni lembaran abu-abu gelap pada punggung, warna abu-abu terang pada sisi tubuhnya, dan warna putih pada perutnya. Jumlah pasang giginya mencapai 45-62 pasang gigi yang sangat kecil dan berbentuk runcing. Ketika dewasa panjang tubuhnya untuk yang jantan mencapai 2,4 meter dan betina 2 meter sedangkan berat badannya mencapai 77 kg.

Lumba-lumba paruh panjang tergolong jenis lumba-lumba yang unik karena kemampuannya hidup di laut tropik dan di laut subtropik. Kelebihan lainnya dari lumba-lumba paruh panjang ialah gaya melompatnya ke udara yang menakjubkan. Ketika melompat dari permukaan air biasanya lumba-lumba paruh panjang melakukan putaran hingga 7 kali di udara sampai akhirnya terjatuh kembali ke dalam air.

Bahwa lumba-lumba adalah hewan yang pintar dan sangat ramah kepada manusia dalam berinteraksi dan menjadi kebanggan oleh rakyat Indonesia. Dari itu, hemat penulis ialah kita tidak harus memburunya sehingga dikedepannya tidak bisa lagi menikmati aktraksinya yang menakjubkan di laut lepas.

Oleh : Satria Dwi Saputro
Sumber:
1. http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/01/mengenal_jenis_lumnba-lumba_indonesia.html

Friday, June 13, 2014

Kenali Yuk Jenis Lumba-Lumba yang Ada di Indonesia - 1

Kenali Yuk Jenis Lumba-Lumba yang Ada di Indonesia - 1

Indonesia memang kaya dengan satwa-satwanya yang hidup di darat dan juga di laut. Yakni lumba-lumba merupakan salah satu dari jutaan kekayaan satwa yang dimiliki oleh Indonesia. Lumba-lumba adalah mamalia laut yang hidup di laut lepas dan menurut penilitian yang sudah terbukti bahwa lumba-lumba merupakan hewan terpintar yang sangat akrab dengan manusia.

Lumba-lumba yang hidup diperairan Indonesia mencapai sepuluh jenis dan ini sudah diteliti disemua daerah dari sabang sampai dengan marauke. Lumba-lumba yang hidup di Indonesia biasanya tinggal di Selat Malaka hingga Laut Banda dan terdapat juga di laut arafura tetapi ada juga dari beberapa jenis lumba-lumba hidup di perairan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Di waktu dulunya jumlah mamalia laut ini masih mudah untuk dijumpai di laut lepas tetapi karena banyaknya perburuan oleh masyarakat dan juga oleh orang-orang yang tidak bertanggun jawab menyebabkan populasinya menjadi terancam punah. Dan untuk melindungi populasi lumba-lumba dari kepunahan maka pemerintah Indonesia memasukkannya ke dalam jenis satwa yang dilindungi untuk tidak diburu dan diperdagangkan.

Nah, mungkin anda bertanya-tanya mengenai kesepuluh jenis lumba-lumba yang hidup di perairan laut Indonesia. Dan untuk kesepuluh jenis lumba-lumba itu ialah:

    Lumba-lumba hidung botol
    Lumba-lumba totol
    Lumba-lumba paruh panjang
    Lumba-lumba bergaris
    Lumba-lumba biasa
    Lumba-lumba fraser
    Lumba-lumba putih cinta
    Lumba-lumba abu-abu
    Lumba-lumba gigi-kasar
    Lumba-lumba pesut

Sedangkan untuk penjelasan yang lebih rincinya dari setiap jenis lumba-lumba tersebut artikel ini tidak bisa memuat semuanya tetapi dipaparkan tiga jenis saja untuk dijelaskan secara rinci dan diantara tiga jenis lumba-lumba tersebut ialah lumba-lumba hidung botol, lumba-lumba totol dan juga lumba-lumba paruh panjang. Dan penjelasannya adalah:

1.      Lumba-lumba hidung botol
Untuk lumba-lumba jenis hidung botol biasanya sering digunakan dalam pertunjukan atau atraksi untuk menghibur orang-orang. Lumba-lumba hidung botol bentuknya yang paling kecil dari semua jeni lumba-lumba yang hidup di Indonesia. Ciri-ciri dari lumba-lumba hidung botol ialah tubuhnya tegap dengan mocongnya yang pendek dan dengan sirip punggung yang tinggi di bagian tengah punggung dan berujung agak bengkok seperti sabit. Warna kulit lumba-lumba hidung botol ialah abu-abu terang hingga agak hitam pada bagian punggungnya dan jumlah keseluruhan giginya mencapai 18-26 pasang gigi yang tegak yang tegak di setiap rahangnya. Biasanya ukuran panjang tubuh lumba-lumba hidung botol yang dewasa mencapai 1,8-3,8 meter dan untuk jantannya ukuran tubuhnya lebih panjang dan lebih besar dari ukuran tubuh betina.

Lumba-lumba hidung botol hidup berkelompok untuk berburu makanan ataupun bermigrasi dan jumlah dalam satu kelompok itu adalah 20 ekor dan untuk dalam tertentu jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor. Menariknya dari lumba-lumba hidung botol ini adalah sifat adaptasinya yang cepat menyatu ke lingkungan yang baru sehingga memudahkannya jika keluar dari kawanannya atau kelompoknya.

Oleh : Satria Dwi Saputro

Sumber:
1. http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/01/mengenal_jenis_lumnba-lumba_indonesia.html

Wednesday, May 14, 2014

Menjaga Lingkungan

Menjaga Lingkungan

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)

Ayat diatas pada surah Ar-Rum mewakili mengenai lingkungan yang menjadi konteksi pijakan manusia dan kebutuhan bagi manusia akan apa yang ada di alam ini. Alam yang diciptakan Allah bagi makhluk-Nya seyogyianya dipergunakan sebaik mungkin untuk menghindarkan dari kerusakan serta kerakusan dalam mengelola alam. Lingkungan yang demikian elok yang tercipta untuk dipergunakan sebaik mungkin bagi manusia dewasa ini menunjukkan akan perusakan alam bebas serta minimnya rasa tanggung jawab akan pengelolaan limbah bagi pabrik-pabrik sehingga menimbulkan pencemaran yang berdampak bagi masyarakat.

Hal seperti di atas dalam konteks langsung yang terjadi di lapangan telah menghantarkan kerusakan parah bagi hutan dengan eksploitasi yang berlebihan sehingga menyisakan hutan Indonesia sekitar 45 juta hektar saja. Dari jumlah hutan yang cukup sedikit tersebut adalah seringnya terjadi tanah longsor di areal perbukitan karena sudah habisnya hutan penyerap air, banjir yang melanda pedesaan sampai perkotaan besar dan menipisnya hutan menyebabkan suhu panas bumi menjadi bertambah pada normal yang wajar. Hal yang sangat berbahaya seperti ini merujukkan akan dampak serius bagi manusia sebagai pengelola yang diamanahkan Allah Swt. Tak kala hebat juga limba-limbah dari pabrik yang tidak dikelola ketika dibuang kesungai yang mengakibatkan tercemarnya sehingga berikutnya menghasilkan kematian masal pada ikan-ikan dan makhluk air lainnya serta juga penggunaan air oleh manusia di bantaran sungai akan sangat terganggu.

Membolehkan mengelola alam adalah perintah Allah untuk mencukupi kehidupan dalam menghindarkan dari kesusahan akan kelaparan, kemiskinan serta kematian. Dengan pengelolaan alam yang baik dari sumber daya alam di hutan maupun di lautan akan mampu membangun kemajuan ekonomi dalam mencapai human falah bagi semua manusia dan dengan diletakkan kepada dasar kebutuhan hidup saja maka akan mengubur bencana yang terjadi dari tangan manusia yang sudah merusak lingkungan.

Agama adalah pembeda serius dari manusia dengan makhluk yang lain, adalah dengan agama manusia mempunyai arah untuk berpijak pada langkah yang benar, adalah juga melalui agama para manusia dapat mengarahkan akal untuk mengurus amanah Allah dengan benar termasuk menjaga lingkungan. Pada saat kritis sekarang ini akan krisis yang telah melanda manusia dari eksploitasi yang salah terhadap hutan menjadikan kesusahan bagi manusia bukannya keuntungan, eksploitasi yang berlebihan bagi hasil bumi yang dipergunakan secara boros menyebabkan kenaikan harga bahan bakar melonjak tinggi, dan apatisnya hidup sebagian manusia dengan memperparah dari membuang sampah sembarangan.

Adalah banyak peringatan yang diberikan Allah yang tercantum dalam Al-Quran yang ditujukan kepada manusia terhadap tangan jahil yang merusak lingkungan seharusnya dapat menyadarkan kita akan peringatan tersebut untuk meunmbuhkan kesadaran terhadap lingkungan asri serta adanya pengetahuan untuk membawa bumi terhindar dari globar warming serta kejadian bencana lainnya. Ini bukanlah mustahil dikerjakan bagi setiap hamba-hamba Allah dengan melakukan reboisasi terhadap hutan secara bersama dan adilnya pemerintah terhadap peraturan undang-undang yang harus pro terhadap pelestarian lingkungan serta tak pernah jemu mengkampanyekan akan penyelamatan bumi kepada masyarakat. Bijak melakukan hal seperti ini adalah akan membawa perubahan besar bagi alam yang sepantasnya menjadi rumah nyaman bagi setiap makhluk untuk hidup dan saling menjaga dalam lingkungan yang ditata baik. Sehingga tanggung jawab terhadap menjaga lingkungan bagi setiap manusia akan membawa kebaikan bersama dan bernilai ibadah.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN-SU)

Saturday, April 19, 2014

KETIKA HUJAN DERAS MAKA BANJIR

KETIKA HUJAN DERAS MAKA BANJIR

Hujan sejatinya adalah anugerah dari Tuhan untuk manusia dan makhluk hidup lainnya sebagai rezki yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dan hujan termaktub di dalam kitab suci juga berfungsi sebagai perekat buah-buahan terhadap rantingnya, menyatukan tanah yang retak-retak akibat kekeringan dan juga hujan sangat dibutuhkan masyarkat untuk minum dan keperluan sehari-hari lainya. Tetapi itu semuanya jika digambarkan di era sekarang di Indonesia hal itu serasa sudah berubah bahwa tidak lagi hujan menjadi berkah untuk sesuatu yang dijelaskan di atas tetapi lebih kepada bencana dari pola prilaku manusia yang menghasilkan itu semuanya.

Pagelaran dalam panggung kehidupan ini sering dijumpai di perkotaan yang menjadi kesibukan masyarkat sehari-hari ketika hujan lebat turun mencapai waktu satu jam bahkan lebih otomatis kebingungan sudah menjadi asupan untuk mempersiapkan barang-barang rumah tangga agar bisa segera diungsikan ditempat yang aman dikarenakan banjir yang akan melanda. Lain cerita para pengguna kendaraan yang terjebak kemacetan di jalan kota yang mendorong kendaraannya agar tidak kemasukan air karena terjebak banjir disebabkan guyuran hujan. Hal-hal seperti itu tidaklah begitu saja terjadi tetapi lebih sistem pengaturan tata kota yang buruk sehingga menyebabkan ketika hujan maka banjir.

Bicara dari pada itu, mengecilnya sungai-sungai yang seharusnya tempat air mengalir disebabkan sampah-sampah dan banyaknya bangunan rumah penduduk yang memakan areal sungai sehingga tak bisa menampung debit air secara maksimal ketika hujan deras turun. Disamping itu, telah musnahnya fungsi hutan di daerah perbukitan yang seharusnya sebagai alur resapan air yang sekarang tidak lagi itu dapat di lihat lagi. Setiap tahun hutan-hutan disetiap daerah hilang terambas yang beralih fungsi lahannya dipergunakan untuk lahan pertanian, membangun villa-villa, dan perhotelan. Sehingga peran yang semestinya untuk menahan air adalah hutan kini tidak bisa lagi terlaksana.

Dari akibat-akibat itu terjadilah pengikisan tanah di daerah perbukitan dan pegunungan yang dampaknya ketika hujan deras turun maka terjadilah longsor seperti yang sering dipersaksikan di televisi. Lain halnya dampak selanjutnya yang dihadapi daerah perkotaan seperti Jakarta diwaktu Bogor didera hujan maka Jakarta akan mendapatkan banjir kiriman dari sana. Kerugian-kerugian yang harus ditanggung tidaklah sedikit, mulai dari perabotan rumah, rusaknya rumah, atau bahkan kehilangan nyawa yang menjadi persoalan serius yang dihadapi masyarakat ketika hujan turun ibarat momok.

Peran Pemerintah
Diperlukannya perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah untuk dapat menyeimbangkan tata kelola sumber daya alam yang dimilki perdaerah. Adanya pembalakan liar, sempitnya sungai-sungai, dan nihilnya resapan air dari bangunan penduduk di perkotaan adalah merupakan pemerintah mengambil peran serius dari itu. Membedah itu semuanya terjadi kelimpangan keseimbangan yang menjadikan hujan tidak lagi dapat ditampung disungai-sungai, di hutan-hutan pegunungan maka dibutuhkan solusi pemecahan untuk mengatur tata kelola lingkungan yang ramah. Diaturnya UU mengenai pengaturan tata ruang lingkungan yang termaktub dalam UU RI nomor 32 tahun 2009 yang menjelaskan dibutuhkan keserasian terhadap perlindungan terhadap ekosistem pelestarian lingkungan. Hal ini didasarkan pada adanya sikap saling membutuhkan antara lingkungan dan manusia untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang.

Hilangnya hutan-hutan akibat lemahnya pemimpin di daerah yang menjadikan gundulnya perbukitan dan areal tinggi lainnya yang berdampak langsung bagi masyarakat yang berada di bawah perbukitan. Berbeda areal lingkungan kota yang sudah tidak memenuhi tata kelola yang baik lagi. Penyebab dari itu semua tidak terlepas dari pesatnya jumlah penduduk diperkotaan yang setiap tahunya melonjak drastis sehingga membutuhkan tanah untuk bernaung. Dari itu pembangunan yang tidak stabil dengan tidak memerhatikan resapan air mengakibatkan tersumbatnya parit-parit dari tumpukan sampah dan sungai-sungai sudah menjadi hunian bagi rumah warga. Pengaturan ini dari pembangunan bisnis pengusaha yang memakai areal perhutanan menjadi asupan pemikiran bagi pemerintah dalam mengoreksi perizinan bagi pengusaha untuk kelangsungan mendatang dalam antisipasi banjir.

Menjadi penilaian perlunya diajak para pembisnis yang melakukan bisnis di perkotaan dengan turut ikut menswadayakan kelestarian lingkungan dengan membantu pembersihan sungai dari ronggokan sampah, ikut melakukan membuat rencana pembersihan gorong-gorong dari sampah yang menyumbat. Dan juga peran bersama melakukan reboisasi hutan yang sudah gundul. Dengan terjadi yang demikian, keseimbangan menjadi perwujudan bagi kesejahteraan masyarakat yang hilang dibenaknya akan ketakutan dari hujan dan menjadi banjir.

Dari website wwr.or.id yang melangsir data dari Buku Statistik Kehutanan Indonesia Kemenhut 2011 yang dipublikasi pada bulan Juli 2012 bahwa Indonesia memiliki hamparan hutan yang luas. Dengan luas hutan Indonesia sebesar 99,6 juta hektar atau 52,3% luas wilayah Indonesia, namun setiap hari jumlah hutan kian menepis hingga mencapai 610.375,92 Ha per tahun (2011) dan tercatat sebagai tiga terbesar di dunia. Hal ini jika tidak menjadi perubahan bagi semua pihak dalam menjalankan perbaikan dari lingkungan bagi keseimbangan antar makhluk hidup hanya menanti bencana yang semula anugerah bagi semua makhluk hidup yakni manusia, binatang dan tumbuhan. Dan tidak ada lagi istilah yang timbul dibenak warga dengan Ketika Hujan Deras Maka Banjir.

Oleh : Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Syariah, IAIN-SU)

Friday, April 18, 2014

Rakun: Satwa Aktif di Malam Hari Dari Benua Amerika

Benua Amerika mempunyai segudang primata unik dan khas yang belum ada di benua-benua lain. Adalah primata unik dan khas itu ialah Rakun yang terletak di bagian Amerika Utara. Rakun adalah binatang yang aktif di malam hari dan mengunakan pendengarannya yang tajam untuk berburu makanan. Tapi timbul pertanyaan kenapa Rakun tidak menggunakan matanya dalam berburu makanan?. Alasannya karena mata Rakun sejak lahir sudah mengalami kebutaan warna. Hewan ini tergolong hewan mamalia atau menyusui yang habitatnya di hutan. Di Amerika Utara primata rakun dapat dijumpai oleh para wisatawan di kebun binatang dan juga di hutan gugur serta hutan campuran (heterogen).

Menariknya mengulas hewan asli benua amerika ini ialah tingkat kepintarannya yang sudah teruji. Diketahui bahwa rakun mempunyai kecerdasan yang mampu mengingat sesuatu hal sampai tiga tahun lamanya sehingga sewaktu berburu makanan yangtempatnya jauh dari sarangnya maka ia dapat pulang kembali tanpa tersesat. Rakun pada mulanya diketahui hidup menyendiri ketika berburu makanan dan membangun sarangnya. Tetapi dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut mengenai prilaku rakun diketahui bahwa Rakun hidup berkelompok dalam mencari makanan dan berbagi sarangnya dengan rakun-rakun yang lain. Musim semi dijadikan oleh Rakun sebagai musim kawin dan ketika melahirkan anaknya bisa mencapai 2-5 anak sekaligus.

Gambar Rakun
Rakun terkadang sering disamakan dengan rubah padahal sejatinya kedua hewan ini berbeda jenisnya. Nah, dari itu dituliskan ciri-ciri Rakun sehingga dapat dibedakan mana rakun mana rubah. Dan ciri-ciri dari rakun ialah:
  • Rakun mempunyai ukuran tubuh yang kecil dengan panjang tubuh antara 40-70 cm saja dan berat badannya sekitar 3,5-9 kg.
  • Rakun adalah hewan omnivora yang berarti makanannya tidak hanya tumbuhan dan buah-buahan saja tetapi ia juga memakan daging.
  • Rakun mempunyai bulu-bulu yang tebal yang berfungsi untuk memberikan kehangatan ketika di musim dingin dan bulu-bulu itu berwarna ke abu-abuan. Bulu-bulu yang menyelimuti tubuh rakun memiliki tebal mencapai 2-3 cm.
  • Jika dilihat pada dua kaki depannya maka tampak cakar yang panjang difungsikan untuk menyergap mangsanya saat berburu. Dan mukanya tampak seperti topeng yang lucu untuk mengelabui musuh-musuhnya.
  • Pada wajahnya terdapat warna hitam pekat yang mencolok di sekitar matanya dan pada daerah sekitar telinganya berwarna putih terang sehingga tampak lucu dan terlihat seperti topeng. Warna hitam pekat yang mengitari matanya mempunyai fungsi untuk menyerap sinar silau pada malam hari sehingga tidak mengganggu penglihatan matanya.
  • Rakun adalah hewan berkaki empat yang bisa berdiri tegak dengan menggunakan dua kaki belakangnya saja.
  • Seperti yang sudah dituliskan tadi bahwa rakun terlahir sebagai hewan yang buta warna dan tidak bisa melihat pada malam hari dan warna yang bisa dilihat dengan jelas hanyalah warna hijau muda saja.
Itu menjadi ciri-ciri umum dari primata rakun dan menjadi kelebihan dari rakun yang lain ialah sistem tubuhnya yang bisa mengatur panas sesuai dengan keadaan. Pada waktu musim dingin tubuhnya mampu mengeluarkan panas untuk menghangatkan tubuhnya sehingga tidak kedinginan dan di waktu musim panas tubuhnya bisa mengeluarkan keringat untuk pengaturan temperatur tubuhnya.

Penyebaran Rakun memang tidak hanya ada di Benua Amerika saja terutama di bagian Amerika Utara tetapi sudah sampai menyentuh Benua Eropa dan Asia. Hewan ini sejatinya hidup di empat musim tetapi ketika hidup di dua musim seperti kebanyakan negara asia rakun tidak mengalami kendala apapun. Dengan seiring perjalanan waktu rakun dijadikan objek perburuan liar di Benua Amerika sehingga menyebabkan populasinya berkurang dari waktu ke waktu. Padahal kalau tidak diburu rakun mampu hidup sampai usia 20 tahun lamanya. Sehingga pemerintah di negara-negara Amerika dan Eropa melarang perburuan dan memperdagangkan binatang rakun untuk menjaga populasinya agar tak sampai punah.

Dan artikel ini telah menyuguhkan informasi mengenai primata lucu dan unik yakni Rakun yang berasal dari benua amerika. Sehingga dari artikel ini dapat menambah pengatahuan bagi kita semuanya. Terimakasih.

Oleh : Satria Dwi Saputro
Sumber:
1. http://www.anneahira.com/rakun.htm

Gambar :
1. http://www.itusozluk.com/gorseller/rakun+bo%F0arken+dikkat+edilmesi+gerekenler/41994

Wednesday, April 16, 2014

Menciptakan Sungai Bersih

Menciptakan Sungai Bersih

Bagaimana diketahui sungai diciptakan dengan air yang jernih, dipagari oleh pepohonan, tidak berbahaya ketika dikonsumsi atau dipergunakan oleh makhluk hidup, serta banyaknya ikan-ikan serta makhluk hidup lainnya yang menghuninya dan bisa dipergunakan oleh manusia tentunya. Demikian gambaran sungai yang tercipta tanpa dipengaruhi oleh zaman globalisasi yang merusak hasil ciptaan Tuhan.

Berbeda pula sekarang menyaksikan sungai-sungai yang ada dibanyak daerah di Indonesia telah berubah ibarat kubangan yang sangat memperihatinkan jika digunakan oleh masyarakat sekitar. Merujuk mengapa penulis mengatakan hal yang demikian karena melihat kondisi sungai-sungai yang ada telah penuh dengan sampah dan air yang berbaur dengan limbah rumah tangga serta limbah pabrik yang membahayakan bagi perubahan kondisi air sungai terhadap makhluk hidup yang menggunakan airnya. Hal-hal seperti ini sudah menjamur dibanyak daerah terhadap sungai-sungai yang ada sehingga air sungai tersebut tidak bisa digunakan untuk keperluan yang semestinya dipakai oleh masyarakat.

Kondisi-kondisi yang demikian penulis coba menuliskan dari kutipan yang diambil dari Harian Analisa pada tanggal 30 juni yang lalu bahwa Prajurit TNI AD melakukan aksi membersihkan sampah di Sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Dan disaat para prajurit melakukan pembersihan sampah di sungai banyak terlihat warga yang melakukan aktivitas mencuci di sungai tersebut. Hal tersebut dari yang terjadi di sungai Ciliwung sangatlah memprihatinkan melihat kondisi sungai yang dipenuhi dengan sampah yang mendatangkan banyak penyakit tetapi masyarakat begitu terbiasanya memakai air sungai tersebut yang bisa mendatangkan masalah di kedepannya.

Bila diketahui manfaat air sungai sebenarnya sangatlah banyak sekali di antaranya ialah ikan-ikan yang ada di sungai dapat dikonsumsi atau dijual oleh masyarakat dan bisa dibuatnya penangkaran dengan menggunakan lingkungan sungai untuk pertumbuhan ekonomi, disamping itu air sungai sejatinya dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari yang bisa memudahkan urusan, dan air sungai dapat berguna banyak untuk melakukan pengairan terhadap sawah ataupun ladang serta hal yang menguntungkan lainnya bagi makhluk hidup yang lainnya. Mungkin begitu sederhana arti sungai bagi kita semuanya namun bila sungai telah tercemar oleh sampah-sampah anorganik ditambah air yang sudah berbaur dengan limbah berbahaya dari pabrik maka satupun point di atas takkan bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup termasuk manusia.

Peran membersihkan sungai bersama
Adalah menarik untuk menyimak dari arti sungai yang begitu penting terhadap kelangsungan hidup makhluk karena hampir semua makhluk hidup di bumi ini telah menggunakan air sungai sejak lama sebagai kebutuhan hidup yang tak bisa dilepaskan. Hal yang demikianlah menjadikan air sungai menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperdulikan dan dijaga sebagai bagian dari lingkungan bersama.

Dari kutipan yang dituliskan tadi bahwa peran prajurit TNI AD melakukan pembersihan sampah di areal sungai Ciliwung sangatlah perlu untuk dicontoh oleh semua masyarakat terhadap pentingnya peran sungai bagi semuanya. Dengan akrabnya sikap untuk membersihkan sungai dapat menciptakan sungai kembali bersih bagaimana sedia kalanya.

Arti kebersamaan bukan hanya diletakkan pada masyarakat semata namun peran pemerintah dan aktivis lingkungan turut membantu memberdayakan sungai bersih akan mampu mengatasi dari terciptanya sungai-sungai yang kotor. Dengan peran pemerintah yang sangat berperan besar akan mengkordinirkan banyak pabrik yang melakukan pengolahan akan berhati-berhati dalam pembuangan limbah yang dapat merusak air sungai menjadi berbahaya untuk dipergunakan masyarakat. Dengan tegaknya peraturan tegas terhadap pembuangan limbah pabrik oleh pemerintah baik pusat maupun di setiap daerah maka akan memperkecil terjadinya pembuangan limbah yang berbahaya dan dapat menjaga sungai itu sendiri.

Disamping itu mengarahkan pemikiran masyarakat yang seharusnya dapat peduli terhadap sungai yang menjadi bagian pokok dalam lingkungan akan membawa pengertian arus globalisasi bukanlah sesuatu yang mengarahkan pola pikir tidak peduli terhadap lingkungan dan lebih meyayangi teknologi yang mendunia sekarang ini tetapi bagaimana pun arus globalisasi yang diterima oleh semua masyarakat dapat memposisikan diri untuk peduli terhadap sungainya. Dengan demikian arus globalisai yang terjadi sekarang ini membawa pengaruh besar akan peduli terhadap membersihkan sungai yang kotor akan membawa keindahan dan dapat memicu kemajuan kota dan peradaban yang terhindar dari masalah-masalah yang dihadapi akibat sampah yang menumpuk di sungai.

Bersama dengan peran dari semua pihak terutama masyarakat tidak mudah untuk membuang sampah rumah tangganya serta sampah jenis lainnya ke dalam sungai maka dimasa kedepannya sungai-sungai dapat dipergunakan terus oleh masyarakat dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai pabrik untuk lebih mengerti arti lingkungan sehingga dapat mengolah limbah seaman mungkin untuk dapat dibuang ke sungai. Sehingga dari semua pihak yang berperan untuk menciptakan sungai kembali bersih maka memahi pentingnya sungai tercipta mempunyai peran besar terhadap kemakmuran makhluk hidup yang menggunakan dan mengelolanya dengan bijak dan tepat tanpa merusaknya.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Syariah, IAIN-SU)
Dampak Perang Bagi Kerusakan Lingkungan

Dampak Perang Bagi Kerusakan Lingkungan

1945, tepat bom atom jatuh di kota Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi dikemelut perang dunia kedua oleh serangan pesawat Amerika Serikat terhadap Jepang. Kejadian ini tak pernah hilang begitu saja yang menjadi catatan dibuku-buku sejarah sampai sekarang. Korban yang ditimbulkan dari perang tersebut tidak lah sedikit, hampir 70% penduduk kota Hiroshima dan Nagasaki wafat dengan berbagai kondisi, tidak hanya itu kerusakan yang ditimbulkan pun tidak main-main dari dahsyatnya bom atom dengan hancurnya rumah-rumah, gedung-gedung, bahkan perubahan daerah kota tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan bagi orang-orang yang tetap tinggal di dalamnya akibat senjata kimia nuklir. Dari itu vonis dunia pun mengatakan: “Hiroshima dan Nagashaki tidak bisa ditinggali untuk duapuluh tahun ke depan”.

Penghantar pernyataan di atas pada penulisan artikel lingkungan ini oleh penulis, untuk membangkitkan kembali catatan sejarah yang sudah terjadi dari peperangan. Peperangan begitu urgen diketahui khalayak, ini bukan kata baru atau suatu kelakuaan yang baru terjadi sekarang ini, sedari dulu peperangan sudah mencatatkan cerita sendiri tetapi dari pada itu dampak yang dihasilkannya pun sangat begitu hebat bagi daerah yang dijadikan adu senjata. Kerusakan-kerusakan lingkungan yang sering terjadi dari perubahan iklim, sungai yang tidak bisa digunakan lagi, atau tandusnya pohon-pohon untuk tumbuh adalah iklim dari gejolak perang yang ditimbulkan dengan senjata-senjata kimia yang sangat berbahaya.

Perbedaan ideologi ataupun sudut pandang menjadikan kemelut perang tidak mempunyai titik temu untuk berhenti. Banyak contoh negara-negara dunia dewasa ini masih berdiam dengan perangnya yakni tentara AS di Afganistasn dan Pakistan, perang saudara di Syiria, di Libya, Palestina oleh Israel dan yang lainnya, menghantarkan kerusakan yang diberikan tidak hanya kepada korban perang baik dari kalangan sipil maupun yang berperang tetapi hancurnya lingkungan sekitar memberikan dampak yang buruk dalam proses pembangunan kembali dan menghadirkan masalah baru disisi pemanasan global.

Disamping itu, belum ada catatan sejarah yang menuliskan bahwa dari peperangan yang terjadi dapat segera cepat memulihkan keadaan sekitar dengan tata lingkungan dari hijaunya pepohonan atau kemanfaatan air yang digunakan masyarakat semua itu butuh proses yang panjang.

Hadirnya senjata dalam mendukung kemenangan sebuah peperangan menjadi topik yang serius untuk diketahui bersama. Betapa tidak, semakin kejanggihan suatu senjata dapat ditingkatkan semakin besar potensi untuk bisa memenangkan sebuah peperangan oleh yang bertikai. Ini dapat diketahui, banyak negara-negara yang berperang sering menggunakan senjata kimia pemusnah masal yang menjadi permasalahan serius PBB menanggapinya. Peran senjata kimia tidaklah main-main dalam meleburkan suatu daerah dengan radius berkilo-kilo meter dan dampaknya sangat serius untuk diterima oleh manusia maupun lingkungan sekitar. Ketandusan menjadi poin serius dari sini, karena tidak akan tumbuhnya pepohanan dari tekstur tanah yang sudah berubah dari semestinya sebelum terkena senjata kimia sehingga menimbulkan dampak pemanasan global yang terjadi. Disamping itu, keracunan mungkin dapat terjadi dari senyawa asam dari penggunan kimia yang tidak stabil di dalam air jika adanya kontaminasi, hal seperti ini untuk dikonsumsi masyarakat ataupun terkena kulit saja dapat menghasilkan masalah baru yang butuh penanganan serius. 

Senjata Nuklir
Selanjutnya, kajian sekarang bagi setiap negara yang ingin menginginkan adanya nuklir disetiap negaranya membuat kelimpangan dunia untuk membenahi ini. Perkembangan dunia yang sudah tidak terbendung, dari kemajuan IPTEK ikut meramaikan untuk membangun Nuklir sebagai kepentingan tertentu. Secara positif bila dipetik, nuklir yang sudah diketahui memang memiliki kelebihan untuk membantu lingkungan agar berkembang, ini dapat dilihat dari adanya PLTN di Jepang yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik untuk pemenuhan konsumsi listrik masyarkat. Yang diketahui listrik yang dihasilkan dari nuklir dapat awet untuk sekian gram saja dari nuklir dalam pemenuhan berpuluh tahun kedepan. Disamping itu, banyak negara juga telah mendayagunakan nuklir bagi lahan pertanian dalam menghasilkan kualitas bagus dari tanaman yang ditanam. 

Disamping petikan manfaat yang dipetik, penangan nuklir tidak sama dengan penangan senyawa kimia yang lain, kontaminasi nuklir bagi lingkungan tidak lah main-main seperti kejadian tahun 1945 di kota Hiroshima dan Nagasaki. Kebocoran nuklir yang tersebar kemasyarkat dan lingkungan akan merubah menjadi bencana dimana bisa terjadi keracunan gas, ataupun matinya pepohonan serta binatang yang terkena nuklir tanpa penanganan yang benar. 

Hal-hal seperti di atas menjadikan PBB membentuk sebuah badan khusus bagi penanganan nuklir untuk dapat dibangun disebuah negara. Adalah jika negara menggunakan nuklir sebagai senjata perang sangat disayangkan bagi dampak negatif yang besar akan diterima ke depannya. Disamping musnahnya manusia yang terkena nuklir ikut juga hancur daerah tersebut juga dunia jika sampai salah penanganan penggunaan nuklir dalam peperangan. Adanya Global Warming tidak selalu disebabkan oleh efek rumah kaca atau dari asap kendalpot oleh kendaraan, lebih dari itu senjata nuklir dapat menyebabkan lebih parah dari itu bagi kehancuran bumi.

Sehingga diketahui bahwa peperangan yang timbul efek negatifnya ialah dapat merusak lingkungan yang sudah manis tercipta dari penggunaan senjata-senjata yang berbahaya untuk manusia dan lingkungan.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN-SU)