“dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukur kepada Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepadaKulah kembalimu” (QS. Luqman: 14)
Sosok ibu adalah seorang figur yang tersangkut paut dengan apa yang dirasakan oleh anak-anaknya. Ketika seorang anak sukses maka kesuksesannya tersebut bukan karena usahanya semata tapi atas restu ibu dan ayahnya yang turut mendoakan dan menyokong impian anaknya. Tapi terkadang jasa ibu dan ayah terkadang terlupa begitu saja bagi anak yang mengira suksesnya disebabkan atas kerja kerasnya yang tanpa dibantu oleh siapapun termasuk ibunya.
Dalam ayat suci Al-quran pada surat Luqman ayat 14 sebagaimana telah dituliskan di atas telah jelas bahwa Allah Swt, menyuruh kepada semua manusia agar berbakti kepada kedua orang tuanya, baik kepada Ibunya yang telah mengandung selama sembilan bulan dan membawa kandungan itu terus hingga melahirkan tanpa keluhan apapun serta kepada ayah yang juga menjaga dan merawat hingga dewasa. Sehingga menjadi renungan bagi para anak yang masih mempunyai kedua orang tua untuk betul-betul menyadari kesuksesan yang diraih adalah karena figur ibu dan ayah yang tanpa letih menangis mendoakan anak-anaknya agar sukses.
Dewasa ini kemajuan peradaban yang telah merubah berbagai nilai di tatanan masyarakat sedikit banyaknya telah berdampak serius akan prilaku seorang anak kepada ibu dan ayahnya. Seperti yang dipertontonkan film-film di televisi yang bersumber dari belahan dunia barat sana jelas perkataan seorang anak yang berkata kepada kedua orang tuanya dengan sebutan “you” dan bahkan menunjuk telunjuknya tepat di wajah kedua orang tuanya tanpa merasa bersalah. Tentunya hal tersebut adalah sebuah contoh yang menirukan prilaku yang tidak punya adab lagi kepada orang tua sehingga inilah yang ditakutkan akan ditiru oleh para anak di negara kita.
Bahwa dalam sejarah bahwa Nabi Muhammad Saw sudah menjadi yatim saat berada di dalam kandungan ibunya Siti Aminah dan hanya ibunya lah satu-satunya sosok orang tua yang berada disisi Muhammad ketika kecil. Tapi ibunda Siti Aminah tidak pernah mengeluh kepada ayahnya tentang dirinya yang mengasuh Muhammad tanpa mendapat asuhan dari ayahnya yang sudah meninggal. Dan Muhammad bin Abdullah pun sangat menyayangi ibunya sepenuh hati tanpa pernah menggerutu ataupun berkata “ah” terhadap semua yang dikatakan ibunya. Menakjubkan bagaimana Muhammad yang dalam asuhan ibunya Siti Aminah hanyalah selama enam tahun tapi selama enam tahun tersebut Muhammad yang diasuh oleh ibunya telah tumbuh kembang menjadi lelaki yang arif, adil, jujur, amanah, tanpa pernah sekalipun melakukan perbuatan dosa kepada orang-orang. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Siti Aminah adalah sosok ibu yang berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang berbudi luhur dan patut direnungkan oleh kita semua.
Orang-orang sukses
Adanya orang-orang sukses baik dari segi materil, karir ataupun kemapanan dalam hal lainnya sejatinya sebagian besar karena peran orang tua yang turut mensukseskannya. Hal ini jangan dipungkiri, bergumamnya Proklamasi oleh Bung Karno disebabkan beliau diasuh oleh Ida Ayu Nyoman Rai adalah sosok ibu yang mengajari Soekarno muda dengan pengajaran agama yang benar, akhlak yang santun, dan menanamkan di hati anaknya untuk selalu menghormati kedua orang tuanya. Sama dengan tokoh-tokoh besar lainnya seperti Hasyim Asyari pendiri NU, KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, dan figur terkenal lainnya adalah besar atas cinta dari sosok seorang ibu yang tulus mendoakan mereka semua. Tentunya ini jelas bagi kita semua bahwa orang-orang besar dengan prestasi yang tak bisa dihitung dengan uang dibesarkan dari keridhoan para orang tua mereka.
Adalah di zaman ini melihat realita yang ada disekitar kita banyak sudah mengetahui dari prilaku seorang anak yang tega menyakiti hati dan raga ibunya karena tidak dituruti permintaannya, dan ada juga yang bahkan berani membunuh ibunya karena masalah sepele. Sehingga hal inilah menyumbat suksesnya seorang anak dalam menggapai cita-citanya karena tersakitinya hati ibunya yang seharusnya dilindungi, disayangi, dan dipatuhi. Padahal Rasulullah Saw bersabda: “keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan kedua orang tua dan murka Allah pun tergantung pada murkanya kedua orang tua” (HR Al-Hakim).
Sepatutnya disadari bersama-sama jangan sampai dari mulut kita keluar kalimat-kalimat yang bisa menyinggung persaan hati ibu bapak kita karena bisa jadi murka Allah-lah yang akan kita dapatkan. Sehingga menyayangi, merawat, memberi nafkah, mempererat tali silaturrahmi untuk kepada ibu bapak kita. Dari itu, penulis mengajak semuanya untuk menyadari bahwa kesuksesan yang kita raih adalah berkat doa restu kedua orang tua kita. Dan semoga selalu menyadarkan kita untuk dapat selalu berbakti kepada ibu dan ayah sampai kapanpun tanpa mengenal waktu. Amiin.
Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Semester III A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN SU)
Sosok ibu adalah seorang figur yang tersangkut paut dengan apa yang dirasakan oleh anak-anaknya. Ketika seorang anak sukses maka kesuksesannya tersebut bukan karena usahanya semata tapi atas restu ibu dan ayahnya yang turut mendoakan dan menyokong impian anaknya. Tapi terkadang jasa ibu dan ayah terkadang terlupa begitu saja bagi anak yang mengira suksesnya disebabkan atas kerja kerasnya yang tanpa dibantu oleh siapapun termasuk ibunya.
Dewasa ini kemajuan peradaban yang telah merubah berbagai nilai di tatanan masyarakat sedikit banyaknya telah berdampak serius akan prilaku seorang anak kepada ibu dan ayahnya. Seperti yang dipertontonkan film-film di televisi yang bersumber dari belahan dunia barat sana jelas perkataan seorang anak yang berkata kepada kedua orang tuanya dengan sebutan “you” dan bahkan menunjuk telunjuknya tepat di wajah kedua orang tuanya tanpa merasa bersalah. Tentunya hal tersebut adalah sebuah contoh yang menirukan prilaku yang tidak punya adab lagi kepada orang tua sehingga inilah yang ditakutkan akan ditiru oleh para anak di negara kita.
Bahwa dalam sejarah bahwa Nabi Muhammad Saw sudah menjadi yatim saat berada di dalam kandungan ibunya Siti Aminah dan hanya ibunya lah satu-satunya sosok orang tua yang berada disisi Muhammad ketika kecil. Tapi ibunda Siti Aminah tidak pernah mengeluh kepada ayahnya tentang dirinya yang mengasuh Muhammad tanpa mendapat asuhan dari ayahnya yang sudah meninggal. Dan Muhammad bin Abdullah pun sangat menyayangi ibunya sepenuh hati tanpa pernah menggerutu ataupun berkata “ah” terhadap semua yang dikatakan ibunya. Menakjubkan bagaimana Muhammad yang dalam asuhan ibunya Siti Aminah hanyalah selama enam tahun tapi selama enam tahun tersebut Muhammad yang diasuh oleh ibunya telah tumbuh kembang menjadi lelaki yang arif, adil, jujur, amanah, tanpa pernah sekalipun melakukan perbuatan dosa kepada orang-orang. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Siti Aminah adalah sosok ibu yang berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang berbudi luhur dan patut direnungkan oleh kita semua.
Orang-orang sukses
Adanya orang-orang sukses baik dari segi materil, karir ataupun kemapanan dalam hal lainnya sejatinya sebagian besar karena peran orang tua yang turut mensukseskannya. Hal ini jangan dipungkiri, bergumamnya Proklamasi oleh Bung Karno disebabkan beliau diasuh oleh Ida Ayu Nyoman Rai adalah sosok ibu yang mengajari Soekarno muda dengan pengajaran agama yang benar, akhlak yang santun, dan menanamkan di hati anaknya untuk selalu menghormati kedua orang tuanya. Sama dengan tokoh-tokoh besar lainnya seperti Hasyim Asyari pendiri NU, KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, dan figur terkenal lainnya adalah besar atas cinta dari sosok seorang ibu yang tulus mendoakan mereka semua. Tentunya ini jelas bagi kita semua bahwa orang-orang besar dengan prestasi yang tak bisa dihitung dengan uang dibesarkan dari keridhoan para orang tua mereka.
Adalah di zaman ini melihat realita yang ada disekitar kita banyak sudah mengetahui dari prilaku seorang anak yang tega menyakiti hati dan raga ibunya karena tidak dituruti permintaannya, dan ada juga yang bahkan berani membunuh ibunya karena masalah sepele. Sehingga hal inilah menyumbat suksesnya seorang anak dalam menggapai cita-citanya karena tersakitinya hati ibunya yang seharusnya dilindungi, disayangi, dan dipatuhi. Padahal Rasulullah Saw bersabda: “keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan kedua orang tua dan murka Allah pun tergantung pada murkanya kedua orang tua” (HR Al-Hakim).
Sepatutnya disadari bersama-sama jangan sampai dari mulut kita keluar kalimat-kalimat yang bisa menyinggung persaan hati ibu bapak kita karena bisa jadi murka Allah-lah yang akan kita dapatkan. Sehingga menyayangi, merawat, memberi nafkah, mempererat tali silaturrahmi untuk kepada ibu bapak kita. Dari itu, penulis mengajak semuanya untuk menyadari bahwa kesuksesan yang kita raih adalah berkat doa restu kedua orang tua kita. Dan semoga selalu menyadarkan kita untuk dapat selalu berbakti kepada ibu dan ayah sampai kapanpun tanpa mengenal waktu. Amiin.
Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Semester III A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN SU)
0 komentar:
Post a Comment