Keberadaan laut pada suatu negara adalah hal yang sangat penting untuk menunjang kemajuan perekonomian dan kelancaran dalam melakukan lalu lintas air. Karena kontribusi yang diberikan laut kepada masyarakat di suatu negara ialah dapat dimanfaatkan untuk berbagai biota laut di dalamnya untuk dikonsumsi dan diperdagangkan. Yang tidak hanya itu saja bahwa pesona laut bila terus digali manfaat yang diberikannya akan sangat banyak sekali jenisnya tergantung bagaimana manusia yang mengelolanya. Sedari itu keasrian laut juga perlu untuk dilestarikan agar jangan sampai tercemar oleh limbah sampah.
Tapi menurut laporan dari Jurnal Science dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) yang dikutip oleh berbagai media dalam negeri maupun asing merilis bahwa laut dunia telah tercemar oleh limbah sampah yang mencapai lebih dari 8,5 juta ton pada setiap tahunnya. Laut dunia yang dikotori oleh sampah kebanyakan berupa sampah plastik atau an-organik yang penguraiannya membutuhkan waktu yang sangat lama sekali. Dan dari data penelitian tersebut menunjukkan bahwa kondisi laut dunia termasuk juga Indonesia sudah tercemar oleh sampah yang perlu penanganan serius agar jumlahnya dapat dikurangi setiap tahunnya.
Betapa kita tahu bahwa laut yang fungsinya sebagai tempat tinggal dan berkembang biaknya berbagai makhluk hidup air akan terganggu bila laut sudah dicemari oleh sampah. Efek sampah yang menumpuk di atas laut sampai ribuan ton dapat dengan mudah membunuh jutaan hewan-hewan di laut dan merubah warna air laut menjadi keruh serta beracun. Hal terlihat betapa banyaknya ikan-ikan yang mati dan pergi meninggalkan lautnya yang dipenuhi sampah. Selain itu juga diketemukannya berbagai jenis Penyu yang isi perutnya dipenuhi sampah plastik. Hal ini dikarenakan sampah plastik yang mengapung di laut tampak seperti ubur-ubur sehingga tanpa sengaja dimakan oleh penyu. Tentunya sampah yang terkonsumsi oleh satwa yang hidup di laut akan bisa mengganggu sistem pencernaan. Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan mengancam kelestarian habitat hewan yang hidup di laut.
Disebutkan juga bahwa laut yang telah tercemar oleh sampah plastik akan mengalami kontaminasi dengan zat kimia yang terkandung pada sampah plastik. Terlepasnya zat kimia yang ada di sampah plastik ke dalam lautan dapat menjadikan racun berbahaya bagi kesehatan manusia. Begitu juga dengan beragam satwa laut seperti ikan, penyu, dan lainnya memakan sampah plastik akan terkena racun dan bila sampai ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka racunnya pun bisa berpindah ke dalam tubuh manusia.
Mengutip dari penelitian yang dilakukan AAAS dalam jurnal sciencenya tersebut menjelaskan bahwa terdapat 20 negara yang mempunyai andil besar dalam pencemaran laut oleh sampah-sampah plastik yang pada urutan nomor duanya diambil oleh Indonesia. Yang urutan pertama penyumbang sampah tersebesar di laut adalah negera tirai bambu Tiongkok yang mencapai 2,4 juta ton plasitk atau setara 28 % dari seluruh sampah di lautan. Adalah hal tersebut sungguh memalukan bagi Indonesia yang luas lautannya mengalahkan puluhan negara lain tapi belum bisa dalam mengkordinir pembuangan sampah di lautan.
Hentikan pembuangan sampah ke laut
Ada banyak negara yang menggantungkan kehidupan masyarakatnya untuk mencari nafkah di laut termasuk juga dengan Indonesia. Karena luasnya jalur pantai dan banyaknya masyarakat yang berpropesi atau bekerja sebagai nelayan. Tapi bila laut sudah tercemar oleh sampah plastik dan merusak ekosistem di lautan maka jutaan biota laut akan musnah yang dampaknya bisa mengurangi hasil tangkapan nelayan masyarakat tradisional ataupun modern. Disamping itu juga, sampah plastik yang mengotori lautan dunia dapat merusak kualtias air laut dengan menjadikan air laut seperti racun yang membahayakan kesehatan manusia yang memanfaatkannya.
Sedari itu memang perlu adanya upaya yang dapat mencegah sesiapapun untuk membuang limbah sampah plastiknya ke laut. Upaya tersebut dapat ditunjukkan oleh pemerintah yang mengawasi secara ketat industri-industri yang berada di pinggir laut agar tidak sembarangan membuang limbahnya. Selain itu juga bisa mengedukasi masyarakat yang hidup di dekat laut agar mampu menempatkan limbah sampah plastik agar tidak dibuang ke laut. Dan begitu juga dengan para wisatawan berwisata ke areal laut agar mengerti untuk dapat membuang sampahnya di tong sampah atau membawa sampah plastiknya pulang masing-masing.
Yang tujuan dari semua itu tak lain adalah untuk menghentikan produksi sampah plastik di laut yang setiap tahunnya mencapai puluhan juta ton. Tentunya terbayang bagi kita semua bila laut diisi oleh mayoritas gundukan sampah dibandingkan dengan populasi biota hewan laut. Yang dampaknya akan segera dirasakan berupa sulitnya bagi nelayan untuk mencari ikan dan juga mengakibatkan kematian pada satwa yang hidup di laut.
Oleh karena itu bila semua negara termasuk Indonesia diam akan persoalan sampah plastik yang sudah menumpuk di permukaan laut maka dalam masa mendatang bisa jadi angka 8,5 juta ton sampah yang menumpuk setiap tahun untuk pada setiap tahunnya berubah menjadi 20 juta ton. Sedari itu dengan kita tahu akan bahayanya sampah plastik maka perlu kesadaran tinggi untuk tidak lagi membuang sampah di laut atau membersihkan laut kita dari sampah. Karena dampaknya ialah akan terselamatkannya jutaan biota laut dari ancaman keracunan sampah plastik dan menjaga kelestarian laut kita agar tetap indah.
Sumber Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Contaminacion_del_Lago_de_Maracaibo_2.jpg
Tapi menurut laporan dari Jurnal Science dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) yang dikutip oleh berbagai media dalam negeri maupun asing merilis bahwa laut dunia telah tercemar oleh limbah sampah yang mencapai lebih dari 8,5 juta ton pada setiap tahunnya. Laut dunia yang dikotori oleh sampah kebanyakan berupa sampah plastik atau an-organik yang penguraiannya membutuhkan waktu yang sangat lama sekali. Dan dari data penelitian tersebut menunjukkan bahwa kondisi laut dunia termasuk juga Indonesia sudah tercemar oleh sampah yang perlu penanganan serius agar jumlahnya dapat dikurangi setiap tahunnya.
Gambar: Laut yang dicemari sampah |
Disebutkan juga bahwa laut yang telah tercemar oleh sampah plastik akan mengalami kontaminasi dengan zat kimia yang terkandung pada sampah plastik. Terlepasnya zat kimia yang ada di sampah plastik ke dalam lautan dapat menjadikan racun berbahaya bagi kesehatan manusia. Begitu juga dengan beragam satwa laut seperti ikan, penyu, dan lainnya memakan sampah plastik akan terkena racun dan bila sampai ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka racunnya pun bisa berpindah ke dalam tubuh manusia.
Mengutip dari penelitian yang dilakukan AAAS dalam jurnal sciencenya tersebut menjelaskan bahwa terdapat 20 negara yang mempunyai andil besar dalam pencemaran laut oleh sampah-sampah plastik yang pada urutan nomor duanya diambil oleh Indonesia. Yang urutan pertama penyumbang sampah tersebesar di laut adalah negera tirai bambu Tiongkok yang mencapai 2,4 juta ton plasitk atau setara 28 % dari seluruh sampah di lautan. Adalah hal tersebut sungguh memalukan bagi Indonesia yang luas lautannya mengalahkan puluhan negara lain tapi belum bisa dalam mengkordinir pembuangan sampah di lautan.
Hentikan pembuangan sampah ke laut
Ada banyak negara yang menggantungkan kehidupan masyarakatnya untuk mencari nafkah di laut termasuk juga dengan Indonesia. Karena luasnya jalur pantai dan banyaknya masyarakat yang berpropesi atau bekerja sebagai nelayan. Tapi bila laut sudah tercemar oleh sampah plastik dan merusak ekosistem di lautan maka jutaan biota laut akan musnah yang dampaknya bisa mengurangi hasil tangkapan nelayan masyarakat tradisional ataupun modern. Disamping itu juga, sampah plastik yang mengotori lautan dunia dapat merusak kualtias air laut dengan menjadikan air laut seperti racun yang membahayakan kesehatan manusia yang memanfaatkannya.
Sedari itu memang perlu adanya upaya yang dapat mencegah sesiapapun untuk membuang limbah sampah plastiknya ke laut. Upaya tersebut dapat ditunjukkan oleh pemerintah yang mengawasi secara ketat industri-industri yang berada di pinggir laut agar tidak sembarangan membuang limbahnya. Selain itu juga bisa mengedukasi masyarakat yang hidup di dekat laut agar mampu menempatkan limbah sampah plastik agar tidak dibuang ke laut. Dan begitu juga dengan para wisatawan berwisata ke areal laut agar mengerti untuk dapat membuang sampahnya di tong sampah atau membawa sampah plastiknya pulang masing-masing.
Yang tujuan dari semua itu tak lain adalah untuk menghentikan produksi sampah plastik di laut yang setiap tahunnya mencapai puluhan juta ton. Tentunya terbayang bagi kita semua bila laut diisi oleh mayoritas gundukan sampah dibandingkan dengan populasi biota hewan laut. Yang dampaknya akan segera dirasakan berupa sulitnya bagi nelayan untuk mencari ikan dan juga mengakibatkan kematian pada satwa yang hidup di laut.
Oleh karena itu bila semua negara termasuk Indonesia diam akan persoalan sampah plastik yang sudah menumpuk di permukaan laut maka dalam masa mendatang bisa jadi angka 8,5 juta ton sampah yang menumpuk setiap tahun untuk pada setiap tahunnya berubah menjadi 20 juta ton. Sedari itu dengan kita tahu akan bahayanya sampah plastik maka perlu kesadaran tinggi untuk tidak lagi membuang sampah di laut atau membersihkan laut kita dari sampah. Karena dampaknya ialah akan terselamatkannya jutaan biota laut dari ancaman keracunan sampah plastik dan menjaga kelestarian laut kita agar tetap indah.
Sumber Gambar:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Contaminacion_del_Lago_de_Maracaibo_2.jpg
Buang lah sampah pada tempatnya bukan di laut atau sembarangan.
ReplyDeleteMakasih infonya jadi nambah wawasan.
bener mas Ferdi, soalnya kalau laut kita terus-terusan tercemat limbah dan sampah an-organik, mungkin dimasa depan kita sulit makan ikan, hehe
Delete