Tuesday, October 31, 2017

Kumpulan Puisi X

Hambar
Tak enak mulut ini menyentuh apa saja
Tampak sama dengan rasa yang hambar
Karena sakit sedang asyik bermain di tubuh ini
Membuat selera yang patah mengempiskan badan yang memang tak gemuk
Tapi mulut harus dipaksa mengunyah walau rasa mengigil memukul
Agar hambarnya makanan itu lekas hilang selamanya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Hembusan Angin
Angin itu datang begitu lamban sekali
Seperti menari-nari melewati orang berkerumun
Liuk-liuk hembusan angin itu berirama bernyanyi di depan daun telinga
Wajah pun tampak riang sambil bersandar di batang pohon rindang
Menikmati semilir angin yang membuat lupa masalah di kepala.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016. 


Turunkan Harga
Ketika bulan yang membuat nafsu menjadi liar
Ikut pula menyeret harga pangan merangkak naik
Itu membuat ada yang sengsara
Karena harga mahal itu ada banyak yang tak makan
Yang bisa membuat mereka hanya meringkuk sakit
Jadi turunkanlah harga.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Hampa
Ruang yang terasa ramai diisi oleh beragam warna
Terlihat juga ada canda, tawa, dan tangisan yang saling beradu
Diseru berbagai macam makhluk yang ada ekspresi di wajahnya
Tapi semua tampak jenuh terlihat oleh suatu kehampaan
Yang tetap merasa sendiri di tengah ramai terus beradu
Hingga kehampaan yang dirasakan.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015. 


Asap
Dikatakan negeri yang penuh dengan hutan itu membahagiakan
Karena menghasilkan udara yang menyejukkan dada
Tapi dalam kenyataan yang tak pernah diinginkan
Hutan yang luasnya tak terpandang lagi
Perlahan diendus oleh api yang melahapnya tanpa henti
Asap berhamburan dari hutan yang katanya menyejukkan itu
Yang akhirnya asap-asap itu terus merangkak tanpa tahu kemana arahnya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015. 


Perahu Yang Melaut
Deru angin kadang dapat menjadi bencana dahsyat di tengah laut
Yang bisa menerbangkan air setinggi mata menatapnya
Laut yang jarang tenang itu sering diarungi oleh perahu-perahu
Dengan rasa takut yang tak lagi dihiraukan dimana berada
Untuk mengajak ikan beramai-ramai ikut merapat ke pantai
Demi hari esok dapat tetap cerah agar kembali bisa berlayar.

Beranda Sanggar Pelangi 2015. 


Harapan
Ada berjuta-juta harapan yang tertuang dalam doa
Doa yang dijeritkan dari tindakan yang tak pernah mengeluh
Tidak dengan merusak atau saling menganiaya
Untuk menunjukkan pada sang penguasa
Bahwa doa yang dilantunkan itu terselip harapan besar dari jutaan orang
Agar hidup dapat sejahtera dan jauh dari kesedihan.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.

Related Posts

  • Kumpulan Puisi XX (20) Menanti PagiMata tak bisa menutup rapatKala malam sudat teramat larut dengan tanpa apapun yang ada dilangitDisuguhi den… Read More
  • Kumpulan Puisi XVIII Melamun Agaknya negeri ini sedang dilanda keriuhanSeperti terpaan angin yang mengamburkan apa yang dijamahnyaYang saat … Read More
  • Kumpulan Puisi XVII MacetSuara bising selalu menghiasi jalan rayaDisesaki kendaraan yang tak bisa bergerak leluasaTerjebak di antara deru s… Read More
  • Kumpulan Puisi XIX Menanti HujanRiak suara hujan ramai membanjiri tanah-tanah yang sudah lama keringTapi tanah itu bukanlah sekarang sedan… Read More
  • Kumpulan Puisi XXI Mengatup Rasa ItuRasa yang sudah mengatupIbarat seperti tumbuhan putri maluTersentuh jemari dengan sapaan tidak disenga… Read More

0 komentar:

Post a Comment